Tubuh Dipenuhi Dengan Racun
Tubuh Dipenuhi Dengan Racun
Ketika semua orang mendengarnya, mereka saling melirik dan berkata, "Kalau begitu, ayo pergi! Jangan buang waktu lagi di sini." Waktu mereka sangat berharga. Jika mereka tidak berhasil keluar dari hutan dalam batas waktu yang ditentukan, maka kemungkinan besar mereka tidak akan dapat bertahan hidup.
"Lewat sini," ucap pria yang berbicara sebelumnya. Dia memimpin jalan sehingga semua orang mengikutinya.
Meskipun ini adalah hutan, selain kicauan burung yang berasal dari cabang-cabang pohon, bahkan tidak ada satupun binatang buas yang berkeliaran di hutan. Tetua Hantu tidak memberi mereka pil puasa, jadi ketika mereka kehabisan energi karena lapar, kecepatan mereka mulai melambat.
"Aku menangkap seekor ular. Ini memang tidak banyak, tapi sudah cukup untuk dibagikan kepada beberapa orang." Bi San berjalan ke arah sekelompok orang yang sedang beristirahat di bawah pohon sambil membawa ular yang tidak bergerak di tangannya.
Setelah orang-orang melihat ular itu, beberapa dari mereka mulai memetik ranting dan menguliti ular sedangkan beberapa orang lainnya menyalakan api unggun. Mereka bersiap untuk memanggang ular itu dan membaginya. Meskipun tidak banyak yang bisa dibagikan di antara mereka, namun setidaknya itu adalah sesuatu yang bisa dimakan.
Namun, setelah Feng Jiu melirik mereka, dia berkata: "Jangan buang waktu kalian, ular ini tidak bisa dimakan."
Semua orang berbalik dan menatapnya.
"Kenapa kita tidak bisa memakannya?" tanya Bi San.
"Ini adalah ular berbisa." Feng Jiu menjawab.
"Selama empedu ular dikeluarkan, dagingnya masih bisa dimakan," ucap Bi San. Dia menangani ular itu dengan gesit dan mengupas kulit ular. "Aku sudah makan banyak ular berbisa selama aku bepergian di luar. Bahkan jika aku belum pernah menemukan ular berbisa semacam ini sebelumnya, apa yang membedakan ular ini dengan ular berbisa lainnya?"
Menurutnya, selama disiapkan dengan benar, ular ini pasti bisa dimakan. Bagaimana mungkin tidak bisa dimakan?
"Daging ular jenis ini juga berbisa. Jika kamu memakannya, maka kamu akan lumpuh dan mati." Feng Jiu menjawab sambil menatap tangan Bi San yang berlumuran darah. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Darah ular ini juga beracun. Apa kamu masih menginginkan tanganmu?"
Semua orang menatap wajah Feng Jiu yang sedang serius. Dia sepertinya tidak berbohong sehingga mereka mulai ragu ketika mereka melihat ular ini. Bi San baru saja akan mengatakan bahwa dia tidak apa-apa ketika tangannya tiba-tiba mati rasa. Dia pun menjatuhkan ular ke tanah dengan kaget..
Ketika mereka melihatnya, keraguan di hati mereka menghilang. Mereka segera bertanya kepada Feng Jiu, "Apa kamu memahami obat-obatan? Apa ada obat penawar darah di tangannya? Kalau tidak ada obat penawar, apa yang akan terjadi?"
Selama mereka bepergian di luar sebelumnya, mereka belum pernah menemukan ular berbisa seperti ini. Tempat neraka macam apa ini?!
Bi San melihat tangannya yang kini terlihat kemerahan. Meskipun hatinya merasa campur aduk, tetapi dia tidak mengatakan apa-apa. Apalagi yang bisa dia katakan? Dia sudah diberi peringatan namun dia tidak mengindahkan saran itu. Siapa yang bisa dia salahkan selain dirinya sendiri?
Feng Jiu meliriknya dan bertanya: "Dari mana kamu menangkap ular ini? Kemungkinan besar, tanaman untuk obat penawar ada di dekat markas ular."
"Di depan." Bi San berkata sambil berjalan ke tempat dia menemukan ular itu.
Feng Jiu berjalan di belakangnya bersama yang lainnya. Mereka memandang Feng Jiu dengan terkejut. Mereka tidak menyangka pemuda yang tampak biasa ini memiliki pengetahuan medis. Dia juga tampak cukup mahir.
Mereka mengikutinya tanpa mengatakan apa-apa. Tanpa diduga, mereka melihat pemuda berbaju biru itu berhenti berjalan dan mengulurkan tangan untuk menarik Bi San ke arahnya.