Menerkam ke Depan
Menerkam ke Depan
Harimau Gerhana Iblis melompat ke udara. Langkahnya tiba-tiba terhenti karena awan debu yang menghalangi pandangannya. Ketika ia bisa melihat dengan jelas, sepasang mata harimaunya dipenuhi dengan amarah!
Manusia kecil ini berani melarikan diri! Berani sekali! Saat itu, ia segera berputar dan pandangannya yang penuh amarah jatuh pada sosok berbaju biru yang menjerit dan berlari ke depan. Tanpa menunggu perintah Tuannya, ia langsung meraung dan melompat ke depan untuk mengejar sosok itu.
"Roaaar!"
"Aaahhhh!"
Raungan binatang buas yang ganas dan teriakan panik pemuda berbaju biru menggema di alun-alun. Sekitar lebih dari tiga ratus orang tampak linglung ketika mereka menyaksikan pemuda itu dikejar dengan kejam oleh harimau ganas.
Kultivasi milik pemuda itu baru mencapai tingkat Foundation! Binatang buas itu adalah Binatang Suci tingkat puncak! Bagaimana pemuda itu bisa lolos dari mulut harimau? Dia terus berlari mengelilingi alun-alun dengan kejaran binatang buas, tapi kenapa binatang buas itu belum menggigitnya?
Kotoran dan pasir di alun-alun menutupi pandangan semua orang ketika seekor harimau ganas dan seorang pemuda berlari berputar-putar. Setelah mereka tersadar dari lamunan, mereka menoleh pada Tetua Hantu yang ada di depan mereka.
Apakah Tetua Hantu melepaskan binatang kontraknya karena dia benar-benar ingin mengambil nyawa pemuda itu? Meskipun mereka semua kejam dan tidak manusiawi, tentunya dia tidak berniat menggunakan mayatnya untuk berkultivasi, bukan? Bahkan jika pemuda itu harus dimusnahkan, dia tidak membutuhkan metode brutal seperti ini, bukan?
Bahkan kultivator terkuat di antara mereka tidak akan bisa lepas dari mulut binatang kontrak miliknya, apalagi pemuda kurus berpakaian biru itu. Pemuda kurus berpakaian biru itu belum terbunuh karena dia masih memiliki kekuatan fisik. Begitu dia kehabisan kekuatan fisiknya, tidak diragukan lagi bahwa mereka akan menyaksikan adegan penuh darah…
Tetua Hantu menyipitkan matanya ketika dia menyaksikan pemandangan di depan. Kilatan tajam melintas di matanya yang tertuju pada pemuda berpakaian biru yang berlari liar di sekitar alun-alun. Dia pun tenggelam dalam pikirannya.
Tekanan aura yang dipancarkan pemuda itu memang dari seorang kultivator tingkat Foundation. Bahkan ketika dia berlari dan berteriak dengan panik, tekanan yang menyebar dari suaranya jelas menjadi aura kultivator tingkat Foundation.
Selain itu, sepertinya tidak ada sesuatu yang mengejutkan atau istimewa tentang caranya berlari. Dia berlari dengan panik dan tergesa-gesa. Langkahnya juga terlihat biasa saja. Jika ada sesuatu yang istimewa, itu hanya karena dia berlari lebih cepat daripada kebanyakan orang.
Bagaimana dia harus mengatakannya? Bagaimana dia harus menggambarkannya?
Tetua Hantu berpikir sebentar. Tanpa diduga, sebuah gambaran terlintas di benaknya. Itu dia, cara berlari pemuda itu mengingatkannya pada seekor kelinci yang berlari dengan panik sedangkan mulut harimau mengikutinya dari dekat.
"Roaaar!"
Harimau Gerhana Iblis ingin menyemburkan api sehingga raungannya semakin kuat dan keras. Suaranya dipenuhi dengan amukan dan rasa frustasi.
Manusia sialan! Anak muda sialan itu berlari lebih cepat dari kelinci! Harimau itu yakin bahwa ia pasti bisa mengejarnya!
"Ah! Tolong aku! Tolong... jangan gigit aku, jangan gigit aku…"
Feng Jiu terus berlari sambil berteriak dengan panik. Saat ini, dia juga terengah-engah seperti sedang kehabisan napas. Kecepatannya juga tampak melambat. Jubah birunya terbang di belakang saat dia berlari. Di sisi lain, Harimau Gerhana Iblis tiba-tiba melompat ke depan dan mencoba menggigit pakaiannya, tapi entah kenapa ia meleset dan malah mendapat seteguk tanah dan pasir. Kejadian ini membuatnya lebih jengkel.
"Roaaar!"
Dasar manusia! Raja ini akan memberikan pelajaran padamu!
Feng Jiu yang berlari liar tampaknya sedang tersandung batu dan tersungkur ke depan. Dia pun jatuh ke tanah dan pasir, pada saat yang sama, Harimau Gerhana Iblis mengambil kesempatan untuk menerkam ke depan …