Terjebak
Terjebak
"Kakek Tan, apa anda tinggal sendirian?" Feng Jiu melihat sekelilingnya. Dia menduga hanya satu orang yang tinggal di halaman ini.
"Mm." Pria tua itu memilah-milah tanaman obat di rak dan mengabaikan Feng Jiu.
Feng Jiu duduk di halaman sambil menyangga dagunya dengan satu tangan. Dia mengawasi sosok yang sedang memilah obat. Dia berpikir dalam hati, apa yang dilakukan Paviliun Pengumpul Harta Karun itu? Dan siapa pria yang ada di lantai dua?
"Kenapa kamu belum pergi?" Setelah lebih dari satu jam, pria tua itu berbalik badan dan menatap pemuda yang duduk di tangga di halaman. Dia mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa kamu belum pergi?"
"Hah? Kemana aku harus pergi?" Feng Jiu mengedipkan mata.
"Tentu saja kembali ke rumahmu." Pria tua itu menjawab.
Feng Jiu hanya bisa tersenyum dan menyipitkan matanya.. "Kakek Tan, bukankah anda mengatakan bahwa saya adalah cucu anda? Saya di sini untuk mencari perlindungan dari anda."
Pria tua itu terdiam. "Aku sudah menyelamatkanmu." Mengapa pemuda ini masih menempel padanya?
"Menyelamatkan saya? Tapi saya tidak melihat bahaya! " Feng Jiu tersenyum.
Pria tua itu hampir tersedak. Dia tidak berbicara lagi dan hanya melirik Feng Jiu sebentar sebelum berbalik badan ke dalam ruangan.
Feng Jiu berdiri dan menepuk jubahnya yang berdebu. Kemudian, dia mengikuti pria tua itu. "Kakek, ada dua kamar di halaman. Bisakah anda memberi saya kamar ini?"
Dia membuka pintu dan melihat ke dalam tanpa bersikap sopan. Ruangan itu terlihat rapi dan ada banyak barang, tapi tempat itu sepertinya sudah lama kosong dan meja ternoda dengan debu.
Di malam hari, di atas meja batu di dalam halaman, pria tua itu menatap piring-piring kecil di depannya. Entah apa yang sedang dia pikirkan sekarang. Dia hanya melirik Feng Jiu dan mengambil lauk dengan wajah cemberut.
"Kakek Tan, makanlah lebih banyak." Feng Jiu memberi beberapa makanan kepada orang tua itu. Dia merasa aneh. Pria tua ini adalah Kultivator Surgawi tahap menengah dan sangat kuat, tapi kenapa dia menekan kekuatannya?
Akhirnya, dia terus menempel pada pria tua itu dan duduk di halaman kecil. Dia berpikir bahwa pria tua itu sangat aneh. Karena dia perlu melakukan apa-apa, dia tinggal di sini dan terus mengawasi pria tua itu.
Dua hari kemudian, Feng Jiu terbangun pada siang hari lalu pergi untuk membeli sayuran dan susu kambing untuk bayi harimau. Ketika dia tidak sibuk, dia pergi ke warung milik pria tua itu untuk membantu menjaga kios.
Dia sebenarnya hanya duduk dan menyaksikan pria tua itu berjualan. Setelah menghancurkan tanaman obat menjadi bubuk, Tetua Tan mencampurnya menjadi beberapa obat yang umum digunakan untuk dijual di kios. Kadang-kadang, dia mengambil satu atau dua botol obat ke Paviliun Pengumpul Harta Karun untuk barter.
Pada hari mereka bertemu, Tetua Tan juga pergi ke sana untuk barter, tapi dua hari berikutnya, dia tidak pergi ke Paviliun Pengumpul Harta Karun lagi.
Beberapa kenalan melihat Tetua Tan duduk di sana dengan wajah cemberut, tapi ada seorang pemuda tampan yang duduk di sampingnya. Mereka akhirnya bertanya sambil tersenyum. "Tetua Tan, siapa pemuda ini?"
Tanpa menunggu jawaban dari Tetua Tan, Feng Jiu yang duduk di sebelahnya langsung tersenyum sambil menyipitkan matanya. "Saya cucunya."