Masih Belum Bangun
Masih Belum Bangun
Nafasnya menjadi tidak teratur dan kilatan cahaya redup melayang di matanya. Dia bahkan tidak bisa menahan diri untuk tidak menelan ludah. Tatapannya yang lapar tertuju pada dada Feng Jiu dan tidak bisa menjauh dalam waktu yang lama.
"Sangat cantik…"
Suaranya terdengar serak seolah nafasnya tiba-tiba tersumbat. Pikiran dan tubuhnya dalam kondisi gelisah. Dia juga memiliki dorongan yang kuat untuk memilikinya.
Namun, dia pernah memberitahu bahwa dia akan menjaga malam terindah mereka untuk malam pernikahan, jadi...
Wajah Feng Jiu yang mempesona berada tepat di depan matanya, alisnya yang miring, sudut matanya yang agak melengkung dan bibirnya yang sedikit tersenyum. Dia memancarkan pesona memikat yang menarik orang lain untuk melakukan dosa.
Setelah Feng Jiu mengangkat tangannya, Xuanyuan Mo Ze membantu melepas pakaiannya hampir dalam sekejap mata. Dia bahkan memeluknya dan membawanya ke dalam bak mandi. Ketika mereka memasuki bak mandi, air memercik dan meluap ke tanah. Suara tetesan air, kelopak bunga yang melayang, serta aroma samar bunga menembus udara bercampur dengan emosi yang menggebu-gebu.
Di malam hari.
Shangguan Wanrong yang sedang menganggur memutuskan untuk memasak beberapa hidangan. Karena Chen Dao dan Lu Heng sudah kembali, tidak banyak orang yang tinggal di sana jadi dia hanya memasak beberapa hidangan.
Setelah semua makanan tersaji di atas meja, Shangguan Wanrong melihat sekeliling dan bertanya, "Leng Shuang, di mana Jiu Kecil? Kenapa aku belum melihatnya?"
Leng Shuang merenung sedikit. Setelah berpikir beberapa saat, dia akhirnya menjawab. "Nona pasti sedang ada di halaman rumahnya."
"Kalau begitu, panggil Jiu Kecil dan Mo Ze untuk makan malam!" Shangguan Wanrong tersenyum. Kemudian, dia duduk dan beristirahat sambil menuangkan secangkir teh. Dia pun minum sambil menunggu kedatangan mereka.
"Iya." Leng Shuang keluar.
Di sisi lain, Bayangan Satu dan Serigala Abu-abu yang menjaga di luar halaman Feng Jiu tetap diam, tapi mata mereka lebih cerah daripada biasanya. Bayangan Satu sesekali mengarahkan pandangannya ke halaman utama seolah-olah dia sedang menunggu Tuan dan Nona mereka keluar.
Namun, Serigala Abu-abu menatap lekat-lekat ke halaman utama. Dia menjadi gatal karena penasaran. Apakah Tuan akhirnya 'memakan' Dokter Hantu? Dia tidak mendengar apa-apa sepanjang sore. Apakah mereka tidur siang dan tidak melakukan apa-apa?
Setelah dia memikirkan hal ini, dia tidak dapat menahan diri untuk bertanya, "Bayangan Satu, apakah menurutmu mereka telah melakukannya?" Pertanyaannya tidak terjawab cukup lam jadi Serigala Abu-abu menoleh sambil menyikutnya. "Aku bertanya padamu!"
"Aku tidak tahu."
Bayangan Satu menjawabnya dengan dingin. Dia melihat Leng Shuang datang dari sudut matanya, lalu dia memberikan isyarat pada Serigala Abu-abu untuk menoleh ke sana.
Setelah Serigala Abu-abu melihat Leng Shuang, dia menyeringai dan bergegas berdiri di depannya. "Leng Shuang, kenapa kamu di sini? Apakah ada masalah?"
Leng Shuang mengerutkan kening ketika dia melihat Serigala Abu-abu menghalangi jalannya. Dia justru berbicara sambil melirik Bayangan Satu, "Apa yang kalian berdua lakukan di sini? Apakah Tuan Neraka juga ada di sini? Nyonya telah menyiapkan makan malam. Dia memintaku untuk mengundang mereka makan malam."
Dia hendak lanjut berjalan, tapi jalannya dihalang lagi.
"Tunggu, tunggu." Serigala Abu-abu menatapnya dengan malu-malu. "Mereka belum keluar! Jangan pergi ke sana dan merusak suasana."
"Merusak apa?" Leng Shuang tercengang. Dia melirik ke halaman dan tidak menemukan pasangan itu. Jadi, apakah mereka sedang berada di dalam kamar?
"Mereka masih belum bangun!" Saat Serigala Abu-abu mengatakan ini, dia tiba-tiba mendengar suara pintu terbuka.