Mengunjungi Ibu Angkatnya
Mengunjungi Ibu Angkatnya
"Tidak apa-apa." Shangguan Wanrong menggelengkan kepalanya.
Leng Shuang berdiri dan berkata, "Itu semua salah saya. Ketika saya berbicara tentang apa yang terjadi di masa lalu, itu membuat Nyonya sedih dan menangis."
Leng Hua merasa lega setelah dia mendengarnya. Dia akhirnya tersenyum lembut. "Nyonya, semuanya sudah berlalu. Tolong jangan sedih, Nona Muda baik-baik saja sekarang. Saya rasa dia tidak ingin membuat anda bersedih karena masa lalunya."
"Mm, aku tahu." Shangguan Wanrong mengiyakan dan menyeka air matanya.
Leng Hua berjalan maju dan lanjut berkata. "Ngomong-ngomong, Nyonya, kakak angkat Nona Muda datang. Namanya adalah Guan Xilin, Nona Muda pasti pernah menyebutkan tentang dia di depan anda!"
"Apakah itu dia? Apakah dia disini?" Shangguan Wanrong tertegun sejenak. Dia pun berdiri dan bertanya. "Jiu kecil sudah memberitahuku tentang kakak laki-lakinya. Dimana dia?"
"Dia ada di aula depan. Dia baru saja tiba di kota hari ini dan dia mengatakan bahwa dia inign bertemu Nyonya. Setelah dia tahu bahwa Nyonya ada di sini, dia segera datang untuk memberi penghormatan." Leng Hua menjawab. "Dia juga membawa berita tentang Nona Muda."
Shangguan Wanrong buru-buru memberitahu Leng Hua. "Kalau begitu, aku akan pergi menemuinya." Dia meminta Leng Hua dan Leng Shuang untuk menemaninya pergi ke aula depan.
Guan Xilin sedang menunggu di aula sambil minum teh. Tidak lama kemudian, dia mendengar langkah kaki datang dari luar. Setelah dia menoleh dan melihat kedatangan mereka, dia meletakkan cangkirnya lalu berdiri.
"Xilin telah bertemu dengan Ibu Asuh." Dia menyambut dengan hormat. Ketika Shangguan Wanrong memasuki aula, dia segera maju dan berlutut untuk memberi hormat padanya.
Shangguan Wanrong yang mendengar panggilan 'Ibu Asuh' bergegas melangkah maju untuk membantu Guan Xilin berdiri. "Silahkan berdiri." Setelah Shangguan Wanrong membantunya berdiri, dia mulai mengamatinya dengan cermat. Kemudian, dia mengangguk setelah dia memandang pria jangkung dan kokoh di depannya.
"Aku sudah banyak mendengar tentangmu dari Jiu Kecil. Aku akhirnya bertemu denganmu hari ini. Kemarilah, mari kita duduk dan mengobrol." Shangguan Wanrong memberikan isyarat padanya untuk duduk sedangkan dia juga pergi ke aula untuk duduk.
"Terima kasih, Ibu Asuh." Guan Xilin berkata sambil tersenyum. Kemudian, dia melihat orang yang duduk di kursi utama dengan rasa ingin tahu. Ketika dia melihat penampilannya yang tampak awet muda, dia tidak bisa menahan senyum. "Ibu Asuh, Jiu Kecil sudah lama mencarimu. Sekarang dia akhirnya menemukanmu. Jika Ayah Asuh tahu, maka dia akan sangat bahagia."
"Ya, tidak mudah bagi anak itu. Aku sudah bertahun-tahun tidak berada di sisinya dan membiarkan dia begitu menderita." Shangguan Wanrong menjawab dengan emosional. Dia menoleh pada Guan Xilin dan berkata, "Tapi untungnya, dia memilikimu sebagai Kakak untuk menjaganya. Dia memberitahuku bahwa kamu sangat baik padanya dan merawatnya. Terima kasih banyak."
"Itulah yang harus aku lakukan. Lagipula, dia telah banyak membantuku." Guan Xilin sedikit malu. Bagaimanapun juga, dia tidak benar-benar membantu adik perempuannya. Sebaliknya, Jiu Kecil justru banyak membantunya.
Setelah Shangguan Wanrong mendengarnya, dia menjawab. "Kita semua adalah satu keluarga, tidak perlu terlalu sopan seperti ini. Saudara harus saling mendukung dan menjaga. Kalian telah bersumpah akan menjadi saudara, jadi hubungan kalian bisa lebih dekat dari saudara kandung. Aku merasa sangat senang mengetahui bahwa Jiu Kecil memilikimu sebagai kakak laki-lakinya."
"Kamu lelah setelah perjalanan panjang. Aku telah meminta Leng Shuang untuk membersihkan kamar untukmu. Nanti, kamu bisa makan sesuatu sebelum beristirahat dengan nyenyak."
"Terima kasih, Ibu Asuh." Guan Xilin mengangguk sambil tersenyum. "Aku bertemu dengan Jiu Kecil dalam perjalanan pulang. Dia memintaku untuk memberitahu Ibu Asuh agar tidak mengkhawatirkannya. Dia tidak akan mengalami bahaya karena dia ditemani oleh Xuanyuan Mo Ze. Dia akan kembali segera setelah menyelesaikan urusan di sana."