Dokter Hantu yang Mempesona

Kakek Abadi



Kakek Abadi

1Di atas langit dan di dalam awan, seorang pria tua berpakaian putih sedang duduk bersila di atas piring terbang sambil memegang cambuk ekor kuda. Dia terbang sambil memejamkan mata seolah-olah dia sedang bermeditasi sekaligus beristirahat.     

Namun, energi spiritual yang tersebar dari dirinya dapat mendengar suara-suara di telinganya. Di antara suara-suara yang kacau, dia samar-samar mendengar tangisan minta tolong dari anak kecil dan auman harimau.     

Setelah mendengar suara-suara ini, matanya terbuka, setelah dia menjepit jarinya untuk menghitung, dia melihat ke bawah.     

Dia melihat hutan kecil di bawah melalui awan. Di sana, seorang anak kecil berusia tiga tahun atau lebih sedang memeluk cabang pohon besar dan menangis minta tolong sedangkan seorang anak berusia tujuh atau delapan tahun yang berlumuran darah memegang belati sambil berusaha menusuk harimau.     

Namun, anak itu sangat lemah sehingga dia tidak dapat membunuh harimau itu. Dia menyaksikan anak itu dipukul dengan keras oleh harimau sehingga tubuhnya yang kecil terlempar sejauh beberapa meter. Tubuh itu menjadi kejang lalu jatuh tak sadarkan diri. Saat harimau hendak menggigit anak yang tidak sadarkan diri, anak laki-laki di atas pohon langsung berhenti menangis. Dia melepaskan sepatu botnya untuk dilemparkan ke arah harimau. Tanpa diduga, ini justru menarik perhatian harimau.     

"Roaaarrr!"     

Harimau itu mengaum dan menabrak pohon dengan kuat. Sesaat kemudian, anak kecil yang berada di atas pohon akhirnya jatuh sambil berteriak.     

"Ahhhh!"     

Feng Ye Kecil menutupi matanya dengan kedua tangan karena terkejut. Dia pun mulai menangis karena takut dimakan harimau. Dia takut yang tersisa dari tubuhnya hanyalah tulang dan harimau itu mungkin juga akan memakan tulangnya tanpa sisa.     

Dalam rasa takut dan panik, dia menutup matanya sehingga dia tidak merasakan saat tubuhnya jatuh ke tanah atau rasa sakit dari gigitan tajam harimau. Sebaliknya, dia justru mendengar teriakan dari binatang buas itu.     

"Semuanya baik-baik saja sekarang."     

Sebuah suara yang ramah melayang ke telinga Feng Ye Kecil dan membuatnya terkejut. Tangan kecil yang menutupi matanya bergerak perlahan. Melalui celah-celah jarinya, dia melihat seorang kakek tua mengenakan pakaian putih, memiliki rambut putih serta alis putih berdiri di depannya.     

"Kakek Abadi! Kamu pasti adalah Kakek Abadi!"     

Anak kecil itu melepaskan tangannya karena terkejut. Dia baru sadar bahwa seluruh tubuhnya menggantung di udara. Kakek Abadi itu menjentikan cambuk ekor kuda di tangannya dan tubuh Feng Ye Kecil mendarat di tanah secara perlahan.     

Ketika pria tua itu mendengar kata-kata Feng Ye Kecil, dia membelai jenggotnya sambil tertawa gembira. Dia akhirnya terbang ke tanah dan berjalan mendekati Zhao Yang untuk memeriksa luka-lukanya.     

"Kakek Abadi, bagaimana Sunny? Apa Sunny akan mati?" Feng Ye Kecil bertanya dengan cemas.     

Pria tua itu tersenyum dan membelai jenggotnya. Kemudian, dia menggelengkan kepalanya. "Dia tidak akan mati. Ini adalah takdirmu. Ini juga merupakan takdir yang menguntungkan bagi kalian berdua."     

Dia mengeluarkan pil eliksir dan memasukkannya ke dalam mulut Zhao Yang. Saat dia menjelajahi aliran nafas di tubuh Zhao Yang, matanya terlihat agak terkejut. "Dia memiliki fisik kultivator yang sangat langka dan hanya bisa ditemukan hanya sekali dalam seabad."     

Feng Ye Kecil memiringkan kepalanya sambil menatap pria tua itu seolah-olah dia tidak memahami kata-katanya. Dia menyaksikan Kakek Abadi menyentuh kepala Zhao Yang dan meletakkan tangannya yang lain di kepala Feng Ye Kecil. Dia tidak tahu apa yang dilakukan oleh pria tua itu, tapi dia mendengar suaranya dipenuhi dengan emosi.     

"Kalian berdua sepertinya tidak perlu dipertanyakan lagi."     

Matanya yang penuh kasih tertuju pada mereka berdua. Dia pun tersenyum. "Ikutlah denganku!" Setelah dia mengatakannya, dia melambaikan cambuk ekor kuda di tangannya sehingga Zhao Yang yang terbaring di tanah tiba-tiba bergerak ke arah piring terbang.     

"Kakek Abadi, kemana anda akan membawa kami?" Feng Ye Kecil hanya berdiri dan tidak bergerak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.