Karakter yang Galak
Karakter yang Galak
Setelah Pak Tua Putih memikirkannya, ia menarik kembali kakinya dan memandang dua orang yang ada di dalam air. Kemudian, dia memutuskan untuk berlari kembali.
Feng Jiu sedang menggerakkan anggota tubuhnya di bawah pohon ketika dia mendengar teriakan dari seorang pria dan wanita. Dia pun terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Tidak lama kemudian, dia melihat Pak Tua Putih berlari kembali.
"Nona, Nona, ayo pergi! Saya melakukan sesuatu yang buruk lagi." Pak Tua Putih berputar-putar mengelilingi Feng Jiu dan mendesaknya untuk pergi.
"Apa kamu melakukan sesuatu yang buruk?" Feng Jiu bertanya dengan heran. Dia tidak terlalu terburu-buru untuk pergi mengikutinya.
"Saya melihat seorang wanita mandi di air dan seorang pria yang bersembunyi sedang mengintip ke arahnya. Saya menendang pria itu ke bawah, tapi saya justru mengirimnya langsung ke depan wanita yang sedang telanjang." Pak Tua Putih berbicara dengan tergesa-gesa. Ketika ia mengingat hal-hal bodoh yang telah dilakukan, ia tidak berani memandang wajah Nona.
Feng Jiu mengangkat alisnya ketika dia merasa bahwa suara di hutan menjadi sepi. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres jadi dia pergi ke arah suara sebelumnya.
Menurut Pak Tua Putih, mereka berdua seharusnya sedang bertengkar tapi kenapa tidak ada suara sama sekali?
"Nona, kemana anda hendak pergi?" Pak Tua Putih menyusul Feng Jiu.
"Aku akan memeriksanya! Kamu menendang seorang pria ke depan wanita yang sedang telanjang. Bukankah itu sama dengan membantu pria melakukan kejahatan? Aku tidak percaya bahwa sifat manusia bisa berubah menjadi baik. Aku harus memeriksanya agar tidak terjadi masalah."
Pak Tua Putih tercengang karena ia tidak bisa memahami pemikiran manusia. "Sepertinya tidak ada masalah ya?" Kalau dipikir-pikir, mengintip wanita yang sedang mandi sudah dianggap sebagai kejahatan, lalu kejahatan apa lagi yang bisa terjadi?
Sebelum mereka mendekati sungai, mereka melihat pria itu telah melepaskan celana dalamnya. Dia pun menghadap wanita yang tidak sadarkan diri dan bersiap melakukan kejahatan.
Feng Jiu langsung mengerutkan alisnya dan membalikkan telapak tangannya. Sebuah jarum perak tiba-tiba ditembakkan dan menusuk bagian belakang leher pria itu. Dalam waktu singkat, dia pun kaku dan tumbang.
"Lihat apa yang telah kamu lakukan."
Feng Jiu terlihat geram ketika dia melirik Pak Tua Putih yang berdiri sambil menunduk di sisinya. Akhirnya, dia berjalan maju untuk memeriksa wanita itu. Setelah Feng Jiu memastikan bahwa wanita itu hanya pingsan, dia pun menarik tangannya dan hendak berjalan pergi, tapi bulu mata wanita itu tiba-tiba gemetar. Dia membuka matanya. Ketika dia melihat seorang pemuda berjongkok di depannya, dia langsung berteriak ketakutan.
"Ahhh!"
"Jangan berteriak, Tuanku adalah orang yang menyelamatkanmu. Jika bukan karena Tuan, kamu akan menderita." Pak Tua Putih menggigit pakaian wanita itu dan melemparkannya ke tubuhnya. Ia merasa sangat bijaksana karena ia sedang memejamkan matanya.
Saat ini, wanita itu melihat pria setengah telanjang yang tergeletak di sampingnya. Ketika dia berpikir bahwa pria itu telah memanfaatkannya di dalam air, dia segera mengambil pakaian dan menutupi tubuhnya dengan geram. Dia tidak punya pilihan selain mengeluarkan belati dari ruang dimensi di pergelangan tangannya dan menyayat tenggorokan pria itu.
Darah pria itu langsung mengalir ke air dan hanyut di sungai. Feng Jiu menyaksikan pemandangan itu sambil mengangkat alisnya, lalu dia berbalik badan untuk pergi dengan Pak Tua Putih.
Sepertinya wanita itu adalah sosok yang galak.
Pak Tua Putih tidak berani berbicara ketika ia menyaksikannya. Ia pun mengikuti Feng Jiu dengan patuh sambil mengibaskan ekor di antara kedua kakinya.
Wanita itu melihat pemuda berbaju merah memimpin kudanya pergi. Dia buru-buru mengenakan pakaian, mengikat ikat pinggang dan segera menyusul mereka…