Dokter Hantu yang Mempesona

Tiba di Kota Shun Yan



Tiba di Kota Shun Yan

1Feng Jiu mengeluarkan sekotak kue dari ruang dimensi dan menyerahkannya kepada anak itu. "Ini untukmu." Dia membelinya di jalan sebagai bekal, tapi dia tidak makan banyak di sepanjang perjalanan. "Bagaimana bisa?" Wanita tua itu segera menolak. Dia bahkan lebih enggan untuk memintanya setelah dia melihat kotak kue yang sangat indah dan aroma yang keluar dari kue tersebut.     

Orang biasa seperti mereka tidak akan berani meminta makanan seperti itu.     

"Tidak masalah. Ini untuk anak itu. Ambillah!" Feng Jiu berjongkok sambil membuka kotak dan memperlihatkan kue yang sangat indah di dalamnya. "Rasanya sangat enak. Ayo ambil!"     

Mata anak itu berbinar ketika dia melihat kue-kue di dalam kotak. Dia memasukkan jari kecil ke dalam mulutnya dan menghisapnya. Anak itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari kue kecil yang indah.     

"Tuan Muda, ini..." Para bangsawan kaya yang telah melewati tempat ini dulu memandang orang biasa dengan jijik. Mereka juga tidak pernah memberikan barang-barang seperti ini sehingga wanita tua itu tidak tahu harus berbuat apa.     

"Tidak masalah. Ini hanya sekotak kue." Feng Jiu menyerahkan satu kue kepada anak itu. "Ambillah dengan baik."     

Anak itu mengambil kotak pemberian Feng Jiu dan langsung memeluknya. Wajahnya yang polos dipenuhi dengan senyuman gembira. "Terima kasih, Kakak."     

"Kamu harus memanggilnya dengan sebutan Tuan Muda." Wanita tua itu segera mendesak cucunya.     

"Terima kasih, Tuan Muda." Anak itu mengucapkan terima kasih dengan keras dan berlari ke dalam sambil membawa kue-kue di pelukannya. Pada saat yang bersamaan, dia juga memanggil seseorang. "Kakek, ada kue-kue yang enak..."     

"Tuan Muda, silahkan makan dulu. Kalau tidak cukup, masih ada lagi di dalam." Setelah berbicara, wanita tua itu berjalan masuk.     

Feng Jiu duduk untuk makan bubur millet yang disajikan dengan lauk pauk dan pancake labu. Sarapan itu terlihat sederhana tapi terasa enak. Setelah selesai sarapan, dia beristirahat di kamar yang telah dikosongkan oleh wanita tua itu dan berencana untuk tidur siang sebelum melanjutkan perjalanan pada siang hari.     

Sekitar tengah hari, wanita tua itu mengetuk pintu kamar.     

"Tuan Muda, makan siang sudah siap. Silahkan bangun dan makan."     

Feng Jiu membuka pintu kamar. Dia keluar setelah tidur sebentar. Atas undangan dari mereka, dia akhirnya duduk untuk makan siang dan mengobrol dengan mereka. Kemudian, dia bangun dan mengucapkan selamat tinggal.     

"Nenek, tenang saja. Saya pasti akan menyampaikan pesan kepada anda jika saya bertemu dengan anak anda." Feng Jiu duduk di punggung Pak Tua Putih sambil melambaikan tangan pada wanita tua itu. Dia pun menarik tali kendali dan pergi dari sana.     

"Nenek, Nenek, lihat!" Anak itu keluar sambil membawa beberapa koin emas. "Ini diberikan oleh kakak laki-laki yang tadi."     

Wanita tua itu mengambil koin emas dengan tangan gemetar. Bibirnya bergerak dan matanya memerah, tapi dia tidak mengatakan apa-apa dalam waktu yang lama...     

Setelah Feng Jiu menempuh jarak yang cukup jauh dengan mempercepat laju kudanya, dia akhirnya tiba di Kota Shun Yan pada malam hari. Penampilannya terlihat sangat mempesona ketika dia menunggang kuda putih. Wajahnya yang tampan, temperamen yang luar biasa serta jubah merah yang dia kenakan membuatnya menarik perhatian banyak orang di kota.     

Feng Jiu sudah terbiasa menjadi objek perhatian jadi dia duduk di atas kuda dengan santai hingga dia tiba di depan sebuah penginapan. Setelah dia turun dari kuda, seorang pelayan datang untuk menyambutnya dan membantunya menuntun Pak Tua Putih ke kandang di belakang penginapan.     

"Pelayan, siapkan kamar terbaik padaku." Feng Jiu memanggil seorang pelayan dan naik ke atas. "Bawakan aku beberapa hidangan khusus dan sepoci anggur."     

"Baik. Silahkan lewat sini, Tuan Muda." Pelayan itu memimpin di depan Feng Jiu dan membukakan kamar. Kemudian, dia menuangkan secangkir teh untuknya. "Silakan minum teh lebih dulu. Anggur dan hidangannya akan segera disajikan."     

Beberapa saat kemudian, makanan dan anggur datang lalu diletakkan di atas meja. Ketika pelayan hendak mengundurkan diri, Feng Jiu tiba-tiba memanggilnya.     

"Pelayan, seberapa jauh jarak Kediaman Penguasa Kota dari sini?" Feng Jiu minum anggur dan bertanya dengan nada santai.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.