Dokter Hantu yang Mempesona

Sebuah Buku Etika



Sebuah Buku Etika

0Feng Jiu tersenyum ketika dia melihat wajah Serigala Abu-abu menjadi pucat karena kata-katanya. Dia pun menghiburnya. "Jangan gugup. Aku tidak serius mengatakannya."     

"A-aku tidak, hahaha…! Aku tidak akan berani lain kali, haha..."     

Serigala Abu-abu bergegas menjawab. Bahkan jika dia dipukuli sampai mati, dia tidak akan pernah berani mengintip mereka lagi. Untungnya, Tuan yang memberi hukuman hari ini. Jika Dokter Hantu yang memberi hukuman, maka itu akan menjadi tragedi. Selain itu, dia juga tidak percaya bahwa Dokter Hantu tidak berbicara dengan serius.     

Meskipun demikian, Serigala Abu-abu sudah lama tidak bertemu dengan Dokter Hantu sehingga dia melupakan kesialannya di masa lalu.     

Feng Jiu mengobrol dengan Serigala Abu-abu selama beberapa saat. Sebagian besar hanya dia yang berbicara sedangkan Serigala Abu-abu terus tertawa. Ketika dia merasa bahwa Xuanyuan Mo Ze sudah selesai mandi, dia pun berdiri dan memberitahu Serigala Abu-abu. "Baiklah, aku tidak akan menemanimu lagi. Teruslah tertawa! Tapi jangan tertawa dengan canggung karena sekarang waktunya sudah malam. Jika kamu tertawa dengan nyaring, maka kamu akan menakuti orang."     

Setelah Feng Jiu berbicara, dia melambaikan tangannya dan berjalan menuju halaman utama diiringi dengan tawa Serigala Abu-abu yang tidak terbendung.     

Dia kembali ke halaman utama dan melihat seseorang mengenakan jubah dalam duduk di tempat tidur. Pria yang sedang membaca buku sambil bersandar di tempat tidur melihat Feng Jiu masuk ke kamar. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Feng Jiu sekilas. "Kamu sudah kembali? Ada sarang burung di atas meja. Makanlah selagi panas!"     

Feng Jiu melihat panci rebus dan mangkuk kecil di atas meja. Kemudian, dia bertanya. "Apakah kamu sudah makan?"     

"Aku tidak suka. Kamu bisa memakannya sendiri!" Xuanyuan Mo Ze membalik-balik buku di tangannya dan menjawab tanpa mendongak.     

Setelah Feng Jiu melihatnya, dia duduk dan mengambil semangkuk sarang burung lalu mulai makan. Dibandingkan dengan sarang burung walet biasa, sarang burung dara jauh lebih bergizi. Rasanya juga lebih enak dan halus.     

Karena Xuanyuan Mo Ze berkata bahwa dia tidak makan, maka dia akan menghabiskannya sendiri. Sarang burung walet tidak memberi manfaat apapun kalau dimakan oleh laki-laki dan hanya cocok untuk perempuan.     

"Buku apa yang sedang kamu baca?" Feng Jiu menoleh ke arah buku itu dan bertanya. Buku apa yang dibaca pria ini di tempat tidur? Kenapa dia serius sekali?     

Ketika Xuanyuan Mo Ze mendengarnya, tangan yang membolak-balik buku langsung berhenti. Dia pun menoleh. Karena dia tahu bahwa Feng Jiu tidak bisa melihat isinya, dia hanya berdehem dan menjawab, "Itu adalah buku etika." Bahkan dia merasa sedikit malu dan tampak agak tidak nyaman dengan jawabannya sendiri.     

Xuanyuan Mo Ze menutup bukunya setelah dia sadar bahwa Feng Jiu sudah selesai makan. Di sampul buku itu memang tertulis judul Buku Etika. Meskipun demikian, entah isi buku itu benar-benar tentang etika atau bukan, hanya dia sendiri yang tahu.     

Feng Jiu memperhatikan Xuanyuan Mo Ze menutup buku dan meletakkannya di bawah bantal. Lalu, pria itu bangun dari tempat tidur dan duduk di meja. Ketika Xuanyuan Mo Ze sudah memastikan bahwa Feng Jiu menghabiskan sarang burung di atas meja, dia berkata, "Besok malam, aku akan memberitahu staf dapur untuk merebus sup cordyceps untukmu! Saatnya untuk mengganti menu!"     

"Kalau aku makan dengan cara seperti ini setiap hari, apa yang terjadi jika perutku semakin gemuk?" Feng Jiu meletakkan mangkuk dan bertanya sambil tersenyum.     

Xuanyuan Mo Ze menatapnya sambil berpikir. "Sebenarnya, wanita yang punya lebih banyak daging akan terasa lebih baik."     

Feng Jiu memutar bola matanya. Dasar pria, arah pemikirannya sama sekali berbeda dari seorang wanita.     

"Sekarang sudah larut. Aku akan kembali dulu. Sampai jumpa besok!" Feng Jiu berdiri dan hendak pergi keluar. Dia berencana mandi sebelum tidur dengan nyenyak. Kemudian, dia bisa memikirkan apa yang dikatakan oleh Xuanyuan Mo Ze sebelumnya dan mencari cara untuk mengejutkannya.     

"Mmm, kamu bisa kembali dan tidur lebih awal." Xuanyuan Mo Ze mengangguk dan tidak memintanya untuk tinggal karena mereka berada di halaman yang sama. Setelah dia mengantar Feng Jiu sampai ke ambang pintu, dia kembali ke tempat tidur.     

Namun, dia tidak bisa tidur meskipun dia sudah berbaring di tempat tidur. Pikirannya dipenuhi oleh Feng Jiu. Mungkin itu karena dia membaca buku sebelum tidur sehingga beberapa gambar yang menggiurkan tanpa sadar menyelinap ke dalam pikirannya…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.