Dokter Hantu yang Mempesona

Tambahkan Mangkuk dan Sumpit



Tambahkan Mangkuk dan Sumpit

3Mm, dia satu-satunya orang di tempat tidur, jadi dia ada di kamar yang tepat. Feng Jiu tidak membuka matanya. Dia menggulung selimut dan kembali tertidur lelap…     

Ketika Xuanyuan Mo Ze selesai mandi, dia pergi keluar tapi dia tidak melihat siapa pun di meja. Dia akhirnya pergi ke kamar dan menemukan Feng Jiu yang tertidur sambil menggulung selimut. Dia tertegun sejenak. Kemudian, dia hanya menggeleng sambil tersenyum.     

Dia tidak membangunkan Feng Jiu. Dia justru keluar dari kamar dan menutup pintu secara perlahan. Setelah dia tiba di halaman kamar, dia berteriak. "Bayangan Satu."     

"Tuan." Bayangan Satu yang mengenakan pakaian hitam muncul di hadapan Xuanyuan Mo Ze dalam sekejap.     

"Kemana dia pergi sepagi ini?"     

Xuanyuan Mo Ze ingat bahwa Feng Jiu tidak akan bangun pagi jika tidak ada urusan penting. Kapan dia tidak bangun sendiri? Dari penampilannya kali ini, dia jelas belum bangun. Kalau tidak, bagaimana Feng Jiu bisa kembali ke halaman yang salah dan memasuki kamarnya?     

"Paduka Kaisar meminta Dokter Hantu untuk mengumpulkan embun dari semua jenis bunga. Dia pergi sebelum fajar. Dia berjalan kembali sambil tertidur, melewati halaman kamarnya sendiri dan memasuki kamar Tuan tanpa sadar." Bayangan Satu menjawab sambil tersenyum tipis.     

Xuan Yuan Mo Ze tidak menjawab. Dia melihat ke kamar selama beberapa saat tanpa mengatakan apa-apa. Setelah waktu berlalu cukup lama, dia akhirnya membuka mulutnya. "Katakan pada staf dapur untuk membuatkan bubur dan menyiapkan beberapa makanan ringan. Tunggu sampai dia bangun dan sarapan."     

"Baik." Bayangan Satu menjawab dan berjalan keluar untuk menyampaikan perintah.     

Menjelang tengah hari, Feng Jiu akhirnya bangun. Namun, dia tercengang ketika dia melihat orang yang sedang membaca sambil duduk di samping tempat tidur. "Kenapa kamu lari ke kamarku pagi-pagi begini?"     

Xuanyuan Mo Ze mengangkat sudut bibirnya dan tersenyum. Dia menepuk kepala Feng Jiu dengan buku yang dia pegang. "Dasar wanita bodoh, lihat kamar siapa ini."     

Feng Jiu mengedipkan matanya dan melihat sekeliling. Dia tiba-tiba tercengang. Kemudian, dia tertawa dan segera duduk. "Aku tidak sengaja masuk kemari! Aku pikir tempat tidurnya hangat, tapi aku tidak merasakan kehadiran orang lain di sini. Itu sebabnya aku tidak memperhatikan kamu. Haha!"     

"Aku sudah meminta seseorang untuk menyiapkan makanan. Cepat bangun dan sarapan. Jika kamu belum cukup tidur, maka kamu bisa tidur lebih dulu."     

Feng Jiu memutar bola matanya. "Aku bukan babi." Dia mengangkat selimut dan merangkak keluar dari tempat tidur. "Berikan aku pakaian yang ada di ujung tempat tidur."     

Xuanyuan Mo Ze menyimpan buku di tangannya dan berdiri untuk menyerahkan pakaian itu. Kemudian, Feng Jiu segera mandi dan keluar setelah dia mengganti baju.      

Tapi sebelum Feng Jiu sempat duduk di halaman, seorang pelayan istana tiba-tiba masuk.     

"Nona Feng, Paduka Kaisar meminta anda untuk datang."     

Raut wajah Xuanyuan Mo Ze berubah muram ketika dia mendengarnya. Dia segera memberitahu pelayan istana itu. "Pergilah!"     

Pelayan istana hanya bisa menunduk. Dia tidak berani berbicara dan kembali menatap Feng Jiu.     

"Aku akan pergi dan memeriksanya! Kamu tidak perlu menungguku." Feng Jiu menepuk lengan Xuanyuan Mo Ze dan menariknya untuk duduk di meja.     

"Aku akan menemanimu." Xuanyuan Mo Ze segera berdiri lagi dan memegang tangan Feng Jiu untuk berjalan keluar bersama.     

"Huff…"     

Feng Jiu menghela nafas. Dia tidak punya pilihan selain mengikutinya.     

Mereka tiba di istana dan melihat Kaisar yang sedang duduk di depan meja panjang sambil memicingkan mata. Meja panjang itu dipenuhi dengan makanan. Tidak seperti kemarin, Kaisar meletakkan kursi serta sepasang mangkok dan sumpit di sampingnya hari ini.     

Seorang pria berbaju abu-abu muncul dan berbisik ke telinga Kaisar. Saat itu juga, Kaisar langsung membuka matanya lebar-lebar dan terkekeh, "Apa dia pikir aku akan memakan kekasihnya?"     

Kaisar diam sejenak, kemudian dia melambaikan tangannya. "Baiklah, tambahkan satu set mangkuk dan sumpit." Meskipun dia berbicara seperti itu, namun ada kegembiraan yang tak terlihat di matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.