Dokter Hantu yang Mempesona

Wanita Cantik, Tersenyumlah



Wanita Cantik, Tersenyumlah

0Setelah Bayangan Satu mendengarnya, dia melirik wanita itu dan langsung menebak niat Feng Jiu. Dia akhirnya membukakan pintu. "Masuklah."     

"Terima kasih, Penjaga Bayangan." Wanita itu merasa gembira. Dia pun membungkuk dan masuk ke dalam ruangan sambil membawa teh ginseng.     

Setelah wanita itu melewati pintu, Bayangan Satu memandang atap dan terus menjaga di luar sambil berpura-pura tidak tahu.     

Saat ini, sosok berbaju merah sedang duduk di atap ruang kerja dan melihat ke dalam melalui jendela ventilasi dengan penuh minat.     

Dibandingkan dengan suasana hatinya yang santai, wajah Xuanyuan Mo Ze yang ada di ruang kerja tampak suram seperti guntur. Dia memikirkan kata-kata wanita yang baru saja keluar dari jendela.     

Apa yang dia katakan tadi?     

Feng Jiu ingin bekerja sama dengan Xuanyuan Mo Ze. Feng Jiu ingin tahu apakah dia perlu menyerang wanita-wanita itu. Dia tidak ingin menyakiti orang yang tidak bersalah.     

Xuanyuan Mo Ze tidak tahu apakah dia harus senang atas kepercayaan Feng Jiu padanya atau marah karena Feng Jiu menggunakan dia untuk menguji wanita-wanita itu?     

"Tuan, hamba telah membawakan teh ginseng khusus untuk anda."     

Suaranya yang genit tiba-tiba terdengar. Di atas atap, raut wajah Feng Jiu berubah dan matanya langsung berbinar. Suara wanita itu jauh lebih menawan dibanding saat mereka berdua bicara, apakah wanita itu mencoba memenangkan hati suaminya? Hahaha, dia punya nyali! Kalau begitu, jangan salahkan jika dia harus bertindak!     

Feng Jiu menunduk dan melihat Xuanyuan Mo Ze telah memindahkan barang-barang dari atas meja untuk mengambil teh ginseng dari wanita itu. Kegembiraan di wajah wanita itu tidak bisa disembunyikan. Di sisi lain, itu membuat Feng Jiu tidak bisa menahan tawa. Ketika tawa Feng Jiu melayang ke ruangan di bawahnya, wanita itu terkejut dan wajahnya langsung pucat. Dia segera mendongak dan melihat sosok berbaju merah duduk di dekat jendela ventilasi.     

"Ah!"     

Wanita itu berteriak kaget. Kakinya menjadi lemas karena ketakutan. Tepat saat dia hendak jatuh ke arah Xuanyuan Mo Ze, dia terdorong oleh tekanan energi dan terbang keluar dari ruang kerja.     

"Ini malam yang indah, pria tampan. Apakah kamu ingin naik ke atap untuk melihat pemandangan denganku?" Feng Jiu duduk bersila dan menyentuh dagunya dengan satu tangan. Dia melihat ke bawah sambil tersenyum pada Xuanyuan Mo Ze. "Sebenarnya, aku tidak akan cemburu jika kamu memanfaatkan wanita itu. Selama kamu tidak membiarkannya memanfaatkan kamu, maka itu tidak masalah."     

Ketika Xuanyuan Mo Ze mendengarnya, sudut bibirnya terangkat menjadi senyuman. Wanita ini akhirnya sadar dan mengundangnya untuk menyaksikan bulan. Dia pasti tahu bahwa itu akan mengalihkan pikirannya.     

Ternyata benar, pikiran mereka masih selaras.     

Xuanyuan Mo Ze berjalan keluar dari ruang kerja sambil menekuk satu tangan di belakang punggungnya. Dia pun memandang wanita yang pingsan karena merasa terkejut. Setelah memberi tahu Bayangan Satu untuk meminta seseorang membawa wanita itu pergi, dia melompat menggunakan jari kakinya ke atap ruang kerja lalu berjalan menuju sosok berbaju merah.     

Mata Feng Jiu berkedip ketika dia mengagumi sosok berjubah hitam yang berjalan ke arahnya dengan disinari cahaya bulan. Tanpa sadar, dia menyipitkan matanya karena postur heroik pria itu terlihat dewasa dan menawan. Dia merasa bahwa seleranya sangat bagus. Saat mereka baru pertama kali bertemu, dia langsung memeluk paha pria tampan ini.     

Wajah Feng Jiu yang ceria terlihat sedikit licik. Dia duduk di atap dengan santai. Dagunya sedikit terangkat dan mengawasi Xuanyuan Mo Ze sambil tersenyum. Dalam pandangan Xuayuan Mo Ze, Feng Jiu terlihat seperti gadis muda centil di bawah sinar bulan. Pemandangan itu sangat menarik dan memikat.     

"Pria tampan, tersenyumlah."     

Feng Jiu mengucapkan kalimat menggoda sambil tersenyum. Ucapannya memecah suasana romantis dan misterius. Bibir Xuanyuan Mo Ze menyeringai ketika dia mendengarnya. Dia tersenyum dengan tak berdaya.     

"Suasananya sangat bagus. Tidak bisakah kamu mengatakan sesuatu yang wajar?"     

"Contohnya?" Feng Jiu menatap Xuanyuan Mo Ze dan mengangkat alisnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.