Romansa di Malam Hari
Romansa di Malam Hari
"Hmmm!"
Xuanyuan Mo Ze mendengus. "Kamu pasti ingin membunuh suamimu!"
"Ah? Apakah itu menyakitkan? Maafkan aku, maafkan aku. Aku tidak bermaksud begitu. Biar aku bantu mengelusnya." Feng Jiu tersenyum. Dia pun mengulurkan tangan untuk mengelus dada Xuanyuan Mo Ze.
Saat sepasang tangan kecil mengusap dadanya, nafas Xuanyuan Mo Ze semakin cepat dan tubuhnya terasa panas. Dia meraih tangan Feng Jiu dan berkata sambil menggertakkan gigi. "Jangan bermain api!"
"Bermain api? Tidak, aku sama sekali tidak bermain api." Feng Jiu meliriknya. Ketika dia melihat bahwa Xuanyuan Mo Ze tampak tidak nyaman dan tubuhnya tegang, dia mengedipkan mata dengan rasa penasaran dan menatap Xuanyuan Mo Ze dari atas ke bawah. Dia sedikit tertegun. "Apakah pengendalian dirimu hanya sebatas ini?"
Xuanyuan Mo Ze merasakan api di tubuhnya menjadi lebih ganas, terutama saat Feng Jiu mengamatinya. Tatapan itu membuatnya hampir tidak bisa menahan diri. Entah kenapa Feng Jiu masih tidak sadar dan terus menggodanya.
"Tubuhmu sepertinya sedikit kaku? Apa kamu merasa lelah? Haruskah aku memijat bahumu? Baiklah, aku akan memijatnya." Feng Jiu berdiri dan datang ke sisi Xuanyuan Mo Ze dengan raut wajah ceria. Dia pun mulai memijat bahunya.
"Tenang, jangan menegangkan tubuhmu."
Xuanyuan Mo Ze mendengarkan kata-kata Feng Jiu. Setelah dia menarik napas dalam-dalam, dia menghembuskan nafas untuk meredakan api di tubuhnya sehingga dia berangsur-angsur tenang. Dia merasakan tangan mungil menekan-nekan pundaknya. Kekuatannya tidak ringan dan tidak berat. Rasanya sangat lembut dan nyaman.
"Ya, itu dia. Tenang saja." Ketika Feng Jiu tersenyum, matanya melengkung dan menunjukkan kilatan licik.
Dia mengendurkan bahu Xuanyuan Mo Ze lalu menekan pelipisnya dengan lembut. Xuanyuan Mo Ze hanya bisa menyerahkan diri pada Feng Jiu dan membiarkannya melakukan apapun yang dia inginkan. Itu karena Xuanyuan Mo Ze percaya pada Feng Jiu. Dia tidak akan menunjukkan punggungnya kepada orang yang tidak dia percaya, apalagi membiarkan orang itu mendekati titik akupuntur mematikan di pelipisnya.
"Bagaimana? Apakah terasa nyaman?" Feng Jiu bertanya sambil tersenyum.
"Mmmm, nyaman." Tidak hanya nyaman, rasa lelah di tubuh Xuanyuan Mo Ze juga hilang. Angin malam terasa sejuk dan wanita yang dia cintai sedang memijatnya dengan lembut. Perasaan ini benar-benar nyaman.
"Itu karena pijatanku istimewa. Aku menekan titik akupunktur dan tidak menekan secara acak." Feng Jiu terkekeh dan mulai memijat kepalanya. Ketika dia sampai di leher Xuanyuan Mo Ze, dia terus menekan ke bawah hingga ke punggung dan pinggangnya.
Tubuh Xuanyuan Mo Ze langsung menegang ketika dia merasakan jari-jari Feng Jiu menekan pinggangnya. Matanya yang setengah tertutup terbelalak dan gairah di tubuhnya melonjak sekali lagi.
"Saat kamu duduk untuk waktu lama, pinggangmu perlu dipijat. Kalau tidak, kamu akan mengalami nyeri rematik di kemudian hari." Setelah Feng Jiu berbicara, dia tiba-tiba didekap dan dibaringkan di paha Xuanyuan Mo Ze
"Uh…"
Feng Jiu menatap Xuanyuan Mo Ze sambil berkedip. Dia memperhatikan bahwa mata Xuanyuan Mo Ze terlihat semakin dalam dan gelap saat dia menatap bibir merahnya. Tenggorokan pria ini menelan ludah karena hasrat dan wajahnya perlahan-lahan menunduk.
Setelah Feng Jiu melihatnya, dia mengulurkan tangan dan memegang wajah Xuanyuan Mo Ze. Matanya terfokus pada pria di hadapannya. Dia menatapnya dengan sungguh-sungguh. Di bawah tatapan penuh harap, bibirnya terbuka sedikit. Dia tersenyum.
"Paman, kamu harus bercukur."