Dokter Hantu yang Mempesona

Pedangku Juga Cepat



Pedangku Juga Cepat

1Xuanyuan Mo Ze dan Feng Jiu pergi keluar kota bersama. Mereka menaiki pedang sedangkan para penjudi mengikuti dari belakang. Ketika orang-orang yang ada di belakang hampir mengejar, mereka tiba-tiba dihadang oleh Bayangan Satu dan Serigala Abu-abu.     

"Kemana kamu akan pergi?"     

Serigala Abu-abu mengayunkan pedangnya dan menatap beberapa penjudi yang memancarkan niat membunuh dengan kejam. Mereka pasti adalah kelompok kultivator lepas yang berkumpul di rumah judi, jadi mereka mengira bahwa mereka sedang menargetkan domba gemuk!     

"Hmph! Mereka berdua cari mati! Kalau begitu, aku akan memenuhi keinginan kalian!" Salah satu kultivator terlihat suram. Tatapan matanya tampak berbisa ketika dia mengarahkan pedangnya ke arah Serigala Abu-abu.     

"Beraninya kalian menghalangi kami untuk mencari kekayaan. Kalian pasti cari mati!"     

Sekelompok pria lainnya berteriak dengan keras. Energi spiritual mereka melonjak. Mereka langsung mengelilingi Bayangan Satu. Menurut mereka, pertarungan ini hanya lima melawan dua. Karena keduanya berani menghalangi jalan mereka, maka mereka benar-benar cari mati!     

Wajah Bayangan Satu terlihat sedingin es. Dia menghunuskan pedang yang diikat di pinggangnya dan cahaya dingin bersinar dari bilah pedang. Sosok berbaju hitam langsung melesat sedangkan pedangnya mengeluarkan niat membunuh yang sengit. Dalam satu serangan, dia berhasil membunuh orang yang ada di depannya.     

"Ugh!"     

Dengan tebasan pedang, darah merah menyembur dari leher salah satu penjudi.     

Mata pria itu terbelalak karena merasa tidak percaya dan menatap lurus ke atas. Tubuhnya menegang. Dia pun langsung tak sadarkan diri.     

"Hiss! Pedang yang sangat cepat!"     

Penjudi yang lain tersentak karena mereka hanya melihat bayangan pedang itu. Sebelum mereka bisa melihat langkah lawan, orang itu sudah membunuh seseorang lagi. Mereka merasa sangat terkejut. Namun, mereka tidak mundur dan justru menggertakkan gigi untuk terus maju.     

"Bunuh dia!"     

Bayangan Satu terbang menjauh dari mayat itu untuk menyerang lawan yang lainnya. Kedua pedang bertabrakan dengan satu sama lain dan mengeluarkan dentangan. Percikan api meledak sedangkan aura pedang yang ganas menyebar di mana-mana. Niat membunuhnya memang sangat mengerikan!     

Di sisi lain, Serigala Abu-abu menyaksikan serangan Bayangan Satu yang lebih lambat darinya, tapi dia berhasil membunuh seseorang lebih dulu. Ketika dia mendengarkan orang-orang itu berseru bahwa pedang itu sangat cepat, dia langsung marah dan berteriak. "Pedangku juga lebih cepat! Aku akan membuat kalian merasakan keganasanku!"     

"Hiss!"     

Aura pedang keluar seperti aliran air. Serangannya yang mendadak tidak ditujukan pada orang di depannya, tapi lebih ke arah orang di sebelahnya. Meskipun pria itu sudah berjaga-jaga, namun dia tidak menyadari bahwa pedang Serigala Abu-abu ditujukan ke arahnya. Reaksinya terlalu lambat untuk menghadang lawan.     

Tubuhnya terasa sakit. Energi spiritual yang mengalir di sekujur tubuhnya tiba-tiba menghilang. Dia melihat ke bawah dan menemukan lubang berdarah di sekitar Dantiannya. Serangan itu membuat titik Golden Core di tubuhnya hancur!     

'Bruk!'     

Dia bahkan tidak sempat menjerit seolah-olah napasnya tersangkut di tenggorokan. Tubuhnya menegang dan merosot ke depan. Setelah kejang-kejang beberapa kali, nafasnya pun mendadak berhenti.     

'Bruk!'     

Ketika aura pedang menusuk pria itu, Serigala Abu-abu mengulurkan telapak tangan untuk menyerang lawan di depannya. Aliran udara yang kuat keluar dari telapak tangannya dan melemparkan pria itu sejauh beberapa meter. Pria itu bahkan sampai memuntahkan darah dari mulutnya.     

"Puff!"     

Pria itu merasa ketakutan ketika dia memandang tubuh Serigala Abu-abu yang mengeluarkan niat membunuh. Darah di sekujur tubuhnya melonjak. Dia segera menggulingkan tubuhnya yang terluka parah dan merangkak pergi.     

"Apa kamu mau pergi? Tunggu sampai Pak Serigala ini setuju!"     

Serigala Abu-abu mendengus. Pedang panjang di tangannya mengarah ke punggung pria itu sedangkan tangan yang lainnya menepuk gagang pedang. Pedang panjang itu tiba-tiba melesat dengan cepat dan menembus tubuh pria itu.     

"Ahhh!"     

Jeritan melengking menggema seperti babi yang disembelih. Burung-burung hutan di luar kota terkejut dan segera mengepakkan sayap mereka dengan ketakutan. Jeritan itu juga menyebabkan orang-orang di luar gerbang kota memasuki kota dengan tergesa-gesa…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.