Jangan Sakiti Aku
Jangan Sakiti Aku
Pria jangkung dan kurus dari rumah judi itu menyaksikan dari kegelapan dan raut wajahnya berubah. Orang lain mungkin tidak mengenal mengenal kedua orang, tetapi dia adalah warga asli Kota Kekaisaran. Dia sangat familiar dengan mereka berdua.
Selain Tuan Muda Kedua dari Keluarga Yang yang menjadi Kepala Pelayan di Kediaman, dua penjaga yang selalu di sisi Putra Mahkota Xuanyuan. Mereka adalah Penjaga Gelap Bayangan Satu dan Serigala Abu-abu.
Menurut laporan, Bayangan Satu adalah pemimpin Penjaga Gelap sedangkan Serigala Abu-abu adalah kapten penjaga. Keduanya memiliki keterampilan yang hebat dan sangat setia. Mereka juga dipercaya oleh Putra Mahkota Xuanyuan Mo Ze. Bisa dibilang bahwa Putra Mahkota Xuanyuan Mo Ze selalu mengajak mereka kemanapun dia pergi.
Sekarang, kedua pria itu justru muncul di sini untuk menghentikan para penjudi. Dia langsung merinding dan mulai bertanya-tanya siapa pria berjenggot yang pergi bersama pemuda itu.
Dia melihat ke depan dengan hati-hati dan mengetahui bahwa para penjudi sudah tergeletak di tanah dengan bau darah yang pekat. Aura membunuh yang menyebar menjadi lebih menakutkan. Saat ini, dia memberi isyarat agar beberapa orang mundur tanpa suara dan kembali dengan cepat.
Mereka tidak bisa menguntit kedua orang itu lagi. Jika mereka melakukannya, maka nasib mereka pasti akan sama dengan para penjudi itu.
"Aku membunuh tiga dari lima orang." Serigala Abu-abu berbicara dengan penuh kemenangan. Dia seolah-olah sedang pamer.
Bayangan Satu hanya meliriknya karena dia terlalu malas untuk berurusan dengan Serigala Abu-abu. Beberapa dari penguntit berhasil lolos. Dia pun melihat tempat orang-orang itu bersembunyi.
"Mereka adalah orang-orang dari rumah judi, mungkin berusaha mencari tahu identitas Tuan dan Dokter Hantu. Biarkan mereka pergi dan jangan pedulikan mereka." Serigala Abu-abu berbicara dengan santai. Setelah itu, dia menyeka pedangnya sampai bersih dan menyimpannya.
"Tangani mayat-mayat di tanah," perintah Bayangan Satu.
"Hah? Kenapa kita masih harus berurusan dengan mereka?" Serigala Abu-abu menoleh ke arahnya. "Setelah kita membunuh mereka, kenapa kita harus mencari kuburan untuk mereka?"
Bayangan Satu menatap Serigala Abu-abu dengan aneh. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah botol dan menuangkan isinya ke mayat-mayat tersebut. Suara mendesis langsung terdengar. Mayat-mayat di tanah mulai terkikis hingga menyisakan pakaian dan percikan darah saja.
"Bukankah air perusak mayat sudah habis? Dimana kamu mendapatkannya? Berikan beberapa botol padaku." Serigala Abu-abu mengulurkan tangannya.
"Aku meminta tambahan dari Dokter Hantu." Bayangan Satu menjawab sambil menyerahkan dua botol kepada Serigala Abu-abu. "Gunakan dengan hemat."
Ketika Serigala Abu-abu mendengarnya, matanya langsung berbinar. Dia hendak mengatakan bahwa dia juga ingin dibuatkan obat oleh Dokter Hantu, tapi dia tiba-tiba ingat bahwa wanita itu akan pergi dua hari kemudian. Dia hanya bisa menghela nafas. "Dia akan pergi dalam dua hari. Kali ini, aku tidak tahu kapan aku bisa melihatnya lagi."
Bayangan Satu menyindir. "Justru Tuan yang harus mengkhawatirkannya. Apa yang membuatmu merasa khawatir?"
Serigala Abu-abu bergumam. "Kamu pikir aku sama sepertimu! Kami sudah saling kenal sejak lama, jadi aku juga menyayanginya dan tidak mau membiarkan dia pergi."
"Aku akan memberitahukan hal ini pada Tuan." Setelah Bayangan Satu menangani mayat-mayat itu, dia segera berbalik dan berjalan kembali.
Mata Serigala Abu-abu terbelalak dengan kaget "Apa yang ingin kamu katakan padanya? Apa kamu akan mengatakan kalau aku menyukai Dokter Hantu? Bayangan Satu, jangan sakiti aku!" Tidak masalah jika hanya Bayangan Satu yang mendengarnya, tapi jika Tuan yang sangat posesif juga ikut mendengarnya, maka dia harus menanggung akibatnya.