Lentera Merah
Lentera Merah
Orang-orangan sawah itu memakai gaun bunga-bunga dan topi runcing hitam. Kedua tangannya terbuka lebar menghadap angin sedangkan punggungnya menghadap ke arah Feng Jiu. Gaun panjang bunga-bunga menutupi bambu yang menopang jerami yang berdiri di lapangan. Karena langit semakin gelap, orang-orangan sawah itu terlihat seperti seseorang yang digendong, tapi tubuhnya kaku dan aneh.
Feng Jiu menenangkan pikirannya dan membuang muka. Namun ketika matanya tertuju pada suatu tempat, nafasnya menjadi tegang. Dia melihat satu sosok tergeletak di lapangan yang basah. Di bawah cahaya remang-remang, sosok itu agak terlihat seperti anak berusia empat hingga lima tahun. Feng Jiu mengalirkan energi spiritualnya untuk memeriksa sosok itu, tapi dia tidak bisa mendeteksi aura kehidupan.
Apakah sudah tewas?
Sebuah pikiran muncul di benaknya dan langkah kakinya tanpa sadar berjalan menuju ke sana. Dia berjalan di jalan kecil di ladang. Sepatunya menginjak lumpur basah sehingga rasanya agak merepotkan.
Setelah Feng Jiu sampai di sana, dia dikejutkan oleh apa yang dia lihat. Alisnya pun sedikit berkerut.
Dari kejauhan, sosok itu terlihat seperti anak kecil. Tapi ketika Feng Jiu melihat lebih dekat, ternyata sosok itu hanyalah boneka kain. Boneka yang sepenuhnya terbuat dari pakaian usang dan tubuhnya sebesar anak berusia empat hingga lima tahun. Boneka itu berbaring telungkup.
Feng Jiu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafas secara perlahan. Dia pun mendongak matanya dan melihat sekeliling. Karena langit yang sedikit gelap, dia hanya bisa melihat beberapa orang-orangan sawah berdiri menghadap angin di berbagai tempat. Suasana aneh mulai terasa di tempat ini karena tidak ada asap ataupun api….
Dia meninggalkan jalan kecil dan kembali ke jalan semula. Kemudian, dia menggosokkan sepatunya ke pasir kering di tanah, menyeka lumpur merah dari sepatunya dan terus berjalan ke depan.
Setelah berjalan agak jauh, dia melihat boneka kain tua yang dibuang di jalanan. Boneka kain itu dibuat dengan cara yang sama seperti boneka kain berukuran anak berusia empat hingga lima tahun sebelumnya. Namun, pakaian mereka berbeda. Hal yang lebih aneh lagi adalah boneka itu memakai riasan dan wajahnya menyeringai.
Wajah boneka itu memiliki alis dan mata, hidung dan mulut, serta rona pipi merah. Meskipun demikian, penampilannya tetap terlihat aneh.
Feng Jiu berjalan lebih jauh dan melihat beberapa boneka kain ditinggalkan di pinggir jalan. Tangan dan kaki mereka patah, tapi beberapa boneka bahkan tidak berkepala. Dia pun mendengar suara serangga di malam hari sambil mengerutkan kening.
Dia adalah satu-satunya orang di tempat kosong ini. Terkadang, hal-hal aneh dan menyeramkan akan muncul sehingga dia menghentikan langkah kakinya sebentar. Meskipun demikian, dia terus berjalan ke depan ke bagian dalam kota.
Tempat ini gelap gulita. Meskipun ini adalah kota kecil, namun Feng Jiu masih tidak melihat seorangpun. Mungkin tidak ada siapa-siapa di sini. Dia sebaiknya tidak masuk ke dalam. Apalagi perasaan aneh dan menyeramkan membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
Setelah dia memikirkannya, dia berencana untuk pergi tidak lama setelah memasuki kota. Namun ketika dia berbalik untuk pergi, dia mendengar suara serak dan tua.
Ada orang asing!
Suara yang datang tiba-tiba membuatnya ketakutan. Jelas tidak ada orang di sini! Ketika seseorang tiba-tiba mendengar suara serak dan tua, siapapun tentu akan ketakutan.
Terutama setelah Feng Jiu menjelajahi daerah sekitarnya dan tidak dapat mendeteksi aura manusia. Bagaimana seseorang bisa tiba-tiba muncul?
Dia pun mengikuti arah suara itu dengan waspada.
Di malam yang gelap, dia hanya melihat lentera merah bergoyang tidak jauh darinya….