Dokter Hantu yang Mempesona

Bukan Hantu



Bukan Hantu

1Ketika Feng Jiu melihatnya, seolah-olah hanya ada lentera merah yang datang ke arahnya di malam yang gelap. Namun setelah lentera merah mendekat, dia melihat seorang wanita tua berpakaian hitam dan bungkuk memegang lentera merah.     

Feng Jiu melihat wanita tua aneh muncul di tempat seperti ini. Dia pun memandangnya dengan tenang dan bertanya. "Nenek, apakah anda berasal dari kota ini?"     

Nenek bungkuk itu mendongak dan melirik Feng Jiu. Kemudian, dia berbalik badan dan berjalan kembali ke tempat asalnya. "Ini bukan tempat yang bagus untuk mengobrol. Ikut aku!"     

Feng Jiu ragu sejenak. Kemudian, dia akhirnya mengikuti.     

"Kakak jangan pergi, kakak, bermainlah denganku…"     

Sebuah suara tiba-tiba datang dari belakang. Feng Jiu sangat terkejut sehingga tubuhnya merinding.     

Dia terkejut ketika dia melihat boneka kain yang ditinggalkan di pinggir jalan dan ladang terlihat hidup di bawah sinar bulan. Mereka satu demi satu merangkak dan mendekatinya.     

"Kakak jangan pergi, kakak, bermainlah denganku…"     

Salah satu boneka kain berjalan ke arahnya dengan kaku. Alisnya terkulai dan mulutnya. "Kakak bermainlah denganku, bermain denganku..."     

"Hu!"     

Feng Jiu berdiri dengan kaku. Namun, nenek bungkuk yang memegang lentera merah tiba-tiba mengambil percikan api dari dalam lentera merah dan menjentikkan percikan api ke sekeliling mereka. Dalam waktu singkat, suara teriakan bisa terdengar.     

"Ah! Hantu Nenek, Hantu Nenek yang keji…"     

Dia melihat boneka kain yang datang ke arahnya mendesis karena terkena percikan. Boneka itu jatuh ke tanah sambil menangis dan meraung seperti serigala. Suara itu membuatnya merinding.     

"Ayo pergi!"     

Wanita bungkuk di depan berbicara sambil berjalan ke depan secara perlahan. Dia terus memegang lentera merah.     

Feng Jiu menenangkan diri dan mulai memperhatikan sosok itu. Kemudian, dia mengikutinya lagi sampai mereka tiba di tempat yang tampak seperti aula leluhur.     

"Silakan duduk!" ucap nenek bungkuk itu. Dia menggantung lentera merah dan pergi ke belakang. Beberapa saat kemudian, dia kembali sambil membawa dua kue dan menyerahkan satu kue kepada Feng Jiu.     

"Terima kasih." Feng Jiu mengambil sepotong kue, tapi dia tidak memakannya. Dia justru bertanya. "Nenek, kenapa tempat ini sangat aneh?" Ya, benar-benar aneh. Dia tidak merasakan energi negatif sejak dia memasuki tempat ini, sepertinya ini bukan tempat dimana hantu kesepian berkeliaran. Meskipun demikian, boneka kain itu terlihat hidup seolah-olah ada hantu yang menempel padanya.     

Feng Jiu jelas tidak merasakan keberadaan hantu. Kalau bukan hantu, apakah itu?     

"Mereka adalah roh pendendam."     

Nenek bungkuk itu memberitahu sambil menggigit kue. Dia lanjut berkata, "Roh pendendam bukanlah hantu, tapi mereka mirip dengan hantu. Bedanya, hantu memiliki energi negatif serta menyukai tempat suram dan dingin, tapi roh pendendam suka menempel pada orang yang memiliki rasa dendam."     

Setelah Feng Jiu mendengarnya, dia sedikit terkejut. Dia pun sambil menatap dirinya sendiri dengan raut wajah aneh. "Apakah ada rasa dendam di diri saya? Pasti tidak ada, kan?" Bagaimana dia bisa memiliki dendam?     

Nenek bungkuk itu melirik Feng Jiu dan mulai berbicara secara perlahan. Suaranya yang serak terdengar tua. "Jika ada rasa dendam pada dirimu, maka kamu tidak akan bisa masuk ke sini dan bertahan hidup cukup lama untuk bertemu denganku."     

"Lalu, apa alasannya? Mengapa roh pendendam meminta saya untuk bermain dengan mereka?" Feng Jiu langsung merinding ketika dia memikirkan tentang apa yang terjadi sebelumnya. Itu terlalu aneh.     

Mereka adalah hantu tapi bukan hantu. Benda-benda itu tidak memiliki energi hantu sama sekali sehingga Feng Jiu tidak menyadari kemunculan mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.