Benar-benar Tercengang
Benar-benar Tercengang
Setelah Feng Jiu mendengarnya, raut wajahnya sedikit goyah. Dia melirik nenek itu dan mengangguk. "Yah, rasanya lebih aman untuk menyamar sebagai pengemis saat bepergian sendirian."
"Kakak, kakak, bermainlah denganku. Kakak, bermain denganku…."
Suara anak kecil yang hampir menangis terdengar dari luar. Tapi dibandingkan dengan kegelapan di luar, kengerian suara itu berkurang di aula leluhur yang diterangi oleh lentera.
Feng Jiu melirik ke luar dan bertanya, "Kenapa mereka tidak bisa masuk?" Sepertinya tidak ada yang istimewa di tempat ini jadi kenapa roh pendendam tidak bisa masuk?
"Karena mereka takut aku akan memurnikan mereka sehingga mereka tidak berani masuk." Nenek bungkuk itu menjawab. Dia menggigit kue dan terus makan.
Ketika Feng Jiu mendengarnya, dia langsung terkejut. "Memurnikan? Bagaimana anda bisa memurnikannya?"
Nenek itu mengangkat matanya yang kusam dan menatap Feng Jiu. Alih-alih menjawab, dia justru bertanya. "Apakah kamu tahu dari mana roh pendendam berasal?"
"Tidak."
Feng Jiu menggeleng dengan jujur. Dia sama sekali tidak tahu. Dia hanya mengetahui keberadaan hantu. Dia bahkan tidak tahu ada roh pendendam yang tidak memiliki aura hantu. Siapa yang tahu dari mana asalnya?
"Hantu adalah jiwa orang-orang yang sudah mati, tapi roh pendendam lahir dari kebencian. Terus terang, pedang memiliki roh yang terlahir dari aura pedang untuk menjaga pedang. Namun, status roh pendendam jauh lebih rendah daripada roh pedang karena mereka hanya memiliki kebencian."
Feng Jiu mendengarkan dengan seksama. Meskipun nenek itu memberi penjelasan, dia tidak memberitahu kenapa roh-roh pendendam takut bahwa dia akan memurnikan mereka.
Ketika dia memikirkannya, dia melihat bahwa nenek itu selesai memakan kue dan berdiri untuk berjalan keluar secara perlahan. Dia pun mengikutinya. Saat itu juga, dia melihat ada banyak boneka kain yang berdiri dan berjongkok di luar, bahkan orang-orangan sawah juga datang. Mereka telah mengepung aula leluhur sambil berteriak dan pemandangan itu membuatnya cukup terkejut.
Yang lebih mengejutkan adalah bayangan hitam yang melintas di depannya. Nenek bungkuk itu mengulurkan tangannya dan mengambil sebuah boneka kain itu. Kemudian, dia membimbingnya dan menariknya pergi.
"Ah! Hantu Nenek sangat jahat!"
Boneka kain dan orang-orangan sawah yang mengelilingi mereka menyebar dengan cepat. Hingga akhirnya, tidak ada satupun yang tersisa selain boneka kain wanita yang sedang meronta di tangan nenek itu.
Feng Jiu dikejutkan dengan perubahan peristiwa yang mendadak. Kemudian, dia melihat bahwa wanita tua itu sepertinya membimbing sesuatu di tangannya. Nenek itu menarik bola cahaya dari boneka kain dan menjepitnya di tangan seperti sedang menjepit sepotong kain.
"Ah! Tolong… Hantu Nenek mengerikan…"
Bola cahaya yang menyerupai bola kapas melompat dan mencoba melarikan diri, tapi bola itu terjepit kembali di tangan nenek bungkuk yang mulai berjalan kembali.
Apakah bola cahaya itu adalah roh pendendam? Feng Jiu sedikit terkejut dan tidak percaya. Ternyata roh jauh lebih menarik daripada hantu. Bahkan cahayanya lebih enak dipandang.
Terlebih lagi, nenek itu benar-benar kuat. Dia bahkan bisa langsung menangkap roh pendendam.
Feng Jiu hendak berjalan ke depan untuk melihat bola cahaya di tangan nenek itu, tapi siapa sangka bahwa kejadian berikutnya membuat dia berdiri dengan takjub…