Dokter Hantu yang Mempesona

Si Brengsek Kecil



Si Brengsek Kecil

1Bibir Feng Jiu berkedut. Apa yang bisa dia katakan? Meskipun dia yang paling muda di antara mereka semua, dia tidak cukup muda untuk menjadi putra Chen Dao, kan?     

Raut wajah kedua wanita itu berubah ketika mereka mendengarnya. Mereka langsung menemui jalan buntu hanya setelah mengucapkan beberapa kata. Hati mereka merasa sesak dan tidak nyaman.     

Pandangan mereka pada Chen Dao agak tidak ramah. Mereka juga melotot ke arah Feng Jiu yang sedang memainkan buah di tangannya. Meskipun demikian, mereka tidak mengatakan apa-apa dan hanya mendengus sambil berjalan ke depan dengan cepat.     

Mereka terlalu malas untuk berbicara dengan Chen Dao yang menyebalkan.     

'Grauk!'     

Feng Jiu menggigit buah dengan renyah sehingga rasa manis menyebar di ujung lidahnya. Dia pun melihat ke depan dan memberitahu Chen Dao, "Kakak Senior Chen! Meskipun saya masih kecil, namun saya tidak cukup muda untuk menjadi putra anda, kan? Kenapa anda meminta mereka melahirkan seorang putra sebagai kompensasi? Anda tidak perlu malu kalau anda benar-benar merasa tertarik pada mereka. Dengan pesona Kakak Senior Chen, jangankan menarik satu wanita, bahkan dua juga bisa."     

"Hahaha! Nak, apa kamu juga berpikir bahwa pesonaku sangat menarik? Huff, untung saja kamu menyadarinya. Sudah, jangan bicara seperti itu. Kamu harus tahu bahwa aku, Kakak Senior Chen, selalu bersikap rendah hati dan tidak pernah bersikap angkuh di hadapan orang lain."     

Meskipun Chen Dao berbicara seperti itu, dia justru meninggikan suaranya sehingga orang-orang di depan tidak bisa menahan diri untuk menoleh.     

Feng Jiu kehabisan kata-kata dan hanya makan buah sambil berjalan. Daerah ini mungkin masih tergolong daerah pinggiran karena dia hanya menemukan beberapa tanaman obat biasa, sementara sangat jarang ada tanaman obat yang berharga. Orang di depan mereka juga sesekali memetik satu atau dua tanaman obat.     

Faktanya, dia ingin bertindak sendiri. Selain memetik tanaman obat, dia juga bisa mengetahui dimana keberadaan ibunya.     

Meskipun demikian, dia sepertinya tidak bisa bertindak sendiri sekarang.     

Ketika kelompok mereka masuk, mereka bertemu dengan beberapa orang dari tim lain. Dibandingkan dengan para kultivator yang datang untuk mencari pengalaman, Feng Jiu memperhatikan bahwa para alkemis tidak akan saling berebut, tapi mereka justru akan mengusulkan barter.     

Akibatnya, mereka berjalan dengan damai di sepanjang jalan. Tidak ada konfrontasi brutal yang terjadi.     

Mereka memasuki bagian dalam hutan dan ingin istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Namun, mereka tiba-tiba melihat satu kelompok yang juga datang untuk beristirahat tidak jauh dari mereka.     

"Chen Dao, ternyata itu adalah kamu! Aku hanya bisa melihat kumis miring yang lucu dari kejauhan. Itu ternyata adalah kamu." Seorang pria berusia tiga puluhan tahun meninggikan suaranya dan menyapa Chen Dao.     

Namun, itu bukanlah sapaan tapi provokasi.     

Chen Dao melirik pria itu dan berdiri dengan kaget. "Hei? Bukankah ini adalah si brengsek kecil? Kebetulan sekali kita bisa bertemu di sini."     

Ketika Feng Jiu mendengar mereka berdua saling bertukar kata, dia merasa tidak nyaman sehingga dia duduk di satu sisi dan berusaha untuk menghindar.     

Wajah pria itu menjadi tidak ramah. Dia pun berdiri dengan kasar dan berteriak. "Chen Dao si bocah, jangan memberikan nama panggilan padaku. Kalau kamu tidak bisa membaca, cepat kembali dan minta Gurumu untuk mengajarimu membaca. Dengarkan baik-baik, namaku Wang Ba[1][1]!"     

"Aku tahu. Aku tahu. Bukankah itu artinya si brengsek kecil?" Chen Dao menjawab dengan santai dan menatap Wang Ba yang berwajah pucat dengan tenang.     

[1] Wang Ba:  Sebuah permainan kata karena Wang Ba artinya brengsek dan Xiao artinya kecil. Karena dia bernama Wang Ba, maka Chen Dao memanggilnya (Xiao Wangba) dalam bahasa Mandarin yang berarti si brengsek kecil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.