Apa yang Salah?
Apa yang Salah?
Dua obor ditempatkan di tanah untuk menerangi sekeliling. Mereka mulai melepaskan jubah mereka yang penuh dengan lumpur. Namun ketika mereka hendak melepas celana, beberapa di antara mereka berhenti seolah-olah mengingat sesuatu. Mereka juga sepertinya sadar bahwa seseorang sedang memperhatikan mereka. Mereka pun mendongak.
"Lepaskan! Kenapa kalian tidak melepasnya? Kami sedang menonton!"
Dua alkemis wanita berdiri sambil memperhatikan mereka. Jubah yang berlumuran lumpur menempel di tubuh dan menonjolkan sosok mereka yang anggun.
Feng Jiu tidak bisa menahan senyumnya. Setelah dia melirik kedua wanita itu, dia hanya berbalik badan untuk duduk di bawah pohon yang tidak jauh dari sana.
"Kalian berdua bisa mandi lebih dulu. Cepat. Jangan buang-buang waktu." Chen Dao memberikan isyarat pada kedua wanita itu untuk mandi pada mata air pegunungan. Kemudian, dia memberitahu alkemis pria lainnya, "Semua pria harus mundur sepuluh meter dan membalikkan punggung."
Para alkemis pria harus merasa tidak nyaman karena pakaian yang menempel di tubuh mereka. Mereka bahkan terpaksa mundur sejauh sepuluh meter. Meskipun demikian, seorang pria harus memberikan jalan kepada wanita karena itu adalah bentuk kesopanan sekaligus pembinaan diri.
Ketika kedua wanita itu saling memandang, satu wanita akhirnya berjaga sementara wanita yang lain mandi dan berganti baju. Mereka tidak berani mandi terlalu lama karena ada sekelompok pria yang berjarak sepuluh meter dari mereka. Mereka hanya membersihkan lumpur dan mengganti pakaian kotor lalu mereka segera mengenakan pakaian bersih.
"Sudah selesai." Kedua wanita pergi ke satu sisi dan mereka menggunakan energi spiritual untuk mengeringkan rambut.
Pada malam yang gelap, dua wanita yang berdiri di bawah pohon diterangi oleh cahaya bulan ketika mereka membelai rambut. Sosok mereka yang montok dan mempesona membuat para pria menatap mereka dengan linglung.
"Aduh!"
Salah satu dari mereka tidak memperhatikan langkahnya sehingga dia tersandung batu dan terjatuh ke atas tanah. Hal itu membuat beberapa pria di sampingnya sadar dan menstabilkan pikiran mereka.
Pria yang jatuh tersenyum pada kedua wanita itu dengan malu-malu. Dia bergegas berdiri dan pergi ke mata air pegunungan.
Feng Jiu melirik orang-orang itu dengan aneh lalu segera membuang muka.
Sekitar satu jam kemudian, semua orang selesai mencuci pakaian dan membersihkan tubuh mereka sedangkan Feng Jiu masih tidur sambil menunggu mereka di bawah pohon. Dia tidak bangun sampai dia mendengar suara Chen Dao.
Setelah berganti pakaian bersih, Chen Dao berjalan dan melihat Feng Jiu sedang tidur sambil memiringkan kepalanya. Dia pun tertawa sambil menggeleng. "Bagaimana anak ini bisa tidur di sini?"
"Kakak Senior Chen, apakah kita harus pergi atau bermalam di sini?" Seorang pria bertanya pada Chen Dao. Dia sebenarnya ingin bermalam di sini. Lagipula mereka sudah mengalami malam yang sangat sulit.
"Beristirahatlah! Kita akan pergi saat matahari terbit."
Chen Dao mengeluarkan jubah dan ingin memakaikannya pada Feng Jiu yang sedang tidur. Tanpa diduga, Feng Jiu tiba-tiba terbangun sebelum dia sempat mendekat. Ketika Feng Jiu membuka matanya, kewaspadaan dan kilatan tajam matanya membuat Chen Dao terpana. Dia tampak ketakutan.
"Kakak Senior Chen? Ada apa?" Feng Jiu bangun dan menatap Chen Dao yang mundur selangkah sambil membawa jubah di tangannya. Chen Dao agak tertegun dan tidak responsif.
"Hutan ini sangat dingin pada tengah malam. Aku berpikir bahwa kamu masih muda dan lemah, jadi aku ingin menutupi tubuhmu dengan jubah ketika aku melihatmu tertidur. Aku tidak menyangka bahwa kamu akan segera bangun."