Dokter Hantu yang Mempesona

Siapa Dia?



Siapa Dia?

2"Awoooo!"     

Darah serigala memprovokasi serigala lainnya dan menonjolkan sifat bawaan mereka. Mereka meraung dengan ganas. Cakarnya yang seperti bilah tajam meninggalkan bekas cakaran di dahan pohon.     

Semakin banyak serigala yang bergabung dengan tumpukan mayat serigala di tanah, sehingga orang-orang di atas pohon tanpa sadar menelan ludah. Mata mereka menunjukkan ketakutan yang luar biasa. Pemuda yang mengitari kawanan serigala benar-benar membunuh binatang buas dengan sangat mudah seolah-olah dia adalah Dewa Pembunuh. Mereka bahkan tidak bisa melihat satu luka pun di tubuhnya sedangkan darah yang mengotori pakaian birunya hanyalah darah milik serigala raksasa…     

"Awooooo!"     

Lolongan serigala yang panjang terdengar lagi. Tujuh dari delapan serigala yang tersisa menatap Feng Jiu dengan enggan sambil menunjukkan gigi taring mereka dan mendesis. Pada akhirnya, mereka hanya bisa melolong sambil melarikan diri dengan tergesa-gesa.     

Feng Jiu memandang sekeliling lalu pandangannya tertuju pada Raja Serigala yang berdiri di kejauhan. Setelah dia melihat Raja Serigala, dia pun berbalik badan dan berlutut untuk menggali kristal binatang dari mayat serigala raksasa.     

Para alkemis di pohon menghela nafas lega ketika mereka sadar bahwa bahaya telah berlalu. Mereka saling memandang. Setelah merasa cukup nyaman untuk turun dari pohon, mereka merapikan jubah mereka dan berusaha keras mempertahankan martabat sebagai alkemis.     

Namun, masing-masing dari mereka menunjukkan wajah panik dan pucat. Bahkan beberapa dari mereka masih sedikit gemetaran. Wajah mereka sama sekali tidak berwarna, tapi rasanya sangat lucu saat melihat mereka berjuang untuk mempertahankan martabat mereka.     

Feng Jiu selesai mengumpulkan kristal binatang lalu berbalik badan untuk menghadap dua pria di belakangnya. Dia pun mengulurkan tangan sambil menunjukkan senyuman yang tidak berbahaya. "Anda belum memberikan hadiah kepada saya."     

Mereka berdua terkejut sejenak. Ketika mereka mengingat kebrutalan yang dilakukan oleh Feng Jiu saat dia membunuh serigala, jantung mereka berdetak dengan kencang. Mereka segera membuka karung kosmos untuk mengambil sejumlah besar koin emas dan permata. Mereka segera meletakkannya di tangan Feng Jiu.     

Kedua pria itu melihat Feng Jiu memeriksa berat koin emas dan permata di tangannya. Mereka buru-buru berkata, "Hanya itu yang kami miliki. Kami tidak perlu menggunakan koin emas di Alam Rahasia jadi kami tidak membawa banyak barang. Meskipun demikian, kami punya banyak pil obat jika kamu menginginkannya."     

Mereka tiba-tiba merasa ada sesuatu yang aneh ketika mereka mengatakannya, bahkan orang-orang di sebelah mereka juga merasa ada yang aneh, Raut wajah mereka terlihat bingung.     

Orang-orang biasanya memohon agar para alkemis memberi atau menjual obat kepada mereka. Ini adalah pertama kalinya mereka harus bertanya kepada seorang pesuruh apakah dia menginginkan pil obat mereka. Mereka bahkan juga memberikannya secara gratis. Situasi ini benar-benar aneh bagi mereka.     

"Lupakan. Meskipun kita berasal dari puncak yang berbeda, namun kita bergabung dengan sekte yang sama. Saya tidak akan banyak berhitung denganmu."     

Feng Jiu tersenyum sambil menyimpan barang-barang di tangannya. Kemudian, dia berkata kepada mereka, "Lebih baik kalian segera pergi ke daerah luar hutan! Ada lebih dari sekedar serigala raksasa di kedalaman hutan. Jika kalian dikepung lagi, maka kalian pasti akan kehilangan nyawa! Jangan mati hanya untuk mencari tanaman obat yang belum pernah kalian lihat sebelumnya."     

Feng Jiu merasa bahwa para alkemis itu sedang diberi pelajaran olehnya seperti anak kecil. Dia segera menenangkan diri untuk menghilangkan perasaan aneh di hatinya. Kemudian, dia terbatuk dengan ringan. "Baiklah. Saya akan pergi kalau tidak ada masalah lain. Tolong jaga saya setelah kita kembali ke sekte."     

Semua orang terkejut ketika mereka mendengar kata-katanya. Mereka buru-buru menjawab, "Tentu, tentu saja."     

Mereka menyaksikan pemuda itu mengangguk lalu berjalan pergi. Setelah sosok berpakaian biru menghilang di kedalaman hutan, semua orang tersadar dari rasa bingung mereka dan saling memandang. "Siapa dia? Apakah ada yang tahu namanya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.