Rasakan Buatan Saya
Rasakan Buatan Saya
Selama dua hari, mereka tidak menemukan kejadian atau bahaya besar. Mereka akhirnya berjalan di dekat tebing yaitu tempat dimana tanaman obat pertama tumbuh.
Feng Jiu melihat ibunya yang sedang jongkok untuk mengambil tanaman obat. Dia pun bertanya. "Paman Bela Diri Shangguan, Paman Bela Diri Duan dan yang lainnya mengatakan bahwa anda harus mengumpulkan tiga jenis tanaman obat. Apa saja tiga tanaman obat itu?"
Dia penasaran, apa tiga tanaman obat yang harus dikumpulkan? Tampaknya ketika tiga tanaman obat itu diserahkan kepada Tetua Matahari Ketiga, kemungkinan besar ibunya akan meninggal. Bagaimana bisa?
"Itu adalah tanaman obat spiritual tingkat tinggi. Kamu pasti tidak tahu." Shangguan Wanrong menatap Feng Jiu. "Apakah kamu merasa kelelahan? Apakah kamu ingin beristirahat?"
Ketika Feng Jiu mendengarnya, dia buru-buru menjawab. "Saya lapar."
Shangguan Wanrong mengeluarkan Pil Penahan Lapar dan memberikannya kepada Feng Jiu. "Kamu sudah kehabisan makanan, kan? Ambil saja ini!"
Tanpa diduga, Feng Jiu justru menggeleng sambil melambaikan tangan. "Saya tidak suka minum obat untuk mengisi perut saya. Saya lebih suka makan daging." Dia pun menyeringai lebar.
Shangguan Wanrong terkejut. Kemudian, dia tersenyum tipis. "Kalau kamu ingin makan daging, kamu harus mencarinya di gunung ini. Coba periksa apakah ada daging yang bisa dimakan."
"Apakah kita harus istirahat lebih dulu?" Feng Jiu bertanya sambil menatap Shangguan Wanrong dengan penuh harap.
"Mari beristirahat! Kita punya banyak waktu, jadi tidak usah terburu-buru." Shangguan Wanrong melihat sekelilingnya dan menunjuk ke suatu tempat yang berjarak tidak jauh. "Di sana! Ada batu datar besar tanpa rumput di sekitarnya. Kita bisa istirahat di sana."
"Baik." Feng Jiu menjawab. "Paman Bela Diri Shangguan, duduklah di sana sebentar. Saya akan segera kembali." Setelah dia mengatakannya, dia tiba-tiba melarikan diri.
"Hei, kamu..." Sebelum Shangguan Wanrong selesai berbicara, Feng Jiu sudah berlari dengan cepat. Dia hanya bisa duduk di atas batu besar dan menunggunya di sana.
Beberapa saat kemudian, Shangguan Wanrong yang sedang minum air tiba-tiba melihat pemuda berjubah biru kembali sambil membawa dua burung pegar liar dengan satu tangan, serta seikat ranting kering di tangan lainnya. Dia pun tertegun dan segera pergi ke arah Feng Jiu.
"Paman Bela Diri Shangguan, silakan duduk. Serahkan ini pada saya." Feng Jiu menyeringai sambil memberi isyarat agar ibunya tidak mendekat.
Ketika Shangguan Wanrong tiba di sampingnya dan mengambil seikat ranting dari tangan Feng Jiu, dia terkejut. "Aku tidak melihat burung pegar selama perjalanan ke sini, bagaimana kamu bisa menangkap mereka?" Burung pegar jenis ini adalah makhluk yang tercepat. Mereka tidak dapat ditangkap tanpa kecepatan tertentu, khususnya di area hutan pegunungan.
"Apa yang istimewa dengan menangkap dua burung pegar? Saya sering bepergian di luar sendirian. Saya sudah terbiasa dengan hal-hal semacam ini. Saya berpengalaman." Feng Jiu tersenyum dan matanya yang menyipit membentuk bulan sabit. Dia menyuruh Shangguan Wanrong duduk dan mulai mengurus makanannya sendiri.
Tidak lama kemudian, ranting-ranting pohon mulai terbakar dan Feng Jiu memanggang burung pegar liar yang sudah dibersihkan. "Paman Bela Diri, tunggu sampai anda merasakan makanan buatan saya! Pil Penahan Lapar tidak memiliki aroma daging yang harum!"
Shangguan Wanrong terkekeh dan mengambil ranting yang menusuk burung pegar di tangan Feng Jiu. "Biar aku bantu." Ketika dia menyaksikan teknik pemuda itu saat memanggang burung pegar, dia tanpa sadar bertanya, "Kamu masih sangat muda, kenapa kamu sering melakukan hal-hal seperti ini?"
"Itu karena saya sering bepergian!"