Dokter Hantu yang Mempesona

Gurun Kebatilan



Gurun Kebatilan

1"Tidak bisa meningkatkan kekuatan dalam waktu 3 bulan?"     

Tetua Matahari Ketiga menatap Shangguan Wanrong dan tiba-tiba tersenyum. "Kamu sudah lama berada di sini. Apa kamu pernah mendengar tentang tempat yang disebut dengan gurun kebatilan?"     

Dia berhenti bicara sejenak. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum, "Mungkin kamu belum pernah mendengarnya, tapi itu tidak masalah. Aku bisa memberitahumu bahwa gurun kebatilan sangat sesuai dengan namanya. Itu adalah tempat di mana orang-orang paling kejam dan jahat berkumpul. Mereka makan daging manusia dan minum darah manusia. Mereka berani melakukan segala macam kejahatan. Hanya orang kuat yang bisa bertahan hidup di sana. Menurutku itu juga tempat terbaik bagi orang-orang untuk mendapatkan pengalaman. Aku yakin bahwa di habitat yang begitu keji, potensi seseorang dapat dirangsang untuk memasuki tingkat Nascent Soul. Bagaimana menurutmu?"     

Shangguan Wanrong langsung menggigil. Meskipun Gurunya tersenyum, tapi senyuman itu tidak mencapai matanya. Raut wajahnya justru menunjukkan kesan aneh dan mengkhawatirkan. Tatapan dan senyuman itu memberikan perasaan yang sangat mengerikan. Dia tanpa sadar berjalan mundur dan menjaga jarak dengannya.     

"Saya tahu. Jangan khawatir, Guru! Saya akan segera menjadi Kultivator Nascent Soul dalam waktu tiga bulan. Saya pasti akan memenuhi harapan Guru." Dia menenangkan pikirannya. "Guru, jika tidak ada lagi yang perlu diberitahukan kepada saya, maka saya pamit lebih dulu."     

"Pergilah!" Tetua Matahari Ketiga mengangguk dengan puas. Dia pun memberi isyarat agar Shangguan Wanrong pergi.     

Shangguan Wanrong berjalan keluar dari ruangan. Di balik pintu, dia merasakan sedikit getaran di dalam hatinya dan telapak kakinya terasa dingin. Sekarang, dia bisa yakin bahwa Guru ingin dia mati!     

Namun, dia tidak tahu kenapa Guru ingin dia mati? Apa gunanya? kenapa Guru harus menunggu sampai dia menjadi Kultivator Nascent Soul?     

Dia meninggalkan Puncak Kesembilan dengan linglung. Dia baru sadar setelah dia mendengar suara Duan Mubai.     

"Adik Junior, apa kamu baik-baik saja?" Duan Mubai berjalan maju. Ketika dia menyadari bahwa Shangguan Wanrong tampak sedikit linglung, dia tidak dapat menahan kekhawatirannya.     

"Tidak ada masalah. Apa yang bisa terjadi ketika saya pergi menemui Guru?" Shangguan Wanrong mengangkat kepalanya. Kemudian, dia menggeleng dan berkata sambil tersenyum, "Kakak Senior, saya kembali dulu." Dia berjalan melewati Duan Mubai dan pergi menuju kediaman gua miliknya.     

Duan Mubai menyaksikan Shangguan Wanrong pergi. Dia ingin menghentikannya dan bertanya apa yang dikatakan oleh Guru. Sayangnya, setelah Shangguan Wanrong berjalan jauh, dia berusaha membuka mulut tapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

Bahkan jika dia curiga bahwa Guru memiliki niat yang berbahaya, sekarang masih tidak ada yang terjadi. Sebagai seorang murid, bagaimana dia bisa menanyakan hal seperti itu?     

Duan Mubai menggeleng sambil menghela nafas pelan. Akhirnya, dia mengikuti Shangguan Wanrong ke bagian bawah puncak.     

Di sisi lain, Feng Jiu kembali ke kediaman guanya dan melihat Rambut Hijau yang semakin gemuk itu berdecak. Dia terkejut saat dia melihat Rambut Hijau. "Hei, kamu yang di sana! Aku ingin tahu kenapa aku tidak melihatmu lagi setelah aku memasuki Alam Rahasia. Apa kamu tidak bisa masuk?"     

Feng Jiu terkekeh. Meskipun dia belum mandi, dia justru duduk di pintu masuk gua dan menggendong si Rambut Hijau di lengannya. Dia menyentuh ayam itu dan memberitahu dengan ragu, "Kapan kamu akan bertelur? Telur biasanya tidak bertahan lama di dalam, bukan?"     

"Kruk! Kruk!"     

Rambut Hijau mengangkat kepalanya dan berdecak sambil mengepakkan sayap. Feng Jiu tidak tahu apa maksudnya jadi dia melihat sekelilingnya sambil berpikir. Dia tiba-tiba menyentuh Pil Pembicara. Haruskah dia memberi makan pil obat itu kepada Rambut Hijau?     

Namun, dia segera menolak. Jika Rambut Hijau berbicara menggunakan bahasa manusia, maka dia akan mendapatkan masalah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.