Pertarungan
Pertarungan
"Hiss!"
Rasa sakit dari bahu membuat Shangguan Wanrong menghela nafas kesakitan. Dia menyandarkan setengah bagian tubuhnya ke atas ketika orang itu meremas bahunya seolah-olah dia mencoba untuk menghancurkan tulangnya menjadi beberapa bagian. Rasa sakit itu membuatnya tidak bisa menggunakan kekuatannya.
"Wanrong, Guru sudah bilang bahwa kamu tidak dapat melarikan diri. Kembalilah bersamaku dengan patuh!" Suara yang dalam terdengar dan Tetua Matahari Ketiga menangkapnya. Dia pun menyeretnya ke sisi lain.
"Biarkan aku pergi! Biarkan aku pergi!"
Shangguan Wanrong memberontak dan ingin melawan. Namun, dia baru saja mencapai tingkat Nascent Soul dan energi spiritualnya masih tidak stabil. Ketika bahunya dicengkeram oleh Kultivator Surgawi dan dihancurkan oleh tekanan yang kuat, dia tidak bisa melawan dengan kekuatannya sendiri dan hanya bisa diseret secara paksa.
"Diam! Diam!"
Tetua Matahari Ketiga melihat bahwa Shangguan Wanrong terus berteriak dan memberontak. Dia pun mengangkat tangannya dan mencoba untuk membuatnya pingsan. Tapi saat itu juga, dia tiba-tiba merasakan hawa dingin di belakangnya. Dia membalik tangannya yang hendak memukul leher Shangguan Wanrong dan mengeluarkan serangan langsung ke belakang.
"Boom!"
Aliran udara dari telapak tangannya menghantam tanah dengan keras dan suara tanah menggema di sekitar di sekitar. Pada saat yang bersamaan, raungan binatang buas yang memekakkan telinga juga menggema di hutan.
"Roaaarrr!"
Binatang Pemakan Awan berubah menjadi bentuk aslinya dan menggeram keras sambil menunjukkan taringnya. Matanya yang haus darah tertuju pada Tetua Matahari Ketiga. Cakarnya yang tajam dan nafas binatang suci yang kuat melonjak keluar.
Binatang Suci!
Tetua Matahari Ketiga berteriak kaget saat dia melihat Binatang Pemakan Awan. "Bagaimana bisa ada binatang suci di tempat seperti ini?" Setelah dia mengawasi dengan seksama, dia akhirnya tahu bahwa itu adalah binatang suci yang telah dikontrak. Dia menjadi lebih tenang dan berteriak dengan lantang, "Siapa Tuanmu? Apa yang ingin kamu lakukan?!"
"Biarkan dia pergi. Kalau tidak, Tuan akan menghancurkanmu!"
Binatang Pemakan Awan mengeluarkan suara yang ganas dan haus darah. Suaranya bahkan mampu membuat orang-orang bergidik ketakutan. Lebih tepatnya, tekanan binatang suci menyelimuti area di sekitarnya dan membentuk aliran udara.
Shangguan Wanrong awalnya ketakutan karena kemunculan binatang suci. Namun, dia tidak menyangka akan mendengar kata-kata itu. Dia pun bertanya dalam hati, mungkinkah ini binatang buas milik putrinya? Apakah dia mengatur agar binatang buas ini berjaga di luar?
Ketika dia memikirkannya, dia langsung merasa khawatir. Putrinya tidak akan membuka segel akupuntur untuk mengejarnya, kan?
Setelah Tetua Matahari Ketiga mendengar kata-kata Binatang Pemakan Awan, matanya yang tajam menyipit. "Siapa yang memintamu untuk datang?" Angin yang keluar dari telapak tangannya berubah menjadi bilah energi dan melesat dengan ganas menuju Binatang Pemakan Awan. Pada saat yang bersamaan, dia menarik Shangguan Wanrong untuk membawanya ke arah belakang gunung.
Jika dia ingin membawa Shangguan Wanrong kembali, maka dia hanya bisa naik dari belakang gunung. Kalau tidak, maka orang-orang yang ada di depan akan bisa melihatnya.
"Roaaarrr! Jangan pikir kamu bisa lari!" Binatang Pemakan Awan meraung sambil mengejarnya dan menghindari serangannya.
Tetua Matahari Ketiga sendiri adalah seorang alkemis. Meskipun dia tidak pernah mengabaikan kultivasinya, kekuatan bertarungnya tidak sebanding dengan Kultivator Surgawi yang sesungguhnya. Setelah dia menghindari serangan Binatang Pemakan Awan, kecepatannya semakin lambat dan tubuhnya dipenuhi oleh luka cakar.
"Hiss!"
Pakaiannya robek, darah menetes dari mulutnya dan dia terhuyung-huyung karena tangannya melepaskan Shangguan Wanrong. Wanita ini pasti akan melarikan diri jika dia melepaskannya sekarang. Andai saja dia tidak terpaksa membawa Shangguan Wanrong, dia tidak akan menderita sampai seperti ini.
"Roaaarrr!" Binatang Pemakan Awan meraung dan menerkamnya lagi.