Dokter Hantu yang Mempesona

Niat Membunuh yang Keji



Niat Membunuh yang Keji

0"Changchun, kenapa kamu berdiri di sana dengan bingung? Kenapa kamu tidak memeriksa apakah Puncak gunung kita juga terbakar?"     

Tetua Matahari Ketiga menatap Ruan Changchun dengan raut wajah yang serius. Hatinya terasa seperti terbakar. Jika bukan karena dia tidak bisa pergi dari sini, dia pasti akan keluar dari formasi penghalang untuk memeriksanya sendiri.     

Kenapa tiba-tiba ada api? Bahkan apinya begitu besar sampai menyebar ke puncak gunung, Jika Puncak gunung lainnya juga terbakar, apakah Puncak Matahari Ketiga mereka juga akan terbakar?     

"Baik, murid akan segera pergi." Ruan Changchun membalas. Meskipun demikian, matanya tetap tertuju pada cambuk di tangan Tetua Matahari Ketiga. Dia berdiri di tempat yang sama tanpa bergerak sama sekali.     

Ketika Tetua Matahari Ketiga melihat Ruan Changchun menatap cambuk di tangannya, dia langsung mengerutkan kening dan berseru dengan suara yang dalam. "Kenapa kamu masih di sini?"     

Ruan Changchun menutup matanya dan berjalan pergi. Setiap langkah yang dia ambil terasa semakin berat.     

Feng Jiu yang bersembunyi di balik bayangan menyaksikan Tetua Matahari Ketiga memeriksa sekelilingnya sebelum dia kembali ke dalam gua. Saat itu, dia menatap punggung Tetua Matahari Ketiga dengan mata yang merah karena niat membunuh. Cambuk... cambuk itu!     

Dia mengepalkan tangannya dengan erat dan persendiannya berderit karena geram. Meskipun aura dari tubuhnya sudah disembunyikan, namun dia tidak dapat menyembunyikan niat membunuhnya yang tiba-tiba keluar.     

"Nona, saya kembali." Binatang Pemakan Awan melompat ke sisinya. Ketika dia melihat tubuh Feng Jiu dipenuhi dengan niat membunuh, dia tidak bisa menahan diri untuk melirik gua itu.     

Di sana, dia melihat sosok Tetua Matahar Ketiga berjalan kembali ke dalam gua.     

"Tetaplah di sini dan berjaga-jaga. Aku akan masuk ke dalam." Feng Jiu berhenti di setiap kata karena dia berusaha menahan niat membunuhnya.     

"Baik. Hati-hati, Nona." Binatang Pemakan Awan menjawab.     

Feng Jiu berhenti bicara. Dia melompat menggunakan jari kakinya dan berjalan menuju formasi penghalang selangkah demi selangkah.     

Ketika dia sampai di depan formasi penghalang, dia mengulurkan tangannya untuk menjelajahi formasi itu lebih dalam. Energi spiritual berkumpul di telapak tangannya dan formasi yang awalnya tidak terlihat mendadak berubah menjadi pusaran udara. Dia menggunakan kedua tangannya untuk memadatkan energi spiritual lalu melemparkannya ke dalam kobaran api. Seluruh formasi penghalang tiba-tiba dipatahkan dan menimbulkan ledakan keras.     

Energi spiritual dari Kultivator Surgawi menghilang ke udara setelah menembus formasi penghalang. Ledakan keras itu menambah kekhawatiran Tetua Ketiga Matahari yang berada di dalam gua. Sedangkan orang-orang di Puncak Matahari Ketiga tidak menyadari adanya keributan di Puncak Kesembilan.     

Mereka dipanggil untuk membantu memadamkan api dan memeriksa apakah Puncak gunung terbakar. Seluruh Sekte dipenuhi dengan suara keras, jadi tidak ada yang memperhatikan suara di sini.     

Feng Jiu berjalan masuk tepat setelah dia menembus formasi penghalang. Ketika dia mencium obat kuat yang berasal dari dalam gua, niat membunuh dan tekanan yang kuat langsung keluar tubuhnya.     

Karena dia sudah memilih untuk bergerak, dia tidak perlu lagi menyembunyikan apapun! Tetua Matahari Ketiga berani menyentuh ibunya dan berani menyakitinya, jadi dia tidak akan melepaskannya begitu saja!     

Tetua Matahari Ketiga menyadari kedatangan Feng Jiu saat formasi penghalang itu rusak. Dia pun berbalik badan untuk berjalan ke luar. Sebelum dia melihat seseorang masuk dari luar, dia merasakan aura membunuh haus darah yang luar biasa mengalir dari luar. Niat membunuh itu dingin. Dia merasakan dinginnya tulang-tulangnya, sedingin angin seribu tahun. Meski kaget, dia juga langsung waspada.     

"Siapa itu? Keluar!"     

Matanya menjadi muram dan dia mencengkeram cambuk di tangannya dengan erat. Cambuk yang direndam dalam obat cair terkadang lebih baik dari pedang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.