Tidak Bisa Melarikan Diri
Tidak Bisa Melarikan Diri
Pemuda itu tampak berusia sekitar delapan belas atau sembilan belas tahun dan raut wajahnya terlihat lembut. Sosoknya juga terlihat kurus dan lemah. Meskipun dia tampak seperti anak muda yang rapuh, namun seluruh tubuhnya memancarkan niat membunuh sedingin es yang menakutkan.
Terutama sepasang mata yang menatapnya seperti binatang buas yang menatap mangsanya. Itu membuatnya merasa gemetaran.
"Siapa kamu? Kenapa kamu memasuki Puncak Matahari Ketiga…"
Tetua Matahari Ketiga berteriak dengan tajam. Namun setelah dia berbicara, dia melihat kilatan cahaya dingin. Pemuda itu memegang belati di tangannya dan menyerangnya dengan kecepatan seperti hantu. Dia pun merasa terkejut dan bergegas mundur. Tapi tidak peduli seberapa cepat gerakannya, dia tidak bisa bergerak lebih cepat dari teknik serangan pemuda itu.
'Sriing!'
"Hiss!"
Belati tajam menebas melewati leher Tetua Matahari Ketiga, tapi belati itu hanya melukai pipinya karena dia telah mengelak dan menghindari titik fatal. Pada saat yang bersamaan, tetesan darah mengalir keluar dan mata Master Third Sun terlihat panik ketika dia menutupi lukanya dengan tergesa-gesa. Dia pun berteriak dengan keras.
Darah hangat menodai tangannya dan jantungnya berdegup kencang.
Siapa orang ini? Teknik dan keterampilannya sangat aneh. Jika dia tidak mengelak dengan cepat, maka belati itu akan menebas lehernya! Dia langsung berkeringat dingin setelah dia memikirkannya.
"Siapa kamu? Apa yang ingin kamu lakukan? Apakah kamu menginginkan pil obat? Aku bisa memberimu pil obat!"
Meskipun dia adalah Kultivator Surgawi, namun dia tidak bisa dibandingkan dengan pembunuh haus darah yang memiliki keterampilan bertarung. Terlebih lagi, orang di depannya jelas memancarkan aura kultivator Nascent Soul dan niat membunuhnya tidak kalah dengan Kultivator Surgawi.
Dia mundur selangkah demi selangkah sedangkan Feng Jiu terus berjalan maju. Ketika Feng Jiu masuk ke dalam gua dan melihat ibunya dirantai dengan penuh noda darah, matanya langsung dipenuhi rasa haus darah dan niat membunuh. Matanya yang tajam menatap Tetua Matahari Ketiga erat-erat. Saat berikutnya, dia kembali menyerang dengan belati tajam.
'Sriing!'
'Boom!'
"Hiss!"
Ruang di dalam gua itu tidak besar dan serangan dari belati Feng Jiu tampak hidup. Tetua Matahari Ketiga mengibaskan cambuknya ke arah Feng Jiu beberapa kali tapi dia masih saja gagal menyerangnya dan malah menghancurkan beberapa benda di dalam gua.
Ketika dia melihat ramuan obat mujarab yang disiapkan dengan susah payah menjadi hancur, hatinya langsung terasa sakit. "Aku akan membunuhmu!"
"Itu tergantung pada kemampuanmu!" Feng Jiu berbicara dengan ketus. Dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan bersiap untuk menyerang lagi.
Mereka berdua bertarung di dalam gua. Keterampilan bertarung Tetua Matahari Ketiga jelas lebih rendah dari Feng Jiu. Dia dikalahkan secara perlahan. Ketika dia menyadari bahwa dia bukan tandingan pemuda itu, dia memutuskan untuk melarikan diri dari gua dan mencari bantuan dari luar.
Selama dia mendapat bantuan dari Sekte, pemuda itu tidak akan punya jalan keluar!
"Hiss!"
Tetua Matahari Ketiga menarik kembali cambuknya. Dia berjalan ke depan dan bergerak menuju pintu masuk gua. Namun pada saat yang bersamaan, suara dingin dan haus darah tiba-tiba terdengar. "Apa kamu ingin melarikan diri? Tidak ada jalan keluar untukmu!"
Feng Jiu berbalik. Belati di tangannya seolah-olah terbang dan menusuk betis Tetua Matahari Ketiga. Serangan itu membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh ke depan. Setelah dia berdiri dan berniat melarikan diri lagi, dia merasakan ada tangan yang mencengkram lehernya dan menyeretnya ke belakang.