Dokter Hantu yang Mempesona

Pembalasan



Pembalasan

2"Ahh!" Tetua Matahari Ketiga berseru. Pada saat yang bersamaan, aura kematian telah menyelimuti dirinya dan niat membunuh yang dingin menembus sampai ke tulang. Rasa dingin yang mengalir dari telapak kaki hingga jantungnya menyebabkan ketakutan dan kepanikan.     

"Boom!"     

Feng Jiu telah menyeretnya kembali dan melemparkannya ke tanah. Dia menyaksikan tubuh pria itu menabrak sebuah benda dengan keras lalu jatuh ke tanah dengan posisi canggung. Ketika pria itu ingin berdiri, aliran udara kembali menabraknya.      

"Hiss!"     

"Syuut!"     

Suara cambuk yang tajam menebas udara seperti belati. Serangan itu mendarat tepat di tubuh Tetua Matahari Ketiga yang mencoba berdiri. Pakaian abu-abu yang dia kenakan tiba-tiba terkoyak oleh cambuk dan dagingnya tersayat hingga darah mengalir keluar.     

"Ahh!"     

Jeritan menyedihkan keluar dari mulutnya. Saat ini, dia merasakan sakit yang menusuk jantung dari cambuk obat yang menebas dagingnya. Rasa sakit yang tajam terasa lebih buruk dari kematian sehingga dia hampir pingsan.     

"Syuut! Syuut!"     

"Kratak!"     

"Ah…. jangan…. jangan serang aku lagi…. jangan… aku akan mati…!"     

Setiap serangan cambuk mengandung energi tersembunyi. Tetua Matahari Ketiga meringkuk di lantai sambil memeluk kepalanya erat-erat sementara tubuhnya dicambuk. Rasa sakit itu terlalu sulit untuk diungkapkan.     

Dia bisa merasakan kemarahan dari pemuda berjubah biru itu. Setiap serangan membawa kemarahan dan niat membunuh yang kuat. Pemuda itu pasti ingin membunuhnya! Cambuk yang menebas tubuhnya mengandung energi gelap hingga menembus kulit dan dagingnya!     

"Apa kamu tidak tahan lagi? Bukankah kamu pintar menindas orang? Bukankah kamu suka menghajar orang dengan cambuk?" tanya Feng Jiu dengan suara dingin. Tangannya tidak berhenti bergerak. Setiap cambuk dilontarkan dengan keras. Setiap serangan mengandung energi tersembunyi yang cukup besar untuk merobek daging tanpa memberikan luka fatal.     

"Jangan jangan pukul aku lagi…"     

Suara Tetua Matahari Ketiga terdengar lemas. Dia berbaring di atas tanah dan bau darah dari luka-lukanya menyebar di udara. Feng Jiu memperhatikan pria yang sedang terbaring sekarat dan tidak bisa berdiri. Kemudian, dia melemparkan cambuk ke samping dan berlari ke samping ibunya.     

"Ibu? Ibu?"     

Dia memanggil Shangguan Wanrong dengan pelan. Namun, dia melihat bahwa ibunya tidak bereaksi sama sekali. Seluruh bagian bajunya compang-camping dan berlumuran darah karena serangan cambuk. Dia pun mulai merasa khawatir.     

Tetua Matahari Ketiga yang terluka parah memeluk kepalanya dengan kedua tangannya. Ketika dia melihat Feng Jiu berlari ke samping Shangguan Wanrong, dia mengeluarkan pil obat secara diam-diam dan memakannya untuk menghilangkan rasa sakit pada tubuhnya.     

Dia yakin bahwa jika dia tidak meminum pil itu, maka dia akan terbunuh oleh rasa sakit yang mengerikan!     

Ibu? Apakah dia mendengarnya dengan benar? Pemuda yang muncul entah darimana memanggil Shangguan Wanrong dengan sebutan ibu? Apakah itu benar-benar ibunya?     

Dia menoleh ke belakang secara diam-diam dan melihat pemuda itu menarik belenggu besi hitam. Dia tahu bahwa ini adalah kabar buruk baginya. Oleh karena itu, dia menepuk-nepuk dadanya secara perlahan hingga dia merasakan efek obat penghilang rasa sakit. Lalu, dia menggertakkan gigi dan melompat untuk melarikan diri keluar.     

"Syuut!"     

Dua jarum perak tiba-tiba ditembakkan dan menembus tubuh Tetua Matahari Ketiga. Karena jarum perak itu muncul secara mendadak, Tetua Matahari Ketiga tidak bisa menghindarinya dengan cepat. Dia menghela nafas dan tubuhnya tersungkur ke depan bersamaan dengan dua jarum perak yang menusuk tubuhnya...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.