Dokter Hantu yang Mempesona

Rubah Betina



Rubah Betina

3Halaman barat Kediaman Song sedang kacau.     

Song Ming segera datang ke halaman tempat tinggal Nyonya Kedua sambil membawa pedang panjang. Sayangnya, sebelum dia bisa mendekat, dia dihentikan oleh saudara tirinya. Song Ming tidak pernah menyukai saudara tirinya, karena dia selalu mengingatkan Song Ming bahwa ayahnya telah mengkhianati ibunya.     

"Keluarlah! Bai Lian! Keluar!" Song Ming mendorong saudara tirinya ke samping dan menggeram. "Adik bungsu, kamu sebaiknya minggir dari sini. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena perlakuanku yang kejam!"     

"Kakak sulung, ada apa denganmu?" Tuan Muda Ketiga bukan tandingan Song Ming. Dia bisa disingkirkan dengan sangat mudah. Meskipun Song Ming tidak menyukainya atau memperlakukannya sebagai saudara, namun dia merasa bahwa Song Ming tidak akan membunuhnya karena darah ayahnya mengalir dalam tubuh mereka berdua.     

Namun, dia telah meremehkan amarah Song Ming. Ketika Song Ming membuka pintu dan berjalan masuk, Tuan Muda Ketiga melihat Song Ming tiba-tiba melompat ke arahnya. Song Ming melemparkan pedang ke arah Tuan Muda Ketiga dan berteriak, "Bai Lian! Jika kamu tidak keluar, maka aku akan membunuh putramu!"     

"Ssss! Kakak sulung!"     

Bilah pedang tajam menyayat tangannya. Darah pun mengalir keluar dengan sangat deras. Tuan Muda Ketiga menarik nafas karena merasa kesakitan dan tidak percaya dengan apa yang dia lihat.     

Bau darah pun mulai menyebar di udara. Tidak hanya Tuan Muda Ketiga yang terkejut, tapi para penjaga di sekitarnya juga merasa bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Mereka tidak menyangka bahwa Tuan Muda Sulung akan melukai Tuan Muda Ketiga. Tapi tanpa diduga, pedang yang ada di tangan Tuan Muda Sulung benar-benar membidik Tuan Muda Ketiga!     

Mungkin karena kata-kata Song Ming yang mengancam, atau mungkin karena teriakan kesakitan dari putranya sehingga Nyonya Kedua berlari keluar. Ketika dia muncul, semua orang langsung menahan nafas.     

"Apakah itu adalah Nyonya Kedua?"     

"Benar, benar, Tuan juga kaget ketika beliau bangun pagi ini. Beliau memanggil dokter ke kediaman untuk memeriksa kondisi Nyonya Kedua. Dokter mengatakan bahwa Nyonya Kedua menderita penyakit penuaan dan hal itu terjadi dalam semalam."     

"Mustahil! Nyonya Kedua adalah wanita yang sangat cantik, bagaimana dia bisa berubah menjadi wanita tua hanya dalam waktu semalam? Apakah itu penyakit atau racun? Apakah dia bisa disembuhkan?"     

"Dokter mengatakan bahwa itu adalah penyakit karena dia tidak mendeteksi racun apa pun pada tubuh Nyonya Kedua. Entah dia bisa disembuhkan atau tidak."     

Song Ming juga tertegun ketika dia melihat wanita tua yang berlari keluar. Dia melotot pada wanita yang mengenakan gaun elegan, namun memiliki rambut putih dan wajah keriput seperti berusia seratus tahun. Ini adalah pemandangan yang sangat sulit untuk diyakini.      

Jika Song Ming tidak mendengar bisikan dari para penjaga, maka dia tidak akan percaya bahwa wanita di hadapannya adalah Bai Lian.     

"Bai Lian, dasar wanita kejam! Kamu telah meracuni ibuku dan Surga memberimu balasan sekarang! Hahahaha! Kamu terlihat seperti hantu dalam waktu semalam. Bai Lian, apakah kamu pikir bahwa pak tua itu masih menginginkanmu jika kamu terlihat seperti nenek-nenek? Hahahaha..."     

Song Ming menggeleng sambil tertawa. Suaranya yang keras terdengar sangat puas. Dia pun mengarahkan pedangnya pada Bai Lian. "Sejak kamu datang ke kediaman ini, aku sudah tidak tahan lagi. Kamu adalah rubah yang hanya bisa merayu pria, tapi kamu berani bermimpi ingin menjadi Nyonya Keluarga Song? Hmph! Selama aku, Song Ming, masih ada di sini, maka kamu tidak akan pernah mendapatkan kesempatan!"     

Ketika Tuan Muda Ketiga mendengar kata-kata itu, dia langsung tercengang. Dia pun mengabaikan tangannya yang terluka dan menatap Song Ming dengan kaget. "Kakak, apa yang Kakak bicarakan? Apakah Ibuku meracuni Ibumu? Apa maksudnya? Bagaimana mungkin?"     

Setelah Nyonya Kedua mendengar kata-kata Song Ming, sekujur tubuhnya membeku dan gemetar karena kedinginan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.