Dokter Hantu yang Mempesona

Suara Pedang Pada Malam Hari



Suara Pedang Pada Malam Hari

2Jika Song Ming tertarik seperti mereka, maka dia pasti akan ikut. Tapi jika dia tidak tertarik, maka dia masih harus pergi bersama mereka. Meskipun demikian, dia mungkin akan dibuat tidak sadarkan diri ketika dia dibawa pergi.     

Setelah Song Ming mendengar bahwa mereka akan pergi ke Pegunungan Neraka, dia tampak terkejut sejenak. Namun dia tidak menanyakan apa-apa dan hanya mengangguk. "Aku akan pergi denganmu." Dia tidak ingin tinggal di rumah. Karena wanita itu sudah mati, maka dia harus berkeliling dunia serta mempelajari banyak hal.     

"Apakah kamu sudah berpamitan kepada anggota keluargamu?" tanya Feng Jiu.     

"Aku sudah memberi hormat kepada Ibuku. Kakek dan anggota keluarga yang lain sudah tahu jadi tidak ada masalah."     

Feng Jiu mengangguk dan memberikan perintah, "Duduklah! Kita akan pergi setelah makan."     

Mereka berempat duduk mengelilingi meja dan makan bersama. Mereka tidak ingin tinggal lebih lama lagi dan segera meninggalkan kota setelah makan. Akhirnya, mereka pergi ke tujuan berikutnya dengan membawa pedang kekaisaran.     

"Apakah mereka sudah pergi?"     

Di Kediaman Song, Tetua Sing dan Kepala Keluarga Song baru mengetahui waktu keberangkatan mereka setelah mereka meninggalkan kota.     

"Ya, mereka sudah pergi." Kepala Keluarga Song mengangguk dan menghela nafas.     

"Tidak apa-apa. Dia bisa belajar lebih banyak ketika dia bepergian di luar. Itu sangat bermanfaat baginya. Selain itu, kita tidak perlu merasa khawatir karena dia bersama Dokter Hantu." Tetua Song berkata sambil menatap mata Kepala Keluarga Song. "Lebih baik kamu mulai memperhatikan kedua putra selirmu."     

"Saya ingin mengirimkan mereka ke akademi untuk belajar dan berlatih kultivasi selama beberapa tahun." Kepala Keluarga Song menyuarakan niatnya.     

"Baiklah. Kamu bisa membuat rencana sendiri." Setelah Tetua Song selesai bicara, dia berbalik badan dan pergi dari sana.     

Satu hari kemudian, pada malam hari.     

Di suatu tempat di jalan pegunungan, Feng Jiu dan rombongannya sedang duduk di sisi jalan untuk beristirahat. Api unggun di depan mereka memanggang binatang liar dan ikan yang telah mereka tangkap di sungai.     

"Kamu bisa memakan yang ini. Aku akan pergi dan menangkap lagi," ucap Song Ming. Setelah memakan satu ekor ikan, dia baru sadar bahwa hanya ada satu ekor ikan yang tersisa. Dia akhirnya berdiri dan berjalan menuju ke sungai.     

"Song Ming, jika kamu bisa menangkap lebih dari selusin ekor ikan, maka itu akan jauh lebih baik." Ning Lang berteriak sambil memakan potongan daging terakhir. Dia juga ikut berdiri. "Lupakan saja. Aku akan pergi dan membantunya menangkap lebih banyak ikan. Kalian semua makan saja dulu. Jangan biarkan ikannya sampai gosong."     

Feng Jiu dan Duan Ye duduk di sekitar api dan lanjut makan. Dia juga mengambil sebotol anggur dari ruang dimensi. Angin sepoi-sepoi yang berhembus melalui padang rumput terasa nyaman dan tentram.     

"Kita akan beristirahat di sini malam ini. Kita bisa memasang tenda kecil." Feng Jiu merobek sepotong daging dan mulai makan sambil berbicara dengan Duan Ye.     

"Mmm." Duan Ye bergumam sambil membalik daging yang dipanggang. Dia menyingkirkan daging yang sudah matang dan menambahkan kayu.     

Ketika malam, mereka mendirikan empat tenda kecil dan menyebarkan bubuk obat di luar tenda untuk mencegah masuknya ular. Menjelang tengah malam, keempat pemuda yang sedang mabuk akhirnya tertidur. Namun, pada tengah malam, mereka dibangunkan oleh suara pedang yang saling berdentum.     

"Siapa itu? Beraninya kamu mengganggu mimpiku pada tengah malam seperti ini!" Ning Lang bergumam. Dia akhirnya berbalik badan dan lanjut tidur.     

Sementara itu, Duan Ye dan Song Ming yang terbangun memutuskan untuk keluar dari tenda. Mereka saling memandang lalu pergi ke arah suara pertarungan.     

Meskipun Feng Jiu juga mendengar keributan itu, namun dia tidak repot-repot memikirkannya. Ada banyak konflik di dunia ini. Dia tidak ingin terlibat dengan hal-hal yang tidak penting. Lagipula, Binatang Pemakan Awan sedang berjaga di luar tenda sehingga dia bisa beristirahat dengan tenang.     

Cahaya bulan menerangi jalanan yang gelap pada malam hari. Ketika Duan Ye dan Song Ming pergi ke sumber suara keributan, mereka melihat sekelompok orang yang bertempur pada malam hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.