Dokter Hantu yang Mempesona

Mabuk



Mabuk

1Mangkuk anggur lebih dalam dan memiliki lubang yang lebar. Namun, mangkuk anggur jarang digunakan untuk minum. Ketika Luo Fei berteriak dan meminta mangkuk anggur, seorang pelayan segera mengambil dua mangkuk anggur dan meletakkannya di depan mereka.     

Luo Fei meletakkan botol anggur dan berjalan kembali menuju ke kursinya. Kemudian, dia menuangkan anggur untuk mereka berdua. "Silahkan dinikmati." Dia meletakkan botol lalu mengangkat mangkuk anggur untuk mengisyaratkan agar mereka mulai minum.     

Feng Jiu mengangkat mangkuk anggur untuk bersulang dan segera mengosongkan isinya. Ketika anggur memasuki tubuhnya, matanya berkedip sedikit. Dia pun tersenyum tipis.     

"Sekali lagi!" Dia berteriak dengan gembira dan menuangkan anggur untuk terus bersulang.     

Semua orang menyaksikan mereka minum mangkuk demi mangkuk anggur dan hanya bisa saling memandang. Kedua pemuda itu bahkan menghabiskan setiap mangkuk dalam sekali teguk. Nyonya Luo akhirnya berbicara dengan cemas, "Jangan minum terlalu banyak. Itu tidak baik. "     

"Tidak apa-apa. Lagipula, aku jarang minum."     

Luo Fei melambaikan tangannya. Setelah menghabiskan dua mangkuk anggur, dia mulai merasa agak mabuk. Namun, dia masih bersikeras untuk menuangkan mangkuk ketiga. "Guru Feng, saya akan bersulang untuk anda. Kelak, jika saya tidak bisa melakukan sesuatu dengan baik, maka tolong maafkan saya!"     

Bibir Feng Jiu tersenyum. "Tidak masalah." Kemudian, dia menghabiskan mangkuk anggur yang ketiga.     

Duan Ye dan yang lainnya saling memandang. Mereka merasa bahwa Luo Fei tidak mungkin rela tunduk pada Feng Ji begitu saja pasti ada sesuatu di dalam ketiga mangkuk anggur ini. Meskipun demikian, mereka bertiga tidak berniat untuk ikut campur.     

Seperti kata pepatah, orang yang melakukan kejahatan akan mendapatkan balasan. Baiklah! Meskipun itu bukan pepatah yang tepat untuk menggambarkan mereka berdua, tapi Luo Fei, si rubah licik akhirnya akan mendapatkan balasan setelah dia bertemu dengan Feng Jiu.     

Bahkan jika Luo Fei menolak tunduk, Feng Jiu masih punya cara untuk membuatnya tunduk. Seperti yang dia katakan sebelumnya, dia otokratis dan tidak ingin terburu-buru.     

Pada akhir perjamuan, semua orang mabuk karena minum terlalu banyak. Nyonya Luo memerintahkan para tamu untuk diantarkan ke kamar masing-masing dan beristirahat.     

Tuan Luo dan Nyonya Luo sangat senang selama perjamuan makan malam sedangkan Duan Ye, Ning Lang dan Song Ming sedang menemani Feng Jiu dan berpura-pura mabuk untuk menunggu apa yang akan terjadi.     

Awalnya, Luo Fei berniat membuat Feng Jiu mabuk. Namun, dia tidak menyangka bahwa dirinya juga akan mabuk. Ketika Feng Jiu sadar bahwa Luo Fei ingin membuat dia mabuk, dia mulai mengikuti alur dan minum mangkuk demi mangkuk anggur. Pada akhirnya, penglihatan Luo Fei menjadi buram dan wajahnya memerah. Dia berjalan seperti sedang melayang sehingga harus dibantu pelayan untuk kembali ke kamar.     

"Tuan Muda." Pelayan itu memandangnya sambil tersenyum senyum.     

"Sudah berapa lama aku kembali ke kamar?" Luo Fei menggosok dahinya. Kepalanya terasa berdenyut-denyut.     

"Tuan Muda menyuruh saya untuk menyiapkan sup pereda mabuk sebelumnya. Sejak minum sup pereda mabuk hingga Tuan Muda bangun, totalnya kurang dari satu jam."     

"Mmmm." Luo Fei berdiri sambil berpegangan kepada pelayan. Kemudian, dia keluar dari kamar dan memanggil dua kultivator yang langsung mendatanginya.      

"Tuan Muda." Kedua kultivator memberi hormat.     

"Pergi dan masukkan pemuda berjubah merah dalam karung. Bawa dia ke rumah bordil dan suruh mereka untuk merawatnya dengan baik. Pastikan agar mereka menghiburnya." Bagaimana reaksi pemuda itu ketika dia bangun dan sadar bahwa dirinya sedang ada di rumah bordil?     

Tanpa dia tahu, sosok berjubah merah sedang duduk di atap kamarnya untuk saat ini...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.