Dokter Hantu yang Mempesona

Itu Bukan Binatang Peliharaan



Itu Bukan Binatang Peliharaan

2"Brukk!"     

Suara gedebuk terdengar dan menggema. Orang-orang hanya bisa melihat kedua kepalan tangan Ning Lang berayun dengan kuat dan mengeluarkan energi spiritual yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Ketika Ning Lang menyerang, energi spiritual itu menyerang satu per satu orang yang ada di belakangnya.     

"Ugh!"     

Kultivator pertama hanya membungkuk dan mengerang, tapi kultivator kedua dan ketiga menjadi pucat dan menjerit kesakitan. Ketika kultivator terakhir mendapatkan pukulan, maka seteguk darah keluar dari tenggorokannya. Tubuhnya terpental ke belakang dan menabrak pepohonan dengan keras.     

'Bruk! Bruk! Bruk!'     

Suara orang yang terjatuh ke atas tanah terdengar satu demi satu. Dua orang di depan masih bisa berdiri dengan susah payah, tapi orang yang ada di belakang mereka tidak bisa berteriak dan hanya muntah darah. Sepertinya, orang itu kesulitan bernafas. Kelima visceranya seolah-olah terpelintir sehingga dia meringkuk di atas tanah. Dia akhirnya pingsan karena tidak tahan dengan rasa sakit yang menusuk.     

"Hiss! Bagus, Si Gemuk!" Mata Luo Fei berbinar. "Apa kamu sudah menguasai 99% dari Pukulan Jarak Jauh warisan keluargamu?" Dia berkomentar dengan kaget.     

Ning Lang menghembuskan napas dengan pelan. Kemudian, dia menarik tangannya dan menatap Luo Fei. "Aku sudah memberitahumu agar tidak memanggilku dengan sebutan Si Gemuk. Aku masih dalam tahap pertumbuhan. Aku akan menjadi kurus kelak!"     

"Tidak masalah! Lanjutkan! Manfaatkan kekacauan ini untuk membunuh mereka!" Song Ming berteriak dan melesat pergi. Dia menyerang dengan menggunakan pedang di tangan kanannya dan anak panah dari dalam lengan jubahnya.     

Feng Jiu duduk di atas pohon sambil menghela nafas dengan pelan. Meskipun mereka berempat masih remaja, namun masing-masing dari mereka mampu melindungi nyawa mereka sendiri. Hari ini, dia merasa sangat puas setelah melihat kekuatan bertarung mereka.     

Kultivator Golden Core yang masih hidup tahu bahwa situasinya sedang tidak bagus. Dia berniat melarikan diri. Berdasarkan serangan, keterampilan bertarung dan senjata ajaib mereka, dia tahu bahwa dia tidak akan bisa membunuh dan bahkan mengambil harta benda mereka. Lagipula, kawannya yang tewas juga tidak sedikit. Mereka tidak bisa tinggal lebih lama lagi.     

Ketika dia berbalik badan untuk melarikan diri, dia mendengar teriakan dan kilatan cahaya putih tiba-tiba melewatinya. Seekor binatang peliharaan kecil meraung seperti harimau ganas dan menghalangi jalannya.     

"Cih!"     

Kultivator itu mencibir. Dia memandang binatang peliharaan berbulu yang siap menyerang dan tersenyum mengejek. "Apa? Apa kamu pikir aku mudah digertak? Apa kamu mencoba menghalangi jalanku? Lihat siapa dirimu!"     

Dia berbicara sambil mengibaskan lengan jubahnya. Energi spiritual yang kuat mengalir keluar dan berniat menggulingkan binatang peliharaan kecil yang bulat dan putih itu. Tanpa diduga, ketika dia hendak bergerak, binatang peliharaan itu melompat dengan ringan dan menerkamnya dengan cakar yang tajam.     

Kilatan cahaya putih melesat di hadapannya. Bahkan sebelum dia bisa melihat dengan jelas, dia merasa wajahnya kesakitan.     

"Aahh!"     

Kultivator itu berteriak kaget. Jantungnya gemetar dan dia mundur dengan cepat. Setelah dia mengangkat tangannya dan menyentuh wajahnya dengan hati-hati, dia memandang darah di telapak tangannya dengan ngeri.     

Bagaimana mungkin binatang peliharaan memiliki kecepatan seperti ini? Bukankah ini adalah binatang peliharaan biasa? Apakah ini binatang buas? Wajah kultivator itu tampak pucat setelah memikirkannya. Dia memandang pemuda berjubah merah yang duduk di dahan pohon. Kebetulan, pemuda itu sedang menatapnya sambil tersenyum mengejek. Dia tidak merasa kesal, tapi justru ketakutan...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.