Dikejar Ular
Dikejar Ular
"Hiss!"
'Boom!'
Raja Ular sangat marah. Ia menjentikkan lidah dan menembakkan racun ke arah Feng Jiu. Namun racunnya tidak bergerak secepat Feng Jiu. Pada akhirnya, racun itu mendarat pada jarak satu meter dari Feng Jiu.
"Sial! Ganas sekali!"
Feng Jiu menoleh ke belakang dan melihat air liur ular mendarat di tanah. Air liur itu melarutkan tanah dan membuat suara mendesis ketika lubang terbentuk pada tanah. Rumput liar dan pepohonan yang terkena air liur ular menjadi layu dan tidak bernyawa. Dia menatap pemandangan di depannya dengan tercengang.
Feng Jiu akhirnya berhenti bermain-main. Raja Ular adalah binatang suci. Meskipun ia tidak bisa bicara, namun kebijaksanaan spiritualnya telah terbangun. Setelah ia melihat Feng Jiu mengambil pohon spiritual, ia tentu akan mengejarnya.
Feng Jiu percaya diri dengan kecepatannya. Dia yakin bahwa ular itu tidak akan bisa mengejar. Masalahnya adalah racun yang ditembakkan dari mulutnya bisa menyebar sejauh beberapa meter dan itu sangat beracun. Jika dia tidak berhati-hati, maka itu akan menjadi bencana besar.
Tapi...
Dia menoleh ke arah ular itu dengan kaget. Raja Ular telah memakan ular yang menelan pil obat buatannya, tapi kenapa tubuhnya tidak meledak? Dia telah menambahkan banyak racun ke dalam pil obat termasuk silir petir, bubuk bunga api dan rumput ular. Bahan-bahan tersebut akan berakibat fatal bagi ular!
Jadi, kenapa ular itu masih terlihat sehat setelah memakannya? Ular itu bahkan menjadi... lebih tebal dan kuat?
Dia yakin bahwa tubuh ular itu setebal lengan laki-laki, tapi kenapa tubuh ular itu kelihatannya menjadi dua kali lebih tebal? Selain itu, warna kulit ular itu sepertinya juga berubah?
Apa alasannya? Bahkan jika pil obat buatannya telah dinetralkan oleh mereka, tapi pil obat itu seharusnya melukai mereka dan tidak membuat mereka menjadi lebih kuat.
'Boom!'
Feng Jiu melihat ekor ular itu menghantam tanah dan menyebabkan tanah retak. Bahkan pohon-pohon yang menghalangi jalannya jatuh ke samping. Kekuatan itu menyebabkan kehancuran besar sehingga dia terpaksa mempercepat langkahnya dan berlari dari kejaran Raja Ular di belakangnya.
Yang membuat kulit kepala Feng Jiu mati rasa adalah jeritan mendesis Raja Ular yang menggema di hutan. Kemanapun mereka pergi, ular berbisa di hutan akan ikut mengejar dan merayap di belakang Raja Ular. Mereka membentuk pasukan besar yang memburu Feng Jiu.
Feng Jiu melihat kawanan besar berbisa berwarna-warni di belakangnya dan menarik nafas dalam-dalam. "Hei, jika aku berlari dengan lebih lambat, maka aku akan dimakan olehmu." Sosok berjubah merah mempercepat gerakannya dan berlari melewati hutan seperti hantu. Jarak antara dia dan kawanan ular lama-lama semakin jauh.
Ketika siang mulai berlalu, suara dentuman keras dan suara mendesis dari ular berbisa menggema di seluruh hutan. Pergerakan mereka sangat cepat sehingga beberapa binatang buas di hutan terpaksa menghindar.
Pengejaran tidak berhenti meskipun malam telah tiba. Sebaliknya, pada malam hari, kawanan ular yang mengejar Feng Jiu dari belakang berusaha mengelilinginya…