Dokter Hantu yang Mempesona

Tidak Akan Mengganggu



Tidak Akan Mengganggu

3Setelah Kepala Keluarga Song mendengarnya, dia berhenti mendesak Feng Jiu dan menjawab sambil tersenyum, "Baik. Saya akan memastikan agar dia sampai di sana sesegera mungkin. Dia tidak akan membuat Tuan Feng menunggu lama." Dia berbicara sambil mengembalikan kartu identitas milik Feng Jiu.     

Saat ini, Tetua Song berdiri. Dia membungkuk sambil menekuk tangan ke belakang punggungnya dan berkata, "Tuan Feng, saya akan meninggalkan cucu saya yang keras kepala ini di bawah pengawasan anda..."     

"Anda memang terlalu serius." Feng Jiu berdiri. Sudut bibirnya terangkat ketika tatapannya tertuju pada Tuan Muda Ketiga. Dia berkata kepada semua orang, "Kalau begitu, kami akan pergi sekarang dan tidak akan tinggal lebih lama lagi."     

Tetua Liu menarik putranya ke depan dan menatap pemuda berpakaian serba merah sambil tersenyum. Dia membungkuk dan berkata dengan penuh rasa syukur, "Atas nama keluarga Liu, saya mengucapkan terima kasih kepada Tuan Feng."     

Dia tidak memberi penjelasan apa-apa. Tapi semua orang di aula memahami maksud kata-katanya. Itu bukan untuk berterima kasih karena telah membimbing Song Ming, tapi karena mengirimkan informasi dan bukti apa yang telah dilakukan oleh Bai Lian kepada Keluarga Liu sehingga mereka akhirnya mengetahui kebenaran di balik kematian putri mereka.     

Feng Jiu mengedipkan mata sejenak. Dia tidak menghindari Tetua Liu yang sedang membungkuk dan hanya berkata, "Saya tidak melakukan apa-apa. Tetua Liu tidak perlu bersikap seperti ini." Setelah berbicara, dia menatap Duan Ye dan Ning Lang yang sama-sama berdiri dan mengucapkan selamat tinggal.     

"Kami akan mengantarkan Tuan Feng untuk keluar."     

Beberapa orang berbicara sambil mengantar mereka bertiga secara pribadi. Mereka menyaksikan kelompok Feng Jiu meninggalkan gerbang utama Kediaman Song. Mereka berempat saling memandang kemudian kembali ke aula depan.     

"Tetua, siapakah Tuan Feng?" Salah satu Tetua bertanya dengan ragu. Setelah dia melihat sikap mereka berempat terhadap Tuan Feng, dia yakin bahwa pemuda itu pasti adalah orang yang hebat!     

"Kita akan membicarakannya nanti. Pertama-tama, kirimkan seseorang untuk membawa Nyonya Bai ke sini." Tetua Song memerintahkan dua orang untuk membawa tahanan dari ruang bawah tanah. Suaranya terdengar sangat tenang.     

Semua orang di aula saling memandang. Beberapa saat kemudian, dua kultivator membawa Bai Lian ke aula. Tangan dan kakinya masih berlumuran darah karena tidak ada yang mau membalut luka-lukanya.     

Di aula depan, anggota Keluarga Song yang hadir adalah Tetua Song, Kepala Keluarga Song, beberapa Tetua Keluarga Song lainnya serta dua putra Bai Lian dan Song Ming.     

Sedangkan di Keluarga Liu, ada Tetua Liu, Kepala Keluarga Liu serta beberapa Tetua lainnya. Saat ini, tatapan mata mereka tertuju pada Bai Lian. Ketika mereka melihat wajahnya yang tua dan kurus, mereka tetap bersikap serius meskipun mereka merasa agak terkejut.     

"Nyonya Bai, kesalahan apa yang telah kamu lakukan selama beberapa hari terakhir? Kamu sebaiknya memberitahu kami dengan jujur!" Tetua Song berbicara dengan suara yang mengintimidasi dan menatap Bai Lian dengan tajam.     

Hampir bisa dipastikan bahwa Bai Lian telah menyinggung Dokter Hantu, tapi apa yang sebenarnya dia lakukan? Apa yang bisa menyebabkan Dokter Hantu geram sampai seperti ini?     

"Saya tidak... saya tidak..."     

Bai Lian berteriak dengan suara lemas. Dia terkapar di lantai dan tidak bisa bangun. Ketika dia melihat tatapan Kepala Keluarga Song yang kejam, hatinya mulai terasa dingin.     

Dia tahu bahwa laki-laki tidak bisa dipercaya. Moral mereka semua sama. Namun, itu benar-benar terasa menyakitkan ketika dia mengalaminya secara langsung. Saat ini, dia benar-benar merasa putus asa dan pasrah.     

'Brakk!'     

"Kamu masih tidak tidak ingin memberitahu kami? Kamu pikir kamu bisa menyembunyikan apa yang telah kamu lakukan? Jika kamu tidak menyinggung seseorang yang seharusnya tidak disinggung, apakah kamu pikir kamu bisa menua dalam waktu semalam?" Tetua Song menggebrak meja dengan marah dan membuat keributan. Suaranya terdengar seperti guntur. Dia ingin memukul Bai Lian sampai mati agar wanita tak tahu malu itu hilang dari sini.     

Setelah Bai Lian mendengarnya, dia mulai menangis sambil tergeletak di lantai. Kedua putranya mulai tidak tahan lagi. Mereka segera maju untuk berlutut di sisi Bai Lian dan mendongak. "Kakek, Ayah..."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.