Dokter Hantu yang Mempesona

Si Mata Duitan Dari Kota yang Tenang



Si Mata Duitan Dari Kota yang Tenang

3"Mm, tentu saja si mata duitan." Senyum Feng Jiu tampak semakin dalam.     

Ning Lang adalah satu-satunya putra penguasa kota yang tenang. Dia terobsesi dengan uang dan sangat pelit. Selain terkenal dengan mata duitan, penghasilannya juga luar biasa. Pada usia satu tahun, dia mengambil sempoa emas serta dua keping emas batangan dalam tradisi meraih barang-barang. Ketika dia berusia lima tahun, dia sudah tahu bagaimana cara menghasilkan uang. Ketika dia berusia delapan tahun, dia membantu menasihati ayahnya dari belakang layar. Bisa dibilang bahwa kemakmuran kota ini tidak bisa dipisahkan dari si mata duitan, Ning Lang.     

"Apakah kamu ingin mengirimkan uang ke Pegunungan Neraka? Jangan memikirkannya lagi. Dia hanya fokus menghasilkan uang sepanjang hari. Dia tidak akan tertarik untuk pergi ke Pegunungan Neraka." Duan Ye menyingkirkan ide itu. Dia tidak menyangka bahwa Feng Jiu datang ke sini untuk mencari si mata duitan.     

"Bagaimana mungkin? Ada banyak barang berharga di Pegunungan Neraka. Selama dia mencintai uang, maka dia tidak akan menolak undangan kita." Mata Feng Jiu berbinar ketika dia tersenyum.     

Duan Ye melihat kepercayaan diri Feng Jiu dan berhenti berbicara. "Kamu akan tahu ketika kamu bertemu dengannya. Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan tentang dia! Dia tidak pernah melepas kesempatan untuk menghasilkan uang, tapi dia juga menghargai nyawanya. Menurutnya, dia harus menikmati uang yang dia dapatkan. Dia tidak ingin melakukan hal berbahaya kalau-kalau dia kehilangan nyawa karena kecelakaan. Rasanya akan sangat tragis jika dia tidak bisa menghabiskan semua uangnya karena sudah mati."     

Feng Jiu terkekeh. "Apakah dia benar-benar merupakan orang yang menarik? Ayo pergi!" Dia berjalan bersama dengan Binatang Pemakan Awan yang mengikuti dari belakang.     

Duan Ye mengikuti Feng Jiu. Wajahnya yang mirip seperti boneka tampak tidak berdaya.     

"Jika kamu mencarinya, mari kita berkunjung langsung ke rumah penguasa kota! Dia mungkin ada di rumah." Duan Ye mencari seseorang untuk menanyakan arah. Kemudian, dia pergi ke rumah penguasa kota bersama dengan Feng Jiu.     

"Siapa kamu?" Para penjaga di rumah penguasa kota menghentikan mereka.     

"Saya ingin bertemu Tuan Muda. Silakan masuk dan sampaikan bahwa Duan Ye sedang mencarinya." Duan Ye yang berwajah imut berdiri sambil menekuk tangan di belakang punggungnya. Dia mengenakan jubah ungu yang terlihat sangat mulia.     

Para penjaga saling melirik. Kemudian, mereka berkata, "Tolong tunggu sebentar." Salah satu dari mereka segera pergi untuk melapor.     

Di rumah penguasa kota, di dalam ruang kerja, seorang pemuda sedang menghitung rekening. Sempoa emas mengeluarkan suara gemerisik ketika dia sedang menghitung. Saat itu, suara seorang pelayan terdengar dari luar pintu.     

"Tuan Muda, ada dua pria yang sedang mencari anda. Salah satunya bernama Duan Ye."     

"Duan Ye?" Pemuda yang serius menghitung rekening berhenti sejenak. Dia mendongak dengan kaget. "Kenapa dia ada di sini?"     

"Tuan Muda, apakah anda ingin bertemu mereka atau mengirim mereka pergi?" Petugas itu bertanya.     

"Undang mereka ke aula. Aku akan ke sana sebentar lagi."     

"Baik." Petugas itu menjawab dan segera keluar untuk melapor.     

Feng Jiu dan Duan Ye diundang ke dalam rumah penguasa kota dan diantarkan ke aula. Pria tua yang memimpin jalan memperkenalkan dirinya sebagai pelayan Keluarga Ning.     

"Hahaha. Silahkan minum teh dan makanan ringan terlebih dahulu, Tuan Muda. Tuan Muda kami akan segera datang." Pria tua itu berbicara sambil tersenyum. Setelah mengantarkan teh dan makanan ringan, dia berjalan ke belakang dan menunggu di luar aula.     

Feng Jiu memperhatikan isi rumah Keluarga Ning dan hanya bisa mendecih dengan kagum. "Dari luar hingga ke dalam, rumah ini terlihat seperti istana yang mempesona. Tempat ini hanya bisa digambarkan dalam satu kata, luar biasa! Mereka benar-benar kaya!"     

Sejak memasuki gerbang kota, tanah atau batu bata di dinding benteng serta berbagai jenis paviliun tampak berkilauan dan mewah. Istana keluarga kerajaan bahkan tidak bisa dibandingkan dengan tempat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.