Palu
Palu
Setelah Ning Lang memikirkannya, punggungnya menjadi tegang. Lengan dan kakinya bahkan terasa kaku ketika dia berjalan. Namun, setelah berjalan cukup lama, dia masih belum mendengar suara mereka dan mulai menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Jika mereka berdua tahu bahwa dia telah kabur, mereka pasti akan berteriak. Apakah itu bukan mereka?
"Siapa di sana? Kenapa kalian diam-diam..."
'Boom!'
Ning Lang berbalik badan dan berteriak. Namun, apa yang menyambutnya bukanlah suara seseorang, melainkan palu yang memukulnya dengan keras. Pukulan itu sangat cepat sehingga dia tidak bisa menghindar. Dia langsung pingsan sebelum melihat siapa yang menyerangnya.
Binatang Pemakan Awan mengikuti di belakang. Ia hendak melompat keluar tapi dihentikan oleh Feng Jiu. Pemuda berjubah merah itu menggendong Binatang Pemakan Awan dan melangkah mundur setelah melihat beberapa kultivator membawa Ning Lang pergi.
Dia tersenyum sambil mengikuti mereka secara diam-diam.
Si gemuk kecil memang cerdas, tapi dia kurang waspada di dunia nyata. Dia adalah seorang Kultivator Foundation, namun dia tidak berdaya saat dihadapkan dengan orang-orang yang tingkat kultivasinya sedikit lebih tinggi. Oh tidak, dia bahkan tidak punya kesempatan untuk membalas. Dia langsung pingsan setelah dipukul dengan palu.
Feng Jiu mengikuti orang-orang itu ke daerah kumuh, tempat di mana orang-orang miskin dan kultivator yang kehilangan lengan atau kaki bertempat tinggal. Itu juga tempat tinggal beberapa penjahat. Di sepanjang jalan dan gang-gang, ada beberapa kelompok orang berjongkok di tanah. Beberapa dari mereka minum anggur sedangkan beberapa orang yang lain berkumpul untuk bermain judi.
Ketika dia berjalan dengan pakaian merahnya yang mencolok, orang-orang itu langsung menoleh ke arahnya. Mata mereka mengawasinya dengan teliti.
Dari sekelompok orang miskin yang tinggal di sana, hanya orang tua dan anak kecil yang tersisa. Wanita muda tidak akan bisa tinggal di tempat seperti itu karena tidak aman. Oleh karena itu, hampir tidak ada wanita yang tinggal di sana selain wanita gemuk dan jelek.
Kemiskinan membuat tempat itu menjadi berantakan. Banyak sampah berserakan di jalanan, bahkan rumah-rumah bobrok akan runtuh jika didorong terlalu keras. Itu terlihat sangat berbahaya.
Feng Jiu berjalan sambil menggendong Binatang Pemakan Awan. Matanya tertuju pada beberapa orang yang menculik Ning Lang agar dia tidak kehilangan jejak. Langkahnya tidak cepat. Dia juga berjalan sambil melihat sekelilingnya. Dia mengerutkan kening ketika dia melihat dua anak kecil berusia sekitar 4 atau 5 tahun bermain di dekat dinding yang runtuh.
Dunia kadang sangat tidak adil. Beberapa orang tinggal di istana mewah, namun beberapa orang bahkan tidak punya atap untuk berlindung. Beberapa orang mampu makan daging dan makanan laut setiap hari, namun beberapa orang juga akan kelaparan hingga tulang dan kulitnya saja yang tersisa.
"Kalian berdua, kemarilah." Feng Jiu berhenti sejenak. Dia tersenyum pada anak-anak itu sambil memberikan isyarat agar mereka mendekat.
Meskipun kedua anak itu baru berusia 4 atau 5 tahun, namun mereka sangat waspada. Mereka melihat binatang kecil yang lucu di lengan Feng Jiu dengan iri dan penasaran, namun mereka tidak pergi menghampiri Feng Jiu. Mereka justru bersandar ke dinding. Jari-jari mereka menggaruk dinding lumpur ketika mereka mengamati Feng Jiu.
Setelah Feng Jiu melihat sikap mereka, dia mengeluarkan kotak makanan ringan dari ruang dimensi lalu mengambil sepotong kue. "Lihat, aku punya kue! Kemarilah, kamu bisa memakannya."
Kedua anak itu memandang kue-kue putih yang lembut. Pada akhirnya, mereka tidak bisa menahan diri dari godaan kue manis dan berjalan mendekati Feng Jiu.