Tuan-Tuan, Tolong Jangan Berkelahi!
Tuan-Tuan, Tolong Jangan Berkelahi!
"Tidak untuk dijual." Feng Jiu menjawabnya. Kemudian, dia memanggil Binatang Pemakan Awan yang langsung melompat ke dalam pelukannya.
"Aku akan membayar mahal. Jual saja padaku!" Pemuda itu mendekati Feng Jiu.
Feng Jiu tidak bisa menahan seringai di bibirnya. Dia melirik pemuda itu. "Apakah kamu pikir aku terlihat miskin?"
Pemuda itu memperhatikan Feng Jiu dari atas ke bawah. Dia baru sadar bahwa Feng Jiu mengeluarkan aura yang luar biasa dan memakai jubah kelas atas, terutama bulu mengkilap berwarna pelangi yang menutupi setengah pinggangnya.
"Kalau begitu, aku akan memberikan sesuatu sebagai gantinya." Pemuda itu mencoba menggunakan cara lain.
Feng Jiu tidak memperhatikannya lagi. Dia hanya meliriknya dengan tajam lalu berjalan ke atas bersama Binatang Pemakan Awan.
Pemuda itu merasakan hawa dingin yang menjalar dari telapak kakinya hingga ke jantung. Ketika dia melihat Feng Jiu naik ke atas, dia hendak berbicara lagi. Namun, dia tiba-tiba didorong dengan kasar oleh Duan Ye, "Apa yang kamu lakukan? Apa kamu ingin diberi pelajaran?"
"Kenapa kamu mendorongku!" Pemuda itu marah dan menatap wajah Duan Ye yang imut. Dibandingkan dengan pemuda berjubah merah yang memiliki tatapan dingin, wajah pemuda yang imut ini tidak terlalu menakutkan baginya.
"Menjauhlah dari kami!" Duan Ye mendengus. Setelah memberikan peringatan, dia berbalik badan dan berjalan ke atas. Namun, ujung jubahnya tiba-tiba diinjak sehingga dia hampir melompat ke depan.
"Ah! Maaf. Aku tidak sengaja menginjak jubahmu." Pemuda itu berbicara dengan nada bersalah, tapi wajahnya jelas menunjukkan provokasi.
Duan Ye bukan orang yang mudah menyerah. Ketika dia melihat pemuda itu berani menginjak jubahnya dari belakang, maka wajahnya yang imut berubah menjadi suram. Dia pun mengangkat kakinya untuk menendang pemuda itu.
'Bruk!'
"Hiss, ah!"
Duan Ye menendang dada pemuda itu sehingga dia terlempar keluar ruangan. Dia bahkan jatuh ke tanah dan tidak bisa berdiri untuk waktu yang lama.
"Tuan Muda Ketiga!"
Para penjaga di luar bergegas dan membantunya berdiri. Pada saat yang sama, dua dari mereka mengeluarkan pedang panjang lalu menyerang Duan Ye dan Ning Lang. "Beraninya kamu memukul Tuan Muda! Kamu cari mati, ya!"
Ning Lang melirik jubah Duan Ye yang terinjak dan memperlihatkan satu jejak kaki di atasnya. Dia ingin tertawa. Namun setelah dia melihat Duan Ye menendang pemuda itu keluar dari ruangan, mulutnya terbuka lebar karena merasa takjub. Dia benar-benar terpana. Namun saat itu, sekelompok penjaga bergegas masuk dari luar. Beberapa orang membantu pemuda itu dan yang lainnya menghunuskan pedang untuk menyerang mereka. Ning Lang sangat terkejut sehingga dia langsung tersadar dari lamunan.
"Kenapa kamu menyerangku? Aku tidak menendang Tuan Muda kalian!" Ning Lang berteriak sambil menghindar dan memukul salah satu penjaga tepat di mata.
"Ah! Mataku..."
"Sialan! Dasar bocah!"
Dua penjaga lainnya juga ikut menyerang. Mereka menghunuskan pedang panjang dan menyerang bagian dalam penginapan. Beberapa tamu penginapan ketakutan dan bersembunyi sedangkan beberapa kultivator hanya duduk dan menyaksikan perkelahian dengan penuh minat.
Pemilik penginapan bersembunyi di balik meja. Ketika dia melihat lantai pertama menjadi sangat kacau, wajahnya yang pucat berteriak karena cemas. "Tuan-tuan, Tuan-tuan, tolong berhenti berhelahi! Berhenti berkelahi. Jika kalian terus berkelahi, maka toko kecil ini akan hancur..."
Ketika dia masih berteriak, dia melihat bayangan pedang datang kepadanya. Dia langsung berjongkok karena merasa ketakutan. Setelah dia merasa ada siluet pedang yang melintas di atas kepalanya, dia menyeka keringat dingin dan merangkak keluar dari balik meja.