Dokter Hantu yang Mempesona

Apakah Paman Memujiku?



Apakah Paman Memujiku?

1"Nenek, jangan bilang begitu. Itu sudah menjadi kewajibanku." Feng Jiu menjawabnya sambil tersenyum. Ketika dia melihat tidak ada bayi di sana, dia bertanya. "Di mana paman kecil?"     

"Dia terus menangis sejak tadi jadi pengasuh membawanya pergi." Kepala Keluarga Feng memberitahu Feng Jiu. Lalu, dia menginstruksikan seseorang untuk membawa bayi itu kembali agar Feng Jiu bisa melihatnya.     

"Tuan Putri."     

Pengasuh kembali sambil membawa bayi dan membiarkan Feng Jiu mengambilnya. Bayi itu terlihat lembut dan rapuh sehingga Feng Jiu tidak berani menggendong bayi itu dengan erat. Sepertinya bayi itu baru saja selesai makan. Dia menatap Feng Jiu dan tampak terhibur sehingga dia mulai terkekeh.     

"Wow, dia bisa tertawa di usia semuda ini? Paman kecil sangat pintar!" Feng Jiu tersenyum lembut sambil bermain dengan bayi yang ada di tangannya. Bayi itu mulai lelah dan segera memejamkan matanya untuk tidur.     

"Oh... Kakek! Lihatlah, dia tertidur." Feng Jiu tidak bisa menahan diri untuk menunjukkan bayi itu kepada mereka.     

"Iya, bayi itu menangis ketika dia baru lahir dan ketika dia lapar pagi ini. Selain itu, dia adalah bayi yang sangat baik." Kepala Keluarga Feng menyayangi bayi itu seolah-olah dia adalah cucunya.     

Feng Jiu bertanya. "Siapa nama paman kecil? Apakah Kakek sudah memilihkan nama?"     

"Ya, kami telah memilih nama." Kepala Keluarga Feng bertukar pandang dengan Su Xi dan berkata, "Bayi itu lahir pada tengah malam jadi aku memberikan nama Ye untuknya. Dia akan dipanggil Feng Ye."     

"Paman Feng Ye?" Feng Jiu bergumam dan tertawa. "Namanya bagus."     

Feng Jiu mengobrol dengan mereka di istana dalam waktu yang cukup lama sebelum pergi keluar. Saat itu, dia bertemu dengan ayahnya yang hendak masuk untuk melihat situasi. Dia pun memanggilnya.     

"Ayah."     

"Jiu Kecil, kenapa kamu datang sepagi ini?" Ketika Feng Xiao memandang putrinya, wajahnya yang agung tiba-tiba tersenyum.     

"Aku datang untuk mengunjungi Nenek dan Paman Kecil. Apakah Ayah akan masuk? Menurutku, lebih baik Ayah kembali lagi nanti karena Nenek baru saja tertidur. Paman kecil juga sedang tidur."     

"Oh, kalau begitu aku akan kembali lagi nanti." Feng Xiao menjawabnya sambil mengangguk.     

"Ayah, bagaimana kalau kita jalan-jalan?"     

Feng Jiu memeluk Ayahnya sambil berjalan-jalan di sekitar istana. Sepasang ayah dan anak tampak berjalan sambil mengobrol sampai siang hari. Ketika mereka duduk untuk makan siang, Feng Jiu sadar bahwa Tuan Neraka Kecil belum terlihat sejak tadi. Dia hendak menyuruh seseorang untuk memanggilnya ketika dia melihat sosok kecil berjubah hitam berjalan keluar.     

"Tuan Neraka Kecil ada di sini? Kemarilah dan makanlah bersama kami." Feng Jiu tidak bisa menahan senyum ketika dia memanggil Tuan Neraka Kecil.     

Anak kecil itu membungkuk pada Feng Jiu dan menjawab sambil berjalan ke sampingnya. Namun, kursi di sana agak terlalu tinggi sehingga dia tidak bisa duduk. Dia hendak memanjat kursi ketika seluruh tubuhnya tiba-tiba terangkat.     

"Duduklah! Makan ini." Feng Jiu menggendong Tuan Neraka Kecil dan duduk di kursi. Kemudian, dia menyiapkan nasi dan makanan.     

Tuan Neraka Kecil memandang Feng Jiu sejenak lalu mengambil sumpit dan mulai makan. Feng Jiu dan Feng Xiao makan sambil mengobrol. Setelah makan, mereka bertiga minum teh dan berjalan-jalan lagi sebelum Feng Xiao kembali bekerja. Dia meninggalkan Feng Jiu dan Tuan Neraka Kecil.     

Mereka berdua saling memandang tanpa bicara.     

"Katakan padaku. Bocah, kenapa kamu suka menempel padaku? " Feng Jiu bertanya. Dia menyangga dagunya dengan satu tangan dan terkekeh.     

Setelah Tuan Neraka Kecil mendengarnya, dia menatap Feng Jiu dan menjawab. "Kapan aku menempel padamu?"     

"Tidak? Meskipun banyak yang menyukaiku, namun anak-anak biasanya tidak ingin berada di dekatku ketika mereka baru bertemu denganku. Kamu adalah pengecualian."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.