Mencuri Hati Tuan Su

Beraninya Kamu Menendang Bokongku?



Beraninya Kamu Menendang Bokongku?

2Ye Fei ingin melihat berapa lama Su Mohan bisa bertahan. Ye Fei tidak percaya kalau kekuatannya ini tidak membuat Su Mohan merasa kesakitan.     

Faktanya, Su Mohan benar-benar tidak merasakan sakit, malahan ia merasa cukup nyaman. Yang pertama, tangan-tangan kecil Ye Fei yang bekerja keras untuk memijatnya untuk waktu yang lama. Sekarang sepasang kaki kecilnya yang bekerja, bisa dibilang membuat Su Mohan sangat nyaman dan bahagia.     

Sebenarnya, Su Mohan hanya berniat untuk menggoda Ye Fei di awal, tapi siapa yang mengira bahwa makhluk kecil yang tidak pandai merajut sweater ini sangat nyaman dalam hal melayaninya. Sehingga Su Mohan begitu enggan menyuruh Ye Fei berhenti.     

"Naik ke atas."     

Ye Fei terkejut mendengar Su Mohan yang berbicara secara tiba-tiba. Kemudian ia menekan bibirnya kesal, tidak lupa untuk menekan kakinya pada punggung Su Mohan.     

Su Mohan masih tidak menanggapi, karena makhluk kecil ini tidak berat sama sekali. Sementara kulit tembaga dan tulang besi di tubuhnya benar-benar tidak merasa kesakitan akan berat tubuhnya. Satu-satunya hal yang membuat Su Mohan merasa sedikit tidak nyaman adalah jari-jari kaki Ye Fei selalu bergerak, membuatnya merasa geli.     

"Ke kiri."     

Ye Fei berdiri di punggung Su Mohan dan mendengarkan perintahnya. Untuk sementara, tangannya sudah tidak lelah, tapi ia menjadi kelelahan karena berdiri untuk waktu yang lama. Selain itu ia harus berdiri terus menerus pada area kecil di punggung Su Mohan. Namun, melihat pria di bawahnya tidak tersipu dan tetap bernapas seperti orang normal, hati Ye Fei merasa tidak adil.     

"Bagian kanan."     

Ye Fei menginjakkan kedua kakinya dengan keras sesuai dengan posisi yang Su Mohan minta sambil mengomel dalam hati. 'Jika kamu merasa nyaman kenapa napasmu berat?!'     

Ye Fei telah sibuk menginjak punggungnya selama lebih dari satu jam, dan tindakannya itu sepertinya tidak ada habisnya. Ye Fei melihat pinggang Su Mohan kemudian turun ke bagian bokongnya. Sebuah seringai melintas di bibirnya. Ia melangkah dan tiba-tiba menginjakkan kakinya pada bokong Su Mohan dengan ganas.     

"Hahaha!"     

Ye Fei jelas merasa kalau tubuh Su Mohan kaku, sehingga ia langsung tertawa bangga.     

"Ah!"     

Tentu saja kesenangannya hanya di awal saja. Su Mohan tiba-tiba berbalik dengan wajah tenangnya. Kaki Ye Fei yang menginjak punggungnya menjadi tidak stabil sehingga membuatnya terjatuh ke tempat tidur.     

Tapi siapa yang tahu kalau sepasang tangan besar dengan cepat menggenggam pergelangan kaki Ye Fei dengan erat. Kini kakinya menjadi tidak bisa bergerak, dan membuat Ye Fei langsung jatuh ke tempat tidur.     

Ye Fei memejamkan matanya erat-erat dan hampir bisa merasakan dirinya jatuh di depan wajah Su Mohan. Meskipun kasur di tempat tidurnya sangat empuk, namun tetap saja mungkin rasanya akan sakit.     

Pada saat Ye Fei akan terjatuh, Su Mohan melepaskan pegangannya pada kaki Ye Fei dan sedikit bangkit, kemudian meraih pinggang wanita itu dan memutar arah badan Ye Fei ke arah dirinya.     

'Brak!'     

Ye Fei dengan mantap mendarat di lengan Su Mohan, menekan dada pria itu yang kokoh dengan keras dan jatuh tanpa rasa sakit.     

Ye Fei membuka matanya dengan hati-hati dan menatap pria di depannya. Melihat mata Su Mohan yang dalam, membuat Ye Fei bahkan tidak bisa bernapas untuk sementara waktu.     

"Su Mohan …"     

"Sekarang keberanianmu semakin besar, bahkan kamu berani menendang bokongku?" Su Mohan berkata dengan suara yang dalam.     

Ye Fei mengerutkan lehernya dan tidak berani menatap balik. Sebelum ia bisa menemukan alasan untuk menjelaskan, bibirnya sudah saling bersentuhan dengan bibir Su Mohan. Pria ini tiba-tiba sudah menindih tubuhnya sambil mengisap aroma di antara mulut dan giginya dalam-dalam.     

Ye Fei mengedipkan matanya sedikit sebelum memaksa diri menatap Su Mohan. Pria itu menutup matanya. Ekspresinya fokus, ada raut kasih sayang dan kelembutan di antara alisnya yang membuat Ye Fei tersentuh.     

Jantung kecil Ye Fei terus berdetak kencang. Ia merasa sering mengalami serangan jantung yang serius akhir-akhir ini. Jantungnya sering berdetak sangat cepat, bahkan ia sendiri bisa mendengar detaknya karena terlalu keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.