Mencuri Hati Tuan Su

Senang Rasanya Menjadi Pria yang Tak Berdaya



Senang Rasanya Menjadi Pria yang Tak Berdaya

2Meskipun Xiang Tianqi bangga karena sudah balas dendam pada Su Mohan, tapi akhirnya Su Mohan mempertaruhkan nyawa hanya karena satu kalimat dari Ye Fei. Sedangkan Xiang Tianqi, ia telah menyakiti orang yang paling penting di hati Ye Fei karena kebencian!     

Oleh karena itu, Su Mohan bisa saja sengaja menyembunyikan semua dari Xiang Tianqi dan menyesatkan Xiang Tianqi sejak awal, agar Xiang Tianqi sama sekali tidak mampu mendapatkan hati Ye Fei.     

Xiang Tianqi mengepalkan tinjunya dengan erat. Ia akhirnya mengerti kenapa Su Mohan yang sangat kuat serta berpengaruh selalu membiarkannya seolah-olah menjadi lebih besar dan lebih kuat, karena Su Mohan mengerti, sejak awal dibandingkan dengan Xiang Tianqi sendiri, jika Su Mohan menyakiti Xiang Tianqi, itu pasti akan membuat Ye Fei sedih. Dan jika Xiang Tianqi menyakiti Su Mohan, itu pasti akan mendorong Ye Fei ke sisi Su Mohan.     

Sekarang Xiang Tianqi melakukan hal bodoh itu, dan berhasil mendorong Ye Fei lebih dekat dengan Su Mohan!     

Xiang Tianqi berbalik dengan wajah tenang, hatinya terasa pahit. Ia biasanya selalu bertanggung jawab atas tindakannya sendiri, tapi ia tidak menyangka bisa menjadi sangat malu dan perhitungan sekarang. Sampai saat ini, Xiang Tianqi akhirnya harus mengakui bahwa jika dilihat dari metode dan rencana Su Mohan, Su Mohan benar-benar pantas mendapatkan reputasinya. Apa yang tidak Xiang Tianqi lihat sebelumnya sudah bisa Su Mohan perkirakan dan perhitungkan di dalam kepalanya sendiri.     

Xiang Tianqi menutup mata, mengingat tatapan dingin dan tanpa ampun dari Ye Fei. Xiang Tianqi merasakan rasa perih di dalam hatinya. Apakah mulai hari ini, Ye Fei dan Xiang Tianqi bahkan tidak bisa menjadi teman?     

Di sisi lain, Ye Fei membantu Su Mohan dan naik taksi. Su Mohan memarkirkan mobilnya agak jauh dari tempat mereka berada. Ye Fei khawatir Su Mohan akan kehilangan terlalu banyak darah, jadi ia tidak memedulikan hal lain lagi.     

Tentu saja, Su Mohan secara alami tidak akan mengambil inisiatif untuk memberi tahu Ye Fei bahwa sopirnya berada tidak jauh di belakang mereka.     

Setelah duduk di kursi belakang taksi, Ye Fei mengerutkan kening dan melihat lubang peluru di bahu Su Mohan. Kemudian ia menyentuhnya sedikit. Darah berlendir menodai tangan Ye Fei. Hidung Ye Fei terasa perih dan mau tak mau ia meneteskan air mata, sambil bergumam, "Aku akan membalut lukanya lebih dulu untuk menghentikan pendarahan."     

Su Mohan mengangguk dan melepas mantelnya. Darah yang tadinya tidak terlalu jelas sekarang terlihat jelas di sweater putihnya. Ye Fei berkedip cepat, bahkan jari-jari Ye Fei tidak bisa menahan gemetar.     

Su Mohan membiarkan Ye Fei seperti itu tanpa mengeluarkan komentar. Ia hanya bersandar dengan tenang di kursi belakang dan mengawasi Ye Fei yang cemas pada dirinya sendiri. Ia tiba-tiba mengerti kenapa Ye Fei selalu suka menatapnya ketika ia membantu mengobati luka Ye Fei. Dari sudut pandangnya sendiri, ternyata adalah suatu berkah bisa melihat kekasih kita cemas dan khawatir pada diri kita sendiri.     

Ternyata seperti itu rasanya. Su Mohan merasa senang menjadi pria yang tak berdaya di depan Ye Fei. Ia tadi menyaksikan sendiri Ye Fei berdiri di depannya dan marah pada Xiang Tianqi. Ia hanya berdiri di sampingnya sebagai pihak yang lemah. Sisi halus dalam dirinya berpindah ke luar, membuatnya ingin bersembunyi selama sisa hidupnya di belakang Ye Fei. Su Mohan akan mengawasi Ye Fei memotong duri demi dirinya dan melindungi diri Su Mohan.     

Su Mohan sangat membenci dirinya sendiri di dalam hati, tapi ia tidak ada pilihan lain selain memiliki ide yang tidak masuk akal ini. Jika ia benar-benar ingin Ye Fei berdiri di sisinya selama sisa hidupnya, ia mau tidak mau harus melakukan hal ini. Tentu saja, ia juga tidak ingin membiarkan dirinya menjadi tidak berguna. Sehingga, sesekali menjadi lemah seperti ini mungkin tidak akan menjadi masalah.     

Setelah mengeluarkan beberapa potong kain untuk membantu Su Mohan membalut lukanya, Ye Fei dengan cemas mendesak, "Cepat panggil dokter."     

"Ya." Setelah Su Mohan menjawab, ia menghubungi dokternya, kemudian bersandar di kursi mobil untuk tidur.     

Untungnya, keduanya berjalan-jalan tidak jauh dari Hotel Dinasti, jadi jarak perjalanan tidak terlalu jauh. Tidak butuh waktu lama bagi sopir taksi untuk berhenti dengan mantap di depan gerbang hotel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.