My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Perempuan Berambut Merah



Perempuan Berambut Merah

3Chu Jung serta lainnya tiba di sebuah ruang hampa yang tidak berisi apa-apa kecuali batu besar setinggi dada Vectis Yuna. Di atas batu tersebut ada sebuah kontainer seperti guci dengan tutup yang dibungkus dengan kain kanvas bewarna merah.     

Monster api Chu Jung berdiri disana dengan kedua tangan hendak mencengkeram guci tersebut, namun tidak benar-benar menyentuhnya. Dua lubang seperti mata serta satu lubang besar pada posisi mulutnya berbeda daripada biasanya.     

Ketika monster api Chu Jung keluar dari tubuhnya, sepasang mata berlubang itu akan tampak mengerikan dan bibirnya akan membentuk sebuah garis bergergaji menandakan dia sedang marah.     

Namun kali ini, lubang matanya tampak lebih kecil dari biasanya, dan melengkung ke bawah seolah monster api itu sedang bersedih. Bahkan lubang mulutnya yang seharusnya tampak gergaji kini mengecil dan membentuk oval berdiri.     

Vectis beserta Alpha sama-sama melirik ke arah Chu Jung seakan mereka yakin Chu Jung, sang raja merah mengerti apa yang sedang dilakukan si monster api.     

Sayangnya, Chu Jung juga tidak tahu apa yang sedang dirasakan monster api miliknya. Walaupun monster api tersebut tinggal didalam tubuhnya dan merupakan salah satu bagian jiwanya, monster api miliknya tetaplah memiliki pemikirannya sendiri.     

Terkadang Chu Jung bisa membaca pikirannya, namun terkadang Chu Jung sama sekali tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh monster tersebut.     

Tapi dia tahu satu hal. Monster api tersebut sedang bersedih… lebih tepatnya bersimpati?     

Chu Jung menatap ke arah guci tersebut untuk mencari tahu apa yang spesial dari benda tersebut. Dia masih belum mengerti mengapa benda guci ini sanggup menarik simpati dari monster api miliknya yang terkenal dengan akan tak memiliki perasaan apapun selain kemarahan?     

Tanpa disadarinya, kakinya bergerak sendiri tanpa diperintah mendekati guci tersebut. Semakin pendek jaraknya dengan guci tua itu, hatinya semakin terasa sakit.     

Dia merasa seperti hampir seumur hidupnya dikurung didalam kegelapan tanpa ada satupun yang bisa dijadikannya sandaran.     

Dia ingat perasaan ini ketika pertama kalinya monster api keluar dari tubuhnya dan membakar hutan di sekitar panti asuhannya.     

Dia merasa sendiri dan tidak ada siapapun yang berani ataupun mau mendekatinya. Tapi perasaan itu hanyalah berlangsung sesaat karena raja biru menemuinya dan menuntunnya untuk mengendalikan emosinya.     

Tapi perasaan ini… perasaan yang dirasakannya saat ini jauh lebih menyakitkan seolah dia tidak pernah bertemu dengan satu manusiapun di dunia ini.     

Dia yakin ini bukan perasaan miliknya, dia juga yakin ini bukanlah perasaan milik monster apinya. Lalu, darimana perasaan ini berasal?     

Tepat saat kedua kaki Chu Jung berdiri didepan guci tersebut, dia mendengar sebuah isakan seorang perempuan.     

'Hiks…hiks…'     

Seolah ada yang memanggilnya, Chu Jung mengangkat sebelah tangannya menyentuh guci tersebut. Begitu tangannya menyentuh benda tua itu, sebuah image muncul didalam pikirannya.     

Dia melihat seorang perempuan berambut merah gelap duduk dengan melipat kakinya didepan dadanya. Wajahnya disembunyikan diantara kedua kakinya sambil terisak-isak kecil.     

Chu Jung melangkah lebih dekat karena penasaran dengan perempuan ini. Kenapa dia merasakan aliran energi panas dari tubuh gadis ini? Kenapa perempuan ini memiliki sebagian besar sumber energi kehidupan raja merah?     

Apa yang dilakukan perempuan itu didalam guci ini? Apakah dia telah dikurung didalam tempat ini?     

Itu sebabnyakah monster api merasa simpati dan bersedih untuk perempuan itu?     

Perempuan yang masih terisak kecil mulai menyadari kehadiran Chu Jung dan mengangkat kepalanya secara perlahan.     

Seketika langkah Chu Jung berhenti begitu dia melihat wajah perempuan itu. Dia berdiri terpaku dan sepasang mata merahnya membelalak lebar.     

Apa yang dilakukan Chleo disini!?     

Tidak. Bukan. Perempuan ini bukan Chleo, pikir Chu Jung dengan bingung.     

Warna rambut, pancaran sinar mata serta aura yang diberikan perempuan ini sangat bertolak belakang dengan Chleo yang dia temui.     

Chleo yang ini tampak seperti sosok jiwa terhilang, dimana jiwanya sudah hancur karena kepedihan serta trauma yang mendalam. Sementara Chleo yang dia temui bersama Axelard, sang raja biru adalah Chleo yang berjiwa bebas yang seumur hidupnya dipenuhi dengan kasih.     

Jadi, tidak mungkin perempuan ini adalah Chleo yang dikenalnya. Tapi, mengapa wajahnya begitu mirip dengan Chleo? Apakah mungkin Chleo memiliki saudara kembar?     

"Apa kau datang untuk menyelamatkanku?"     

Bahkan suara perempuan itu juga sama!!     

"Siapa kau? Apa yang kau lakukan disini?"     

"Aku… Aku tidak tahu." hati Chu Jung merasa tidak tega saat melihat air mata mengalir dengan deras membasahi pipi perempuan itu. "Aku tidak tahu apa yang terjadi. Sebelumnya aku ingat siapa aku, detik berikutnya… aku tidak ingat." sepasang mata coklat menatap Chu Jung dengan putus asa. "Apa kau tahu siapa aku?"     

"Aku…" Chu Jung tidak tahu harus menjawab bagaimana karena sebenarnya dia juga tidak mengenal perempuan itu. Tapi kalau dia menjawab dengan jujur, dia khawatir, hati perempuan itu akan semakin hancur. "Maaf. Aku tidak memiliki jawaban untuk saat ini. Kalau kau bersedia, aku akan membawamu keluar dan bertemu dengan orang yang mungkin bisa membantumu."     

Mata perempuan itu berlinang air mata lalu menangis sekeras-kerasnya membuat Chu Jung semakin panik.     

Ugh! Dia paling tidak pandai kalau menghadapi wanita yang menangis.     

"Tidak! Kau bohong! Kalian semua selalu bilang padaku, penderitaanku akan berakhir. Tapi aku sudah menunggu dan menunggu… tidak ada satupun yang mengeluarkanku dari sini."     

"Nona… siapa yang…"     

"PERGI!! Aku tidak membutuhkan pembohong!!!"     

Suara teriakan perempuan itu sungguh menusuk telinganya membuat Chu Jung menjauhkan tangannya dari guci secara refleks. Disaat bersamaan, Chu Jung kembali ke tempatnya dan dihadapi dengan dua pasang mata yang memandangnya dengan penuh penasaran.     

"Sepertinya ada seorang jiwa manusia didalam guci ini. Aku tidak mengerti kenapa Vectis mengurung jiwa manusia disini."     

"Apa kau tahu manusia itu?" entah kenapa Vectis merasa gelisah mendengar kenyataan ada jiwa manusia didalam guci tersebut.     

Dia memiliki kecurigaan bahwa dia tahu jiwa siapa yang dikurung didalam guci itu, tapi dia ingin mendengarnya langsung dari Chu Jung.     

"Aku tidak tahu. Dia bahkan tidak ingat namanya sendiri. Tapi anehnya, dia memiliki wajah yang sama persis dengan nona Chleo."     

Sudah kuduga! geram Vectis.     

"Kita harus membawanya keluar dari tempat ini!" gerakan Vectis terlalu cepat sehingga Chu Jung sama sekali tidak sadar bahwa Vectis telah berada dibelakangnya untuk mengambil guci tersebut.     

"Kau mengenalnya?"     

"Tidak salah lagi. Ini adalah jiwa nona Chleo."     

"Tunggu! Bagaimana mungkin ini adalah jiwa Chleo? Jika dia adalah jiwanya, lalu bagaimana dengan kak Chleo yang sekarang? Aku tidak mengerti."     

"Ceritanya panjang. Yang penting, kita harus keluar dari tempat ini sebelum para Vectis menyadari jiwa nona Chleo telah diambil."     

"Aku menemukan sesuatu." seru Alpha tiba-tiba dari sisi ruangan berlawanan dengan mereka.     

Rupanya Alpha tidak diam saja saat Chu Jung sibuk berkomunikasi dengan jiwa merah Chleo didalam guci itu.     

Mendengar nada keseriusan dari Alpha, Chu Jung serta Vectis segera menghampiri serigala tersebut dan sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.     

"Apakah mungkin ini…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.