Amarah Chu Jung
Amarah Chu Jung
Bahkan ketika dia pertama kali mengetahui bahwa dia bisa menciptakan api tanpa alat apapun dia tidak pernah merasa panik seperti ini. Dia mungkin takut, panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi itu semua hanya terjadi sementara karena detik berikutnya, dia merasa antusias dan sangat ingin sekali menggunakan kekuatannya sesuka hatinya.
Tapi kini…
Saat dia melihat dengan matanya sendiri Ashley jatuh dari dekapannya membuat otaknya langsung blank. Dia tidak bisa berpikir dan membiarkan tubuhnya yang bereaksi langsung terjun bebas menyusul gadis itu.
Dia menggigit bibirnya dengan keras bersamaan jantungnya yang berpacu dengan cepat. Matanya yang merah berubah menjadi lebih gelap tanda dia mengerahkan seluruh energinya untuk membuat tubuhnya terjun dengan lebih cepat untuk menyusul Ashley.
Dia berharap dia sempat mencapai gadis itu sebelum Ashley bertabrakan dengan dasar jurang.
Semakin dia terjun ke bawah, semakin gelap pula disekitarnya. Chu Jung mengaktifkan kekuatannya dan membiarkan seluruh tubuhnya diselimuti api yang berkobar dan seketika kegelapan disekitarnya menjadi terang.
Akhirnya dia melihat Ashley dan tinggal sedikit lagi dia akan menggapai gadis itu. Chu Jung mengulurkan tangannya ke arah Ashley agar Ashley juga mengulurkan tangannya dan Chu Jung bisa lebih cepat menggapai gadis itu.
Dan memang benar, jarak kedua tangan mereka hanya berjarak beberapa senti dan sedikit lagi, Chu Jung akan dapat menyelamatkan Ashley. Namun tiba-tiba saja tangan Ashley tertarik lagi kesebelah tubuhnya membuat Chu Jung heran.
Bahkan Ashley sendiri juga merasa terkejut dan melirik ke arah tangannya sendiri dengan tidak percaya.
Saat itulah Chu Jung melihat ada sesuatu yang melilit kedua tangan Ashley. Dia tidak melihat dengan jelas karena sesuatu itu masih mengaktifkan kemampuan mimikrinya.
Tapi saat ini penglihatan Chu Jung ditingkatkan hingga pada puncak potensialnya sehingga dia bisa melihat ada sesuatu yang tidak beres pada pergelangan tangan Ashley.
Dia menjadi ingat akan ucapan kalimat gadis itu saat mengatakan tangannya sakit. Apakah mungkin karena lilitan sesuatu itu? Chu Jung menyadari, tidak hanya dua tangannya, tapi sesuatu itu juga melilit erat pada kedua kakinya.
Chu Jung tidak tahu kenapa saat ini dia tidak bisa mengendalikan emosinya, tapi dia tahu saat ini dia sangat, sangat, dan sangat marah!
Tanpa berpikir panjang, Chu Jung menyemburkan apinya dari kedua tangannya ke arah Ashley membuat Ashley kehabisan kata-kata.
Pria ini tidak hanya menjatuhkannya, tapi juga berniat membakarnya hidup-hidup!?
Ashley menutup matanya karena terlalu takut menghadapi api yang tersembur ke arahnya.
Anehnya, dia tidak merasa kepanasan ataupun sakit. Sebaliknya dia merasa sesuatu yang hangat pada pergelangan tangan serta kakinya. Dia memberanikan diri untuk membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi pada tangannya.
Kedua matanya membelalak lebar sama sekali tidak menyangka akan apa yang dilihatnya. Api milik Chu Jung memang membakar kedua tangannya, tapi hanya berkisar di pergelangan tangannya saja. Api itu tidak menyebar hingga ke lengannya tapi menyebar kebawah??
Ashley mengikuti jalur penyebaran api tersebut dan baru sadar api itu menjalar ke bawah seperti sedang membakar sebuah tali yang besar. Saat itulah dia melihat bahwa ada sesuatu seperti akar melilit pergelangan tangannya.
Apakah sedari tadi dia jatuh bukan karena dilepas oleh Chu Jung, tapi karena ditarik oleh akar ini??
"ASH!!"
Jantungnya berdetak dengan kencang saat namanya dipanggil oleh teriakan pemuda di atasnya. Secara refleks, dia menaikkan tangannya kembali untuk menggapai tangan pemuda itu yang terulur kearahnya.
Kali ini Chu Jung berhasil menangkap tangannya dan dalam sekejap, Chu Jung menarik tubuh Ashley kearahnya dan langsung mendekapnya dengan protektif.
Kungkungan yang erat dari dekapan Chu Jung membuatnya kesulitan bernapas, namun disaat bersamaan dia merasa sangat lega dan nyaman didalam dekapan pemuda itu.
Kedua tangannya mencengkeram baju Chu Jung tanpa sadar dan seluruh tubuhnya bergetar hebat. Ini yang pertama kalinya dia merasa terjun langsung menuju ke gerbang maut! Gadis mana yang tidak takut mengalami kejadian seperti dirinya?
Vectis serta Bai Yu tiba menyusul Chu Jung tepat waktu begitu raja merah berhasil mendekap Ashley. Dengan penuh perhatian, Chu Jung mendudukkan Ashley ke punggung Bai Yu.
Api yang menyelimuti tubuhnya sudah lama padam, begitu tangannya bersentuhan dengan Ashley. Biar bagaimanapun dia tidak ingin gadis itu terluka akibat kobaran apinya, karena itulah dia menahan diri untuk tidak mengamuk saat itu juga.
Ekspresinya saat inipun sangatlah lembut dan tidak menimbulkan kesan bahwa dia sedang marah.
"Bawa dia kembali ke tempat raja kuning." untuk pertama kalinya semenjak Bai Yu bertemu dengan raja merah muda ini, Bai Yu mendengar nada perintah serta penuh aura kewibawaan yang merupakan ciri khas seorang raja merah.
Tanpa perlu disuruh kedua kalinya, Bai Yu langsung terbang ke atas. Begitu Ashley tidak melihatnya, raut muka Chu Jung kembali menjadi lebih seram. Sinar matanya lebih gelap seolah dia siap menghancurkan apapun yang ditemuinya.
Melihat sinar mata sang raja merah seperti ini membuat Vectis Yuna bergidik ngeri.
"Dorong aku ke bawah." perintah Chu Jung tanpa mengalihkan perhatiannya dari segerombolan akar yang menggeliat-liat untuk menghindari api miliknya.
"Kau yakin?"
"Tentu saja. Ini akan sangat menyenangkan."
Vectis menelan ludah dengan gugup saat melihat sinar mata yang berbahaya dari sepasang mata merah yang berbinar-binar.
Vectis menciptakan pusaran angin di telapak tangannya lalu memukulkannya ke punggung Chu Jung menyebabkan tubuh sang raja merah meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi bagaikan sebuah meriam yang ditembakkan dari pusat kendali.
Hanya dalam waktu hitungan detik, Chu Jung tiba di dasar jurang dimana ratusan bahkan ribuan akar menggeliat disana. Tanpa menunggu lagi karena pada dasarnya raja merah tidak pernah bisa bersabar terhadap lawannya, Chu Jung membakar semua akar tersebut dengan penuh amarah yang besar.
Kemudian…
BOOM!!
Ledakan terbesar yang dibuat Chu Jung terdengar begitu keras hingga sampai di telinga raja kuning.
Harmonie merasa terheran dengan suara ledakan serta asap hitam yang tebal muncul dari arah jurang.
Tidak lama kemudian Bai Yu muncul beserta Ashley yang duduk di punggungnya membuat Harmonie mendesah lega.
Untunglah raja merah muda itu berhasil menyelamatkan Ashley tepat waktu. Tapi kenapa raja merah tersebut dan Vectis tidak ikut keluar bersama Bai Yu?
Apa yang dilakukan Chu Jung dibawah sana?
Harmonie memutuskan untuk tidak memikirkannya. Saat ini dia ingin memastikan teman baik kakaknya baik-baik saja.
Ashley turun dari punggung Bai Yu, namun dia masih dalam ketakutan serta trauma apa yang baru saja terjadi, kakinya bergetar dan tidak mampu menopang tubuhnya.
Untungnya Harmonie telah siap dan membantu Ashley untuk menopang tubuhnya dengan mengalungkan sebelah tangan Ashley ke belakang lehernya.
"Kak Ashley baik-baik saja? Ada yang terluka?"
Ashley ingin menjawab pertanyaannya, namun dia tidak bisa menemukan suaranya karena telah menjadi kering akibat berteriak dalam jangka panjang. Pada akhirnya dia menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan raja kuning.
Harmonie mengerti saat ini Ashley ketakutan sehingga dia menuntun gadis itu agar bisa duduk dengan nyaman bersandar ke tubuh Alpha.
Raut muka Ashley masih tampak pucat dan kedua tangannya bergetaran diatas pangkuannya membuat Harmonie menjadi tidak tega.
Harmonie hendak duduk disebelahnya untuk menghibur serta menguatkan hati gadis itu, namun Alpha sudah mendahuluinya.
Serigala merah tersebut menjilat pipi gadis itu dengan ujung lidahnya. Lalu dia mengeluskan kepalanya sendiri ke wajah Ashley membuat Ashley tersenyum geli.
Mengetahui Ashley akan baik-baik saja bersama Alpha, Harmonie kembali berjalan menghampiri Bai Yu untuk menuntut penjelasan.
"Bai Yu, katakan padaku. Apa yang terjadi dibawah sana?"
Bai Yu menceritakan semua yang dilihatnya dan mengenai ada ribuan akar yang bersemayam di dasar jurang. Harmonie mengernyit saat mendengar bahwa bukan Chu Jung yang sengaja menjatuhkan Ashley, tapi ternyata ada empat akar yang sudah bersiap untuk menarik Ashley.
"Untuk apa akar tersebut menarik kak Ashley?"
"Vectis bilang mereka adalah tanaman pemakan Vectis. Diantara kelompok berkelana di tempat ini, mereka hanya akan memilih untuk menangkap seseorang yang paling lemah. Bahkan Vectis sekalipun tidak akan sanggup membebaskan diri begitu akar tersebut menangkapnya."
Sungguh tidak masuk akal! Pikir Harmonie.
Vectis adalah makhluk mistis yang sanggup mengendalikan lima elemen. Tapi mengapa mereka tidak berkutik menghadapi tanaman berakar pemakan Vectis ini?
Sayangnya Harmonie tidak tahu. Tanaman berakar ini selalu mengikat pergelangan tangan kedua kaki serta tangan Vectis untuk menutup titik pusat kekuatan mereka.
Itu sebabnya tidak akan ada Vectis yang bisa lolos begitu kedua tangan serta kakinya dililit erat oleh akar tersebut.
Lain halnya dengan raja warna. Sumber kekuatan mereka tidak menyatu pada tubuh mereka karena pada dasarnya kekuatan mereka adalah pemberian.
Sehingga walaupun saat ini kedua tangan serta kaki diikat oleh beberapa akar yang berhasil bertahan dari serangan api Chu Jung, sang raja merah masih bisa menggunakan apinya untuk membakar semua tanaman ini.
Sementara itu Vectis Yuna yang hanya menyaksikan luapan api kemarahan raja merah berbinar-binar dan tersenyum senang.
Jika raja merah berhasil memusnahkan tanaman akar yang menyudutkan para Vectis ini, maka mereka tidak perlu takut untuk berkelana melalui jalan ini.
Mereka memang bisa melakukan teleport, tapi bagi anak-anak Vectis masih belum bisa melakukannya dan jarak tempuh kemampuan teleport mereka tidak sejauh seperti kemampuan yang dimiliki raja biru.
Itu sebabnya, mereka lebih memilih jalan kaki dan hanya akan berteleport jika bahaya mendatangi mereka.
Setelah setengah jam penuh Chu Jung membiarkan seluruh emosi serta monster api didalam tubuhnya terbebas, akhirnya tidak ada lagi tanaman yang tersisa.
Seketika monster api kembali masuk kedalam tubuhnya dan warna merah matanya lebih cerah dan tidak segelap beberapa menit lalu. Chu Jung menepuk tangannya beberapa kali seolah membersihkan debu dari tangannya dengan sikap santai.
Vectis ternganga melihat sikap sang raja merah yang tampak habis bermain pasir di pantai, padahal yang sebenarnya dia baru saja memusnahkan tanaman yang paling ditakuti para Vectis di dunia ini.
"Aku sudah puas bermain. Kau keberatan untuk membawaku keluar dari sini?"
Rasanya Vectis ingin pingsan saat itu juga. Kobaran api yang menyala-nyala hingga sanggup menghanguskan tanaman mengerikan ini disebutnya bermain-main??
~~~~~♡♡♡~~~~~
Halo para pembacaku tercinta. Mungkin kalian bertanya-tanya Awas papa kok menghilang dari webnovel ya?
Sebenarnya ga hilang, tapi disembunyikan. Dari pihak webnovel ada pemeriksaan dari pihak ketiga dan disarankan untuk semua author menghilangkan kata2 yg berbau vulgar. Contohnya seperti judul, kover dan tag.
Nah, saya sudah pastikan judul serta kover n sinopsis tidak vulgar, tapi saya lupa hilangkan tag R-18. Padahal saya uda cek berkali2 toh mata saya kelewatan juga nih :sad_but_relieved_face::sad_but_relieved_face::sad_but_relieved_face:
Jadinya disembunyikan dulu sementara waktu. Entah kapan akan muncul lagi. Mungkin tgl 1 oktober atau besok sudah muncul (semoga :folded_hands::folded_hands::folded_hands:)
Happy reading!