Festival Kembang Api
Festival Kembang Api
Akhir-akhir ini dia semakin sulit bergerak karena terus dilacak oleh Hillary yang terus berusaha mendesaknya untuk menerima tawaran pamannya. Belum lagi Lemar mengirim mata-mata untuk mengawasi gerak-geriknya.
Untungnya Alex berhasil mengelabui keduanya dengan menyamar sebagai dirinya berangkat ke kediaman Tettero. Dengan begini, keduanya jauh dari Rheinland dekat perbatasan Bayern dan tidak bisa masuk ke daerah kastil Tettero yang mana penyamaran Alex akan ketahuan.
Meski begitu, Kinsey tidak bisa menurunkan waspadanya dan tetap berhati-hati.
"Kinsey, maaf aku terlambat." sebuah suara yang sangat dikenalnya menyapanya.
"Tidak apa-apa, aku juga baru..." kalimat Kinsey terhenti saat matanya melihat penampilan Katie yang sama sekali berbeda dengan apa yang selama ini dilihatnya.
Gadis itu memakai mini dress bermotif bunga-bunga merah dengan warna putih sebagai warna dasarnya. Bajunya memiliki lengan kecil yang menghiasi kedua bahunya yang halus. Rambutnya yang agak bergelombang dibiarkan terurai membingkai wajah cantiknya. Kedua kakinya yang jenjang dan indah terlihat dengan sempurna membuat Kinsey terpaku pada tempatnya berdiri.
Dia memang pernah melihat Katie memakai dress atau gaun mewah yang terlihat anggun dan elegan. Kinsey bahkan masih mengingatnya dengan betul penampilan Katie saat mereka berdansa di balkon di hari pernikahan adiknya.
Dan untuk kesekian kalinya, Kinsey sama sekali tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari wanita dihadapannya ini. Beda dengan penampilan mewah atau elegan yang diingatnya, Katie tampak terlihat gadis manis yang sederhana dengan aura bebas disekelilingnya.
Menurut Kinsey, penampilan Katie saat ini adalah yang tercantik, termanis dan yang sanggup membuat jantungnya berdebar-debar.
"Kinsey? Ada apa?" Katie bertanya dengan tatapan bingung dan penasaran.
"Kau terlihat cantik sekali." tidak ada yang menduga, wajah Katie merona merah hanya mendengar pujian singkat darinya. Kinsey juga sempat melihatnya dan hatinya merasa berbunga-bunga.
Hanya saja mood Kinsey langsung hancur saat ingat tujuan mereka datang kemari. Apakah mungkin Katie sengaja berdandan untuk memikat orang yang dijodohkan sahabatnya?
"Kinsey, Estelle bilang dia sudah ada di tempat stand aksesoris. Apakah sebaiknya kita kesana?"
"Dia temanmu. Terserah kau mau kemana."
Aneh sekali. Kenapa Katie merasa Kinsey marah padanya? Kenapa suara Kinsey terdengar dingin di telinganya?
Pada akhirnya keduanya berjalan melewati lautan manusia yang padat menuju ke stand aksesoris yang letaknya beberapa blok dari tempat mereka.
Walau jaraknya sangat dekat, tapi jalanan mereka terhambat karena sering berhenti untuk menerobos kerumunan yang sibuk melihat jalanan yang sebentar lagi akan dilewati parade pertunjukkan.
Tanpa terasa jarak keduanya semakin menjauh. Kinsey yang bertubuh besar mudah saja melewati kerumunan itu, lain dengan Katie yang bertubuh kecil.
Akhirnya Katie berdiam tak bergerak sambil mencari celah kosong untuk dimasukinya. Sayangnya, kerumunan ini terlalu padat dan sulit baginya untuk menemukan celah kecil untuk diterobosnya. Disaat dia hendak menyerah, Katie merasakan lengannya ditarik membuat tubuhnya berbalik dan menabrak seseorang.
Waktu disekitarnya terasa berhenti saat dia mencium aroma khas Kinsey masuk ke hidungnya. Tidak hanya itu, Kinsey sedang memakai kaos tipis sehingga dia bisa merasakan dada pria itu yang bidang serta otot yang kokoh membuat jantungnya kembali liar disusul dengan sesak yang kembali menyerangnya.
"Kau baik-baik saja?"
Katie mendongakkan kepalanya melihat pancaran kekhawatiran pada sepasang mata coklat Kinsey. Katie yakin dia pernah melihat pancaran mata itu sebelumnya. Dia yakin dia pernah bertemu dengan pria ini sebelumnya.
Tidak. Bukankah mereka bertemu enam tahun lalu di pernikahan Catherine? Lalu, kenapa dia sama sekali tidak ingat?
Dia sudah merasa heran kenapa dia tidak bisa mengingat Kinsey, tapi dia tidak terlalu memperdulikannya. Sekarang.. dia merasa sedih dan hatinya terasa sakit karena tidak bisa mengingat pria itu. Kenapa?
"Sebaiknya kita menjauh dari sini." ucap Kinsey memberi usulan.
Tanpa melepas rangkulannya, Kinsey menuntun Katie berjalan ke sudut jalan dimana kerumunan orang semakin mengecil.
"Sepertinya kita tidak bisa melewati kerumunan ini. Apa tidak sebaiknya kau batalkan saja?"
Niat Kinsey yang sebenarnya adalah membuat Katie tidak bisa bertemu dengan sahabatnya yang mana juga akan bertemu dengan seorang pria yang tidak dikenalnya. Dia hanya ingin berdua dengan Katie tanpa diganggu orang yang tidak penting.
Sementara Katie salah mengira maksud Kinsey sebenarnya. Dia mengira, Kinsey tidak suka keramaian dan mengajaknya pulang.
Katie menunduk sedih sambil mengiyakan usulan Kinsey. Katie merogoh ponselnya hanya untuk memberitahu Estelle bahwa hari ini dia tidak akan menemuinya ataupun saudara sepupu yang sangat ingin dikenalkan Estelle padanya.
"Aku sudah bersama dengan seorang sekarang. Aku tidak sendiri." jawab Katie dengan tegas karena Estelle terus-terusan mendesaknya. "Dia.. dia adalah.. benar, dia adalah kekasihku, jadi berhenti mengenalkanku pada saudaramu."
Sebelah alis Kinsey terangkat mendengarnya. Jadi Katie mulai berani memanfaatkannya? Baiklah, dia tidak akan segan lagi.
Katie sama sekali tidak tahu kalau Kinsey mendengar kalimat terakhirnya. Dia mengira dengan keramaian seperti ini maka suaranya akan tenggelam tanpa mengetahui Kinsey memiliki pendengaran yang cukup tajam. Apalagi disaat dia memfokuskan pendengarannya akan suara Katie.
"Aku sudah menjelaskannya pada Estelle. Jadi kita akan pulang?"
Kinsey tersenyum miring yang mana membuat Katie waspada. Kenapa sepertinya Kinsey sedang merencanakan sesuatu yang akan menjebaknya lagi?
"Kenapa harus pulang kalau sudah sampai disini? Sekarang waktunya bersenang-senang." jawab Kinsey menyeringai sambil menggenggam erat tangan Katie.
Katie terkesiap sama sekali tidak menyangka tangannya akan digandeng dan anehnya, dia tidak keberatan. Malahan dia tertawa saat Kinsey membawanya menerobos kerumunan menuju ke dekat jalanan.
Sekarang sangat mudah bagi Katie untuk berjalan karena Kinsey membukakan jalan untuknya. Kedua tangan mereka sama sekali tidak terlepas meski mereka sudah tiba di deretan paling depan untuk melihat parade dengan lebih jelas.
Setelah menunggu beberapa menit sambil berbincang-bincang, parade tiba di tempat mereka menunggu. Banyak orang keluar dengan berpakaian tradisional yang megah. Mereka menari sambil tersenyum lebar tanpa henti serta ada yang memainkan sebuah alat musik yang menyusul di belakangnya.
Ada juga yang melakukan tarian akrobatik dan menunjukkan kebolehannya dalam menyemburkan api melalui mulut. Paradenya sangat meriah dan semakin malam semakin ramai dipenuhi dengan para pengunjung.
Begitu parade berakhir, masing-masing pergi ke stand-stand yang sudah tersedia. Ada stand makanan, stand pakaian, stand aksesoris dan lain-lain.
Semua orang menunggu pertunjukan utama yang akan diadakan tepat pukul sepuluh malam.
Katie serta Kinsey memilih makan pasta di salah satu stand makanan untuk memuaskan rasa lapar mereka. Kemudian mereka berjalan-jalan mengelilingi stand lain yang jumlahnya secara total lebih dari seratus stand.
Katie baru menyadari, tangannya digandeng terus oleh Kinsey dan hanya terlepas saat mereka makan tadi. Katie sama sekali tidak menolak ataupun protes karena dia sendiri merasa nyaman digenggam oleh pria itu.
Dia merasa aman dan bahagia bersama dengan Kinsey. Dia bahkan bisa merasakan Kinsey juga menikmati kebersamaan mereka yang membuat Katie lebih senang lagi.
Seperti yang diduganya, melihat pria itu tertawa dan bahagia seperti ini membuat hatinya turut senang.
Sayangnya, semakin larut angin malam semakin tidak bersahabat. Setiap beberapa menit sekali angin akan berhembus kencang membuat rambutnya berantakan. Katie harus berkali-kali merapikan rambutnya dengan tangannya yang bebas.
Kinsey menyadari ketidaknyamanan Katie dan membawa gadis itu ke salah satu stand aksesori khusus perempuan.
Kinsey melihat deretan jepit serta karet rambut yang ditata rapi di atas meja panjang. Kemudian dia mengambil sebuah karet rambut dengan hiasan dua bola kecil bewarna oranye terang yang saling berdempetan
"Jangan bergerak dulu." perintah Kinsey dengan lembut sebelum mengumpulkan rambut Katie menjadi satu ke bagian sisi kanan Katie dan mengikatnya dengan karet pilihannya.
Kinsey memastikan dua bola hiasan itu terlihat jelas dan menghiasi rambut merah Katie dengan cantik. Kinsey membiarkan sisa rambut Katie yang terurai secara bergelombang dengan alami. Kemudian menatap hasil kerjanya dengan puas.
"Aku akan mengambilnya. Berapa harganya?"
Kinsey membayar sejumlah yang disebutkan penjual sementara Katie meraba hiasan rambutnya dengan malu-malu.
Saat tadi Katie melihat Kinsey mengambil karet hiasan tadi, Katie juga langsung suka akan karet kecil itu. Tapi dia sama sekali tidak menyangka Kinsey akan langsung memakaikan ke rambutnya, dan membelinya saat itu juga.
Sekali lagi Katie meleleh menerima perlakuan pria itu dan dia merasa seperti ada kupu-kupu menari disekelilingnya.
"Sebentar lagi kembang api akan dimulai. Aku tahu tempat yang bagus untuk melihat pertunjukan."
Katie tersenyum dan sekali lagi membiarkan tangannya digandeng Kinsey menuju ke tempat yang dimaksudkan.
Mereka melewati gang kecil yang mengarah ke bukit. Setelah menanjaki jalanan yang agak tinggi serta menaiki puluhan anak tangga selama beberapa menit, mereka tiba di sebuah dataran yang tinggi. Tidak ada siapa-siapa disana. Yang ada hanyalah lampu kecil yang menghiasi sekitar mereka sebagai penerangan malam hari. Serta beberapa pohon dan sebuah kursi panjang di belakang mereka.
Saat Katie berbalik melihat ke bawah, matanya berbinar dengan takjub. Dia melihat lautan manusia menggerombol di satu titik membentuk lingkaran raksasa. Lingkaran manusia tersebut dikelilingi dengan berbagai macam stand yang didirikan di masing-masing posnya. Berbagai macam lampu warna-warni menghiasi suasana malam dengan digantungkan dari gedung ke gedung seberangnya terlihat sangat indah di matanya.
Katie sering datang ke acara festival yang meriah seperti ini, tapi dia tidak pernah melihat pemandangan dari sudut seperti ini sebelumnya.
"Bagaimana kau bisa tahu tempat ini?" tanya Katie tidak bisa tidak merasa takjub akan kejutan yang diberikan Kinsey.
"Aku punya caraku sendiri. Kau menyukainya?"
"Lebih dari suka. Aku sangat menyukainya. Tapi... kau sudah memberiku banyak hal, aku sama sekali tidak memberikan apa-apa."
"Jawabanmu tadi sudah pemberian berharga buatku."
Katie memandangnya tidak mengerti maksudnya. Namun saat Kinsey menjelaskan lebih lanjut, hatinya kembali terasa sesak.
"Senyumanmu adalah hadiah yang paling berharga untukku."
Tepat saat itulah suara letusan kembang api terdengar. Malam yang gelap dengan minim penerangan disekitar mereka tampak terang dipenuhi berbagai warna melingkupi keduanya.
Kinsey serta Katie terlalu larut akan satu sama lain dan sama sekali tidak menyaksikan kembang api di atas mereka.
Dan tanpa diperintah, Katie mengeluarkan kalimat yang sama sekali tidak diduga Kinsey.
"Aku menyukaimu."